Bonus Chapter II

30 5 3
                                    

"Kamu seriusan nggak bisa datang?" tanya Agatha, masih mondar-mandir di depan ruang sidangnya.
"Nggak bisa, yang! Aku udah coba minta tolong Jeff tapi dia juga ada kelas.." jawab Dylan dari seberang telepon. "Semangat ya! Kamu pasti bisa!! Aku duluan ya, bentar lagi masuk. Nanti malam aku ke rumah.. " ucapnya kemudian mematikan teleponnya. Ada rasa kecewa dan kesal yang dirasakan oleh Agatha. Agatha juga tak bisa sepenuh menyalahkan Dylan. Ia memasukkan handphonenya ke dalam saku dan duduk di kursi depan ruangan. Rasanya ingin menangis namun akhirnya tidak jadi saat ia mendengar suara yang memanggil namanya.

Agatha menoleh dan menemukan Raisa serta Rehan berjalan menghampirinya. Ia tersenyum tipis, setidaknya 2 sahabatnya datang menemaninya. "Ataaaa~" Raisa setengah berlari dan memeluknya. "Dylan nggak bisa datang?" Agatha menggelengkan kepalanya, tersenyum sedih. Raisa kembali memeluk Agatha.
"Semangat ya, nanti biar gue omelin anaknya!"
"Ahahahaha.. Thanks ya, Sa!" Agatha melepas pelukan Raisa dan beralih pada Rehan. "Thanks ya, Re, jauh-jauh dari luar kota buat nemenin gue.." ucapnya. Rehan merangkul pundak Agatha dan mengacak pelan rambutnya.
"Apaan sih? Elo kayak ngomong ke siapa aja! Emang salah gue nyemangatin sahabat sendiri?" Mereka tertawa dan terhenti saat telepon Raisa berbunyi.
"Oh, Yoga udah di parkiran! Elo udah mau masuk?" tanya Raisa. Agatha mengangguk. "Elo pasti bisa! Kita nungguin elo di luar ya!"

.
.

Satu per satu bergantian memeluk Agatha yang kini tak dapat menahan tangisnya. Rasa lega ia rasakan karena akhirnya ia lepas dari beban yang ia rasakan selama satu semester ini. "Congrats ya, Ta! Udah gue bilang elo pasti bisa!" ucapnya Raisa, memeluknya terakhir dan yang paling erat.
"Thanks Sa, ini juga berkat elo sama yang lain.." Agatha masih berusaha menghentikan tangisnya. Agatha melepas pelukannya dan menyadari sesuatu.
"Sa?"
"Hm?"
"Kok Yoga akrab sama Rehan?" ucapnya sambil menatap Yoga yang kini sedang asyik mengobrol dengan Rehan.
"Err...... Gue juga baru tahu tadi kalau ternyata mereka satu SMA.."
"Hah?" Agatha menatap Raisa tak percaya. "Dunia itu sempit, Ta..." Raisa menghela napas.
"Bukannya dunianya yang sempit, mungkin emang elo aja jodohnya ketemu sama Yoga cepat atau lambat" goda Agatha. "Apaan sih?!" Raisa memukul pelan lengan Agatha yang kini sedang tertawa.

"Oh iya, by the way...." Raisa mengapit lengan Agatha. "....Ada yang nungguin elo daritadi pas elo di dalam.."
"Siap--" Agatha menoleh mengikuti pandangan Raisa dan menemukan sosok familiar berdiri tak jauh darinya sambil memegang bunga. Agatha langsung berjalan menghampiri orang tersebut.
"Congrats ya! Kan udah aku bil--" Ucapannya terputus saat ia menerima pukulan pelan pada pundaknya. Ia terdiam karena tak menyangka Agatha akan memukulnya. Agatha kembali memukulnya hingga beberapa kali sebelum akhirnya menangis di depannya.
"Katanya nggak bisa datang, tapi malah muncul disini! Rasanya pengen marah-marah sama kamu tapi aku nggak bisa......" Dylan sempat panik sebelum akhirnya memeluk Agatha dan berusaha menghentikan tangis Agatha. Ia menatap Raisa bingung hingga akhirnya tertawa kecil saat Raisa membisikan 'Moodswing, PMS..'.

"Maaf ya.. Aku beneran nggak bisa ninggalin kelas tadi. Aku buru-buru kesini pas Jeff bilang kelas dia dibatalin dan bisa gantiin kelas kedua aku.." ucapnya masih berusaha menenangkan Agatha. Agatha menggelengkan kepalanya dan melepas pelukannya.
"Maaf tiba-tiba mukul kamu.." ucapnya sambil tertawa pelan.
"It's okay, salah aku juga hehe..."

"Ehem!" Dylan dan Agatha menoleh ke sumber suara dan menemukan Raisa dan yang lainnya menatap kearah mereka. Muka Agatha perlahan berubah menjadi merah dan sedikit menjauhkan diri dari Dylan. Mereka tertawa melihat reaksi Agatha. Agatha menerima bunga dari Dylan dan kembali menghampiri yang lain.
"Hi, Lan!" sapa Rehan.
"Hai, Re! Long time no see! Khusus nih kesini buat Ata?" tanya Dylan.
"Dipaksa tepatnya-- Ouch!" Agatha mencubit lengan Rehan. "Eh tapi gue nggak nyangka lho kalau elo akhirnya beneran sama Ata.." ucap Rehan.
"Maksudnya?" Agatha menatap Rehan bingung.
"Jadi Ta......" Rehan merangkul pundak Dylan. "....Dia tuh sebenarnya dulu sering curhat ke gue, bilang suka sama elo--" Ucapannya terputus saat menerima ketukan dari Dylan di kepalanya.
"Nggak usah bongkar rahasia sih!"
"Yeeee! Rahasia apaan, rahasia publik?" Agatha hanya tertawa melihat Dylan dan Rehan. Sudah lama ia tak melihat keduanya bertengkar seperti ini.
"Lama ya, Ta, nggak lihat mereka kayak gini?" ucap Raisa, tiba-tiba, seperti membaca pikirannya.
"Mereka pindah hampir barengan sih, Sa, ujung-ujungnya kita berdua lagi yang berantem gantiin mereka.." ujarnya sambil tertawa.

"Sa..." Raisa menoleh dan menemukan Yoga menghampirinya. "Aku harus balik ke studio, barusan ditelepon Harry. Kamu mau pulang sekarang?" tanya Yoga.
"Eh? Sekarang banget?" Raisa kemudian menatap Agatha.
"Nah! It's okay! Elo balik duluan aja sama Yoga. Makasih lho, udah datang!" ucap Agatha, meyakinkan Raisa bahwa ia akan baik-baik saja.
"Kalau gitu gue balik ya, Ta. Congrats sekali lagi!" ucapnya. "Doain gue minggu depan!" tambahnya, berbisik. Agatha mengangguk.
"Makasih ya, Yog! Salam buat anak-anak!" Yoga mengangguk dan berjalan meninggalkan Agatha dan pamit pada Rehan dan Dylan.
"Gue juga duluan ya, Ta! Sorry nggak bisa lama-lama, harus langsung balik soalnya.." ucap Rehan. "Iya, nggak apa-apa, Re. Gue malah makasih banget elo bisa datang.." Rehan memeluknya.
"Sekali lagi, congrats ya!" Ia kemudian beralih pada Dylan.
"Jagain, Lan, jangan sia-siain perjuangan elo.."
"Pasti, Re!"

"Jadi......" Dylan merangkul Agatha sambil menatap Rehan yang kini perlahan mulai menjauh. "....Sekarang mau ngapain? Mau makan di luar atau kita take away aja dan makan di rumah? Mengingat gejala PMS kamu bakal kumat kapan aja.." Ucapan Dylan membuat Agatha tak dapat menahan tawanya.
"Take away aja ya?"
"Okay!" Dylan melepas rangkulannya, meraih tangan Agatha dan menggenggamnya.
"Oh iya! Nanti sekalian beli coklat ya, yang, hehe.." Kini Dylan yang tertawa mendengar ucapan Agatha dan mengacak pelan rambut Agatha.

Long-Lost Love (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang