"Jadi?"
Aera dan Lucas menatap Mark dan Micha dengan tajam. Sementara yang ditatap hanya bisa meneguk saliva dengan gugup. Mark dan Micha saling bertukar lirikan yang hanya bisa dimengerti oleh mereka.
"Jadi apa?" tanya Mark dengan hati-hati.
Aera dan Lucas masih menatap mereka dengan tajam.
"Jadi, ada apa dengan kalian berdua?" Aera balik bertanya.
"Tidak ada apa-apa," jawab Micha, berusaha biasa saja.
Namun, Lucas dan Aera tak percaya. Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak, pasti ada sesuatu yang terjadi."
"Apa maksudmu?" Mark tak mengerti.
"Mungkin kamu harus menjelaskan padaku tentang sesuatu, Mark," kata Lucas. "Kamu tidak pernah memakai parfum ke kampus. Tapi, akhir-akhir ini kamu tercium seperti toko parfum saja. Biasanya kan kamu membiarkan saja bau keringatmu."
Mark hampir menghajar Lucas detik itu juga. "Haruskah kamu membeberkan hal itu?!"
Aera menyeringai saat menyaksikan reaksi Mark. Betul perkiraannya, pasti ada sesuatu.
"Kamar Micha juga selalu rapi akhir-akhir ini," timpal Aera. "Padahal sebelumnya aku kesulitan membedakan yang mana kamar Micha dan mana kandang ayam."
Micha memelototi Aera, sampai mereka mengira bola mata Micha bisa lepas saat itu juga. "Kurang ajar!"
Aera dan Lucas sontak tertawa. Sementara Micha dan Mark sibuk menutupi rasa malu.
"Kamu mau tahu apa yang terjadi padaku kemarin?" tanya Lucas. "Pada pukul lima pagi aku mendapatkan pesan dari Mark. Dan kalian tahu isi pesannya apa?"
Lucas kemudian membacakan pesan tersebut dari ponselnya, lengkap dengan suara yang sengaja dilebih-lebihkan.
"Selamat pagi, Sayang! Semoga harimu menyenangkan!"
Mark hampir terjatuh dari kursinya begitu mendengar hal tersebut. Ya Tuhan, Mark bersumpah bahwa dia salah kirim. Sudah dikatakan kalau Mark tak pernah bangun sebelum jam enam pagi. Dan ketika dia mencoba bangun sebelum itu, otaknya malah tidak dapat berfungsi dengan baik.
Sama halnya dengan Micha. Gadis itu terkejut sekali. Pesan tersebut sebenarnya untuk Micha. Namun karena kecerobohan Mark, pesannya malah sampai di Lucas.
Pantas saja kemarin, Micha tidak mendapat pesan selamat pagi dari Mark.
Mark bangkit berdiri, lalu berusaha merebut ponsel Lucas dari pemiliknya. Sementara Lucas langsung berlari, membuat Mark mengejarnya. Aera menonton mereka berdua sambil tertawa terpingkal-pingkal. Sementara Micha masih dalam keadaan syok.
Mark dan Lucas kemudian kembali. Mark memelototi Lucas dengan ganas, sementara Lucas masih saja tertawa.
"Jadi, apa maksud dari pesan itu, Mark?" tanya Aera. "Jangan-jangan, kamu suka dengan Lucas, ya?!"
"SEMBARANGAN!" teriak Mark.
Micha jadi ingin ikut tertawa kalau begini. Mark terlihat lucu sekali ketika kesal. Micha harus menundukkan kepalanya agar tak terlihat bahwa dia sedang menahan tawa.
Lucas kembali tertawa, hingga perutnya sakit. Ya ampun, dia benar-benar senang membuat Mark kesal sekaligus salah tingkah. Lucas kan yang paling dekat dengan Mark. Tentu saja dia bisa mengetahui ada sesuatu yang terjadi pada sahabatnya itu.
"Aduh, Ya Tuhan, lucu sekali," kata Lucas yang berusaha menghentikan tawanya. "Mark Lee ini benar-benar lucu."
Mark cemberut, membuat Micha gemas setengah mati.
"Sepertinya waktu itu Mark salah kirim," kata Aera. "Tetapi yang jadi pertanyaan adalah, ke mana seharusnya pesan tersebut dikirim?"
Mark dan Micha sama-sama terlihat kikuk.
"I-itu aku salah ketik," kilah Mark. "Kamu tahu sendiri kan, Lucas? Otakku tidak dapat berfungsi dengan baik sebelum jam enam pagi. Kebetulan, pagi itu aku terbangun saja."
"Tidak ada yang namanya salah ketik dan kebetulan, Mark!" Lucas gemas sekali ingin menghajar Mark kalau begini. "Jelas-jelas kamu mengetikkan kata sayang! Ngaku kamu, Mark!"
Micha melirik Mark, lalu memberikan kode agar Mark pergi dari situ. Mengerti dengan kode Micha, Mark bangkit berdiri.
"Aku lupa! Setelah ini ada rapat klub seni. Aku harus pergi. Sampai nanti!"
Lalu, Mark pun pergi secepat mungkin dari sana.
Kini, yang tersisa adalah Micha. Lucas dan Aera menatap Micha dengan tajam. Namun, gadis itu pura-pura tersenyum.
"Sepertinya aku juga harus pulang," kata Micha. "Aku pergi dulu, ya!"
Dan Micha pun pergi dari sana.
Aera menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mereka berdua bodoh sekali."
"Iya, memang bodoh," timpal Lucas.
"Kamu juga bodoh," sahut Aera.
"Tapi aku tampan, hehe."
"EW! MIMPI SAJA SANA!"
•••
Micha segera menyusul Mark. Dia kemudian menemukan Mark di depan taman perpustakaan fakultas mereka. Langkah kaki dari sepatu merah Micha mengalihkan atensi Mark. Pemuda itu tersenyum melihat pacarnya.
"Ayo duduk di sini!" Mark menepuk tempat di sampingnya. Gadis itu segera duduk di samping Mark.
"Aku bersumpah, Aera dan Lucas benar-benar mengerikan," celetuk Mark, terdengar seperti anak kecil yang mengeluh karena kesal.
Mau tak mau, Micha tersenyum melihatnya. "Kamu kesal sekali, ya?"
Mark mengangguk. "Tapi aku juga kesal dengan diriku sendiri. Kenapa aku bisa sampai salah kirim begitu?"
"Jadi, pesan itu untukku?" tanya Micha.
"Tentu saja," jawab Mark. "Itu juga ... uuuuh ... "
Micha mengernyit heran. "Ada apa, Mark?"
Telinga Mark memerah. Dan pemuda iti bertingkah kikuk lagi.
"I-itu pertama kalinya aku memanggilmu sayang."
Selamat, Mark Lee. Kamu berhasil membuat Micha tersipu malu. Ya ampun, sekarang mereka berdua malah sama-sama malu.
"B-benarkah?"
Mark mengangguk dengan kikuk. "I-iya."
"Tapi malah salah kirim," kata Micha.
"Miris sekali," timpal Mark. Kemudian, dia berdeham mengusir rasa canggung. "Setelah ini, kamu ada acara apa?"
"Tidak ada, kecuali bekerja sore nanti," jawab Micha. "Ada apa?"
Kemudian, Mark berdiri. Dia mengulurkan tangannya kepada Micha. Ditatapnya gadis itu dengan lembut. Dan Mark pun mengucapkan hal yang mengawali hubungan mereka berdua.
"Mau ... berjalan bersamaku?"
Senyum Micha mengembang.
"Tentu."
Digenggamnya tangan gadis itu. Sementara Micha membalas genggaman tangan Mark. Jemari saling bertautan, dengan langkah seirama. Mark dan Micha.
Tak jauh di sana, tepatnya di balik semak-semak, terdapat dua orang yang mengamati mereka sedari tadi.
"Tuh kan, sudah kubilang mereka pacaran!" kata Aera dengan semangat.
"Dasar Mark! Bisa-bisanya dia menyembunyikan ini dari kita," sahut Lucas.
Tiba-tiba, Aera mendapat sebuah ide. Gadis itu menjentikkan jarinya. "Aku bisa membuat mereka mengaku."
Lucas terlihat tertarik. "Apa itu?"
Dan Aera pun tersenyum penuh arti.
•••
maapin mark lee ya teman-teman
![](https://img.wattpad.com/cover/195455533-288-k433358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love We Had ▪ Mark Lee✔
FanficTeruntuk kamu, Seseorang yang pernah melengkapi hidupku. Seseorang yang menerbangkanku setinggi angkasa, kemudian menjatuhkanku hingga remuk redam. Seseorang yang kukira sungguh, namun ternyata hanya singgah. Jika kutahu kita akan berakhir, seharusn...