Chapter 10

31 7 2
                                    

Agatha sedang bersantai di depan tv, berniat untuk bersiap sejam lagi. Namun, tiba-tiba ia merasakan handphonenya bergetar. Satu pesan dari Dylan.

D
I'll pick you up in 15 minutes.

Agatha menatap layar handphonenya tak percaya sebelum akhirnya mengumpat pelan dan melempar handphonenya. Ia berlari menuju kamarnya dan langsung membuka lemari, mengambil hoodie beserta short jeans. Ia berdiri di depan cermin, memeriksa pakaiannya dan kemudian menyadari bahwa hoodie yang ia pakai adalah hoodie milik Dylan yang sempat dia pinjam. Agatha melirik jam di mejanya. Bodo amat deh!, pikirnya. Ia segera berdandan tipis dan meraih tasnya, memasukkan dompet dan beberapa barang penting.

Tak lama, terdengar suara bel rumah. Ia segera berlari keluar kamar, mengambil handphonenya di sofa dan segera membukakan pintu. Agatha menemukan Dylan berdiri di depan pintu, dengan cengiran khasnya. Dylan menatap Agatha dan sadar akan rasa kesal yang terlihat di wajahnya. Ia kemudian mengulurkan sesuatu pada Agatha.
"Dark mocha, less sugar, extra shot." ucapnya, berharap rasa kesal Agatha sedikit berkurang. Agatha terdiam sesaat melihat minuman yang diulurkan padanya, hingga akhirnya ia mengambilnya.
"Fine!" Agatha menutup pintu rumahnya dan segera berjalan mengikuti Dylan menuju mobil. Dylan tertawa pelan dan mengelus kepala Agatha sebelum membukakan pintu mobil untuk Agatha.

.
.

"Huh? Wai- What?!" Agatha terkejut saat mereka berdua sampai di tujuan mereka. "Tapi D, kan aku udah bil--"
"It's okay..." potong Dylan. "Chrissya sama Kiana juga dateng kok! Jadi kamu nggak bakal sendirian nungguin aku." ucap Dylan meyakinkan. Ia kemudian keluar dari mobil dan membukakan pintu Agatha.
"Trust me." ucapnya. Ia meraih tangan Agatha dan menggenggamnya. Agatha sendiri tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia tahu, selama Dylan bersamanya, ia tak akan apa-apa. Tapi entah kenapa, ia tetap merasa ragu.

Agatha menatap pintu studio di depannya dan menggigit bibir bawahnya. Dylan melirik Agatha, melepas genggamannya dan meraih wajah Agatha agar menghadap kearahnya. "Stop doing that.." ucapnya.
"Huh?"
"Biting your lips, stop doing that!"
"Oh.." Agatha menurunkan pandangannya. Dylan kembali menggenggam tangan Agatha.
"It's gonna be okay.." Agatha mengangguk dan membalas genggaman Dylan sebelum akhirnya membiarkan Dylan membuka pintu studio.

Dylan membawanya masuk dan masih menggenggam tangannya. Entah kenapa, pandangannya kemudian tertuju pada sosok Cya yang sedang menyetel bassnya.

 Entah kenapa, pandangannya kemudian tertuju pada sosok Cya yang sedang menyetel bassnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lamunannya terputus saat mendengar seseorang memanggil namanya. "Agatha!" Agatha memalingkan pandangannya dan melihat Chrissya berjalan ke arahnya. Agatha tersenyum kepadanya.
"Jeez! I told you to call me Ata, just Ata." Chrissya menepuk jidatnya pelan.
"My bad!" Agatha tertawa pelan.
"Gue kira Dylan nggak jadi ngajak lo dateng kesini." Agatha mengangkat kedua bahunya.
"Tahu tuh! Tiba-tiba ngechat mau ngejemput ke rumah."
"I changed my mind hehe.." Chrissya menggelengkan kepalanya. "Anak-anak belum kesini, Sya?"
"Jeff udah, lagi ke toilet. Leo otw abis jemput Kiana. Sammy tadi ngangkat telepon dulu." jawab Chrissya. Ia kemudian menyadari sesuatu.

"Is that Dylan's hoodie?" Agatha melihat hoodie yang dipakainya dan mengangguk. "I knew it!" ucap Chrissya.
"Gue pernah liat foto yang Jeff liatin dan Dylan pake hoodie itu.. Pantes gue ngerasa familiar sama hoodienya pas elo dateng." Agatha hanya tertawa.
"Huh? That's mine?" tanya Dylan. Agatha mengangguk.
"I borrowed this last week." Dahi Dylan berkerut, berusaha mengingat, namun nihil.
"Sorry, banyak hoodie yang menghilang entah kemana.." ucapnya sambil melirik jahil ke arah Agatha. Chrissya kemudian tertawa. Agatha menatap Dylan tak percaya. Dylan mengacak rambutnya dan segera berbalik, menuju drumnya sebelum terkena protes Agatha.
"Dylan!!" Agatha sempat mendengarnya tertawa sebelum akhirnya ia ditarik Chrissya menuju sofa untuk duduk bersamanya.

Agatha memutarkan bola matanya dan melipat kedua tangannya. Chrissya masih berusaha meredakan tawanya melihat interaksi Dylan dengan Agatha. Jarang-jarang ia melihat sisi Dylan yang seperti ini. Mungkin hanya sekali atau dua kali ketika Dylan bersama Jeff.
"Lucky you.." ucap Chrissya.
"Huh?"
"Setahu gue sih, Dylan jarang minjemin hoodie ke anak-anak. So, lucky you.."
"I see.." Agatha diam-diam tersenyum tipis. Kebiasaannya meminjam hoodie Dylan sudah ada sejak mereka SMP. Selain karena ukurannya yang besar dan nyaman, ia dapat mencium wangi parfum Dylan yang merupakan salah satu wangi favoritnya.

Tak lama, member The Rose yang lain masuk bersamaan dengan anggota Onewe. Beberapa dari mereka mengenal Agatha dan terkejut melihat Agatha berada di dalam studio. "Hai, Ta!" sapa Kiana. Agatha membalasnya dengan senyuman.
Tiba-tiba, Dylan melepas kemeja luarnya dan berjalan menghampiri Agatha. Ia menyimpan kemejanya diatas kedua kaki Agatha. Mungkin lebih tepatnya berniat menutupi kedua kaki Agatha. Agatha kemudian menatapnya bingung.
"Kalo anak-anak doang sih nggak apa-apa, tapi ini ada orang lain. Kenapa juga sih harus pakai celana pendek?" gerutunya pelan namun cukup keras untuk di dengar Chrissya dan Kiana. Dylan kemudian kembali berjalan menuju drumnya. Agatha hanya dapat terdiam dengan sikap Dylan yang tiba-tiba seperti itu. Chrissya dan Kiana saling tatap dan kemudian tertawa pelan. Ia berbisik 'posesif' pada Agatha dan sukses membuat pipinya sedikit bersemu merah. Tanpa Agatha sadari, ada sepasang mata lain yang memperhatikannya dengan Dylan.

Long-Lost Love (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang