Siang hari itu, Micha duduk di tribun, menonton Mark sedang bermain basket bersama teman-temannya. Di samping Micha, Aera ikut menonton dengan antusias. Padahal, itu hanya permainan basket untuk bersenang-senang saja.
Sebenarnya, Aera yang mengajak Micha untuk menonton. Karena sekalian ingin melihat Mark, maka Micha ikut saja.
Tiba-tiba, seseorang duduk di samping Micha. Gadis itu menoleh dan mendapati Park Jihoon sedang menampilkan senyum imutnya. Mau tak mau, Micha jadi ikut tersenyum.
"Halo, Micha, Aera."
"Hai, Jihoon," balas Micha.
"Ekhm ... Jihoon, jangan dekat-dekat dengan Micha," kata Aera.
"Kenapa?" tanya Jihoon. Micha pun ikut bingung.
"Soalnya, Micha sudah jadi milik Mark Lee!" pekik Aera. Untung saja, yang punya nama masih asyik bermain basket sehingga tidak mendengar.
Micha panik. Dia langsung memukul lengan Aera dengan heboh, sementara Aera memekik kesakitan.
"Jangan bicara sembarangan!" ancam Micha sambil memelototi Aera.
Aera berdecih. "Mengaku saja, dong!"
"Kubilang tidak!" Micha mengelak.
"Berarti kalau tidak," kata Jihoon tiba-tiba, "aku boleh kan mendekatimu?"
Micha terdiam, panik dalam batinnya. Sementara Aera menatap Micha dan Jihoon bergantian. Lucas yang berada di dekat situ langsung berkedip-kedip ke arah Aera. Mengerti kode dari Lucas, Aera segera bertindak.
"Nah, iya!" pekik Aera dengan nyaring. "Jihoon, kamu boleh kok mendekati Micha. Kan Micha masih sendiri, iya kan?"
Micha mati kutu. Dia terdiam, tak bisa menjawab. Jihoon dan Aera menatap Micha dengan penuh harap. Micha berkedip-kedip, bingung harus mengatakan apa.
Tanpa Micha duga, ternyata Jihoon memajukan tubuhnya. Micha refleks bergerak mundur, namun terhalang oleh Aera yang berada di sampingnya. Micha tak dapat berkutik.
"Bagaimana, Micha?" tanya Jihoon sekali lagi. "Kalau aku mendekatimu, boleh kan? Lagipula tak ada yang akan marah karena kamu juga masih sendiri."
Sebelum Micha bisa menjawab, ternyata seseorang berseru terlebih dulu.
"HEY, PARK JIHOON! MENJAUH DARI PACARKU!"
Seluruh orang yang ada di situ langsung menoleh ke arah Mark yang sedang memelototi Jihoon. Lucas tertawa tanpa suara di belakang Mark. Sementara Aera mati-matian menahan tawanya. Ya ampun, melihat Mark cemburu pada orang lain ternyata seru juga.
Mark berjalan menghampiri Jihoon dan Micha. Gadis itu hanya bisa terdiam, masih mencerna semua yang terjadi. Ketika melihat Lucas yang sudah tertawa berguling-guling, serta Hendery dan Xiaojun yang menyeringai, barulah Micha mengerti.
Mark mencengkram kerah kemeja Jihoon. Karena panik, Micha segera mendorong tubuh Mark untuk menjauh. Dia takut Mark akan menghajar Jihoon.
"AKHIRNYA MARK MENGAKU, TEMAN-TEMAN!" teriak Aera dengan heboh.
Mark terdiam seperti orang bodoh. Micha menghela napasnya dengan miris. Sementara yang lain langsung bersorak, termasuk Jihoon. Rencana Aera dan Lucas untuk membuat Mark mengaku pun berhasil. Mereka berhasil memancing rasa cemburu Mark yang membuatnya tak sengaja membeberkan bahwa Micha adalah pacarnya.
Lucas merangkul bahu Mark. "Teman kita ini benar-benar sudah tidak jomblo lagi!"
Setelah beberapa detik, barulah otak Mark bisa berjalan dengan normal. "Sialan kalian semua!"
Aera tertawa keras. Sementara Micha memukul-mukul lengan Aera dengan gemas. Tak dia sangka dia akan dijebak oleh sahabatnya sendiri agar mengaku. Aera ini benar-benar luar biasa. Ingin sekali rasanya Micha menggantung tubuh Aera di tiang bendera.
"Kalian ini kenapa terobsesi sekali sih dengan hubunganku?!" tanya Mark dengan kesal.
"Habisnya, kamu tidak ingin membagi kebahagiaan dengan kami," jawab Hendery. "Padahal, kami juga ingin turut berbahagia denganmu."
"Kalau menunggu Mark mengaku, bisa-bisa kita semua sudah lulus kuliah," timpal Xiaojun.
"Aku hampir saja babak belur karena Mark," kata Jihoon. "Kalian harus mentraktirku, ya. Tidak mau tahu!"
"Tenang saja, Jihoon," sahut Aera. "Besok, ya!"
Jihoon langsung tersenyum senang. Mark memelototi Jihoon, masih kesal karena Jihoon dengan berani mendekati pacarnya.
"Kamu tidak benar-benar suka dengan Micha, kan?" tanya Mark untuk memastikan.
"Tidak, Mark," jawab Jihoon jujur.
"Dasar pacar posesif!" sahut Xiaojun. Mark beralih memelototi Xiaojun.
Micha tersenyum kecil. Dia senang karena Mark cemburu ketika ada orang lain yang mendekatinya. Hal itu membuktikan bahwa Mark memang menyukainya, kan?
Mark menghela napas. "Maaf karena aku menyembunyikannya dari kalian. Karena aku tahu, mulut kalian ini benar-benar sampah. Tidak bermutu. Pasti kami akan jadi bahan olokan kalian."
"Oh, benar sekali, temanku!" seru Lucas dengan ceria. "Bersiap-siap mulai hari ini kalian akan kami jadikan bahan olokan, oke?"
"Sialan!" Namun, Mark malah tersenyum geli. Dia kemudian menatap Micha.
"Nah, karena urusan kita sudah selesai di sini, aku ingin mengajak pacarku kencan dulu, ya? Dadah kalian para manusia single!"
Mark pun menarik Micha dan membawanya berlari sambil tertawa. Sementara Aera dan yang lain dengan rusuh meneriaki Mark.
"MARK LEE SIALAN!"
Mark dan Micha tidak peduli dengan yang lain. Mereka tetap berlari sampai keluar dari gedung fakultas. Setelah dirasa jauh dari yang lain, mereka memutuskan untuk berjalan saja.
"Mark," panggil Micha.
Mark menoleh. "Ya, Micha?"
"Tadi kamu benar-benar cemburu, ya?" tanya Micha dengan pelan.
"Tentu saja!" jawab Mark. "Aku hampir saja menghajar Jihoon karena mendekatkan wajahnya padamu."
Micha tersenyum geli. "Kamu lucu."
"Yang namanya Mark Lee memang lucu!" balas Mark dengan senyum tengilnya.
"Menyebalkan!"
"Tapi kamu suka, kan?"
"Iya."
Mark tersenyum lembut mendengar jawaban Micha.
Melihat Mark yang berkeringat, Micha segera mengambil handuk kecil yang sengaja dia bawa tadi dari tasnya, kemudian menyerahkannya pada Mark.
"Kamu berkeringat," kata Micha. "Lap dulu dengan ini."
Tanpa diduga, Mark malah memonyongkan bibirnya. "Harusnya kamu yang mengelapkan wajahku."
Micha langsung melemparkan handuk itu ke wajah Mark dengan tidak lembut sama sekali. "Lap saja sendiri! Dasar manja!"
Micha pun melenggang pergi, meninggalkan Mark yang memanggil namanya. Diam-diam, Micha tersenyum. Sementara Mark mengejar gadis itu.
"Micha, tunggu pacarmu!"
Dan Micha pun mulai berlari sambil tertawa. Melihat hal itu, Mark segera mempercepat larinya. Mereka saling tertawa, seolah tak peduli dengan dunia sekitar mereka.
•••
makin aneh gak sih :( comment dong huhu :(
![](https://img.wattpad.com/cover/195455533-288-k433358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love We Had ▪ Mark Lee✔
FanficTeruntuk kamu, Seseorang yang pernah melengkapi hidupku. Seseorang yang menerbangkanku setinggi angkasa, kemudian menjatuhkanku hingga remuk redam. Seseorang yang kukira sungguh, namun ternyata hanya singgah. Jika kutahu kita akan berakhir, seharusn...