Agatha memasukan rotinya ke dalam toaster sambil bersenandung. Ia kemudian mulai mengocok telur untuk membuat omelet. Padahal bisa saja Agatha memesan sarapan untuk pagi ini, namun ia merasa aneh jika tidak menyiapkan sarapan untuk Dylan. Baru saja ia akan menyalakan kompor, ia merasakan ada tangan yang menyusup dan memeluk pinggangnya.
"Oh my God!" Agatha hampir saja menjatuhkan wajan yang sedang ia pegang. Suara tawa familiar menyapa telinganya. "Kamu tuh seneng banget bikin aku kaget!" protes Agatha.
"Hehehe... Maafin, yang.." ucapnya dan mengecup leher Agatha. Baru saja Agatha akan bersuara, ia kembali terdiam saat merasakan ada yang aneh yang dirasakan punggungnya."Yang...."
"Hm?" Dylan masih mengecup leher Agatha dan kini beralih ke pundaknya.
"K-Kamu nggak mau cari baju dulu gitu?" tanya Agatha, ada rasa gugup yang tertangkap dari suaranya.
"Nggak!" Dylan mengeratkan pelukannya.
"Lagipula siapa suruh sweater aku dipakai, hm?"
"Err... itu--" Ucapan Agatha terputus saat Dylan membalikan badannya dan membuat Agatha kini menghadapnya. Agatha refleks menutup matanya dan menundukan kepalanya, berharap wajahnya kini tak bersemu merah.Terlihat seringai tipis di bibir Dylan saat melihat tingkah Agatha. "Masih malu nih? Padahal semalam juga udah lihat.."
"Hah--" Agatha mengangkat kepalanya dan langsung disambut oleh ciuman Dylan. Kedua tangan Agatha meraih pundak Dylan, berusaha menahannya. Dylan meraih pinggang Agatha dan mengangkat tubuhnya, menaikannya keatas kabinet dapur mereka tanpa melepas ciumannya.
Dylan menjauhkan dirinya saat merasakan tepukan pelan di pundaknya. Ia menatap Agatha yang kini bersemu merah dan masih berusaha mengatur napasnya. Ia menarik rambut Agatha dan menyisipkannya di belakang telinga."Lain kali, jangan sembarangan ambil sweater orang.."
"H-Habisnya yang keliatan cuma sweater kamu, aku males jalan ke lemari.." ucap Agatha, masih terengah dan kemudian mengalihkan pandangannya. Ia masih belum terbiasa melihat Dylan berkeliaran dengan keadaan shirtless seperti sekarang.
Merasa kesal Agatha tak melihatnya, Dylan menarik pinggang Agatha dan membuatnya merapat ke arahnya."Huwaa!" Mau tak mau kini Agatha menatap wajahnya.
"Kok palingin muka gitu?" tanya Dylan.
"M-Malu, yang... Aku kan masih belum kebiasa liat kamu kayak gini.." Agatha tak mampu lagi menyembunyikan wajah merahnya. Dylan seketika terdiam.
"Damn.." umpatnya pelan, menjauhi dirinya dari Agatha dan membalikan tubuhnya.
"K-Kenapa?" tanya Agatha, menatapnya bingung. Dylan menarik rambutnya ke belakang dan melirik kearah Agatha."Kamu nggak tahu rasanya harus tahan godaan lihat kamu kayak sekarang.." bisiknya. "Aku mungkin udah biasa liat kamu pakai hoodie aku dengan jeans, celana pendek atau rok......." Dylan berbalik menghadap Agatha dan menatapnya tajam, membuat Agatha entah kenapa merasa deg-degan dan kembali bersemu merah.
"....Tapi lihat kamu sekarang pakai sweater aku setelah kejadian semalam......" Dylan terdiam sesaat dan Agatha menunggu kelanjutan ucapan Dylan."That's it!" Dylan mendekat dan menarik tubuh Agatha, membopongnya menuju kamar.
"Eh? EH?!" Wajah Agatha kini berubah menjadi merah.
"B-Bentar! Itu rotinya gimana--"
"Udah daritadi selesai, dan kabelnya udah aku cabut.. Sarapannya nanti aja!"
"Heeeeee?!" Dylan membuka pintu kamar dan menutupnya dengan kakinya. "Dylaaaaaaannnnn!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Long-Lost Love (✔)
Любовные романы'Five years, huh..' . . "Eh, Ta, kemaren Dylan ke rumah, diminta Mbak Kayla jadi groomsmen.." "D-Dylan?" Adel mengangguk dan kembali memainkan handphonenya. . . "Thank you so--" ucapannya terhenti saat menyadari sosok yang kini berdiri di depannya. ...