13 | saling menyakiti tanpa menyadari

1K 148 46
                                    

Jangan lupa vote dan komen^^
Kasi tau ya kalo ada typo.

****

Istirahat kedua adalah waktu di mana Agnes memiliki kesempatan untuk bermain-main dengan Kanzia. Perempuan yang menjunjung tinggi senioritas itu sudah berhasil menarik paksa Zia ke belakang sekolah.

Zia bersandar di tembok sekolah sambil bersedekap dada dengan kepala terangkat yang menandakan jika ia sama sekali tidak takut dengan perempuan sejenis Agnes.

"Ck-ck-ck! Makin naik daun aja, ya," sinis Agnes.

Agnes tidak pernah mengeluarkan kata kasar pada lawannya. Namun, ia akan berkata lembut, tetapi menusuk. Sebab menyakiti dengan lembut lebih terasa dibandingkan secara sengaja.

Zia memutar bola mata dengan malas. "Ya iyalah, emangnya elo!"

Meskipun Zia terlihat manja pada ketiga sahabatnya, bukan berarti ia takut berhadapan dengan orang-orang seperti Agnes. Justru ia semakin senang karena dapat melatih kesabaran tanpa menunggu masalah menghampiri.

"Tapi sayangnya, bukan lo yang bikin konten 3DZia trending," sindir Agnes kemudian tertawa karena berpikir jika Zia akan berkecil hati saat mendengarnya.

"Apa pun yang terjadi sama 3DZia, sama sekali bukan urusan lo!" jawab Zia dengan penuh penekanan sambil menatap tajam Agnes.

"Berani juga lo sama gue." Agnes bersedekap dada. "Sebelas tahun temenan sama Danu, lo enggak pernah suka sama dia, gitu? Gue enggak yakin ada persahabatan yang benar-benar murni. Apalagi yang temenan dari SD."

Sadar raut wajah Zia berubah, Agnes tersenyum puas. "Lo enggak cemburu sama anak baru itu? Kayaknya semenjak dia masuk di tim kalian, Danu udah enggak pernah deket sama lo."

Zia bergeming di tempatnya berdiri sambil memikirkan ucapan Agnes. Sorot mata yang tadi menatap Agnes kesal kini tertunduk tanpa diperintahkan. Seperti terjadi sesuatu di dalam hatinya sebab terasa sesak  tatkala mengingat setitik rasa suka yang pernah tercipta untuk untuk Danu.

"Gue heran kenapa lo setuju Ayumi masuk ke tim kalian. Padahal dia bakal jadi pengahancur 3DZia," ucap Agnes lagi.

Karena pusing mendengar kalimat-kalimat yang dilontarkan Agnes, Zia memilih mendongak dan menatap perempuan itu dengan tajam. "Maksud lo apa?"

Salah satu alis Zia terangkat dengan tangan yang bersedekap dan bersikap seolah-olah kalimat Agnes sebelumnya tidak berpengaruh apa pun.

"Lo semua enggak tau siapa anak baru itu sebenarnya."

Zia mengernyit. "Ayumi maksud lo?

Agnes menganggguk. "Lo enggak tau, 'kan, kalau sebenarnya dia itu ...."

"Udah kenal Danu dari dulu."

Ayumi memotong ucapan Agnes dengan cepat. Untung saja ia datang tepat waktu. Jika tidak, mungkin rahasia yang berusaha ditutupi akan terbongkar. Karena kedatangannya, dua orang di sana sontak menoleh. Ia langsung menatap Agnes dengan sinis, tetapi tidak berlangsung lama sebab ia beralih menatap Zia.

"Ayo, Zi! Enggak penting ladenin orang sinting kayak dia."

"Siapa juga yang mau ngeladenin dia?" kata Zia sebelum beranjak dari tempat tersebut.

Sebelum menyusul Zia, Ayumi kembali menatap Agnes sebentar.

"Kenapa? Lo takut gue bongkar tentang siapa lo sebenarnya?"

Kalimat Agnes berhasil membuat Ayumi berbalik. Ia melihat Agnes yang tersenyum penuh kemenangan dengan satu alis terangkat. Ia mengembuskan napas kesal. Mungkin ia akan membenci perempuan itu seumur hidup.

Zia (PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang