Akal sehatnya berusaha meneriaki pemuda itu. Berusaha menyadarkan Mark agar segera bangun dari imajinasinya. Namun, kalian tahu bahwa Mark itu bodoh. Dia pura-pura tidak mendengar.
MARK, SUDAH GILA KAMU, YA?
Dewa batin Mark pasti frustrasi pada pemuda itu. Namun sekali lagi, Mark tidak peduli.
Mark pikir, dia jatuh cinta pada Micha.
Hei, Mark tidak salah, kan? Mark jatuh cinta pada gadis itu. Walaupun semua ini terkesan cepat. Akan tetapi, Mark tidak suka menunggu.
Micha terlalu cantik, terlalu indah untuk disia-siakan. Mark takut jika dia tidak bergerak cepat, maka Micha akan diambil orang lain. Mark bahkan bermimpi buruk hanya karena hal itu.
Iya, pemuda bernama Mark Lee itu memang sudah gila.
Saking gilanya, Mark nekat datang ke apartemen Micha di sore hari Minggu. Keduanya sama-sama libur bekerja karena akhir pekan. Mark memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengunjungi Micha.
Mark berdiri di depan pintu kamar Micha dengan hati yang gugup. Sebenarnya, kedua tangan Mark gemetaran. Namun, dia menyembunyikan tangannya di saku celana. Berulang kali dia mengatur pernapasannya agar normal.
Namun sia-sia saja, begitu Micha membuka pintu kamarnya, Mark kembali lupa bagaimana cara bernapas. Level kebodohan Mark rupanya sudah di atas rata-rata.
Sore itu, entah mengapa Micha terlihat tetap cantik meski tidak berdandan sama sekali. Micha membelalak terkejut melihat Mark berdiri di hadapannya.
"Mark, ada apa datang ke mari?" tanya Micha, berusaha menyembunyikan wajahnya karena malu tidak berdandan.
"Aku ... ingin melihatmu," jawab Mark dengan jujur.
"Harusnya kamu bilang lebih dulu!" protes Micha. "Aku malu karena belum berdandan."
Senyum lembut Mark mengembang. "Kamu tetap cantik, kok."
Semburat merah menghiasi kedua pipi Micha. Dan Mark mendapati dirinya semakin terpesona.
Micha berdeham, mengusir rasa gugupnya. "Untuk apa melihatku?"
Namun, Mark hanya tersenyum. "Kutunggu kamu di rooftop, ya."
Dan Mark pun melangkah pergi menuju rooftop. Micha terdiam beberapa saat, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Lalu, gadis itu segera masuk ke kamarnya lagi dan mengganti pakaiannya dengan lebih baik. Tak lupa, dia membersihkan wajahnya dan mengoleskan krim. Setelah itu, Micha segera menyusul Mark.
Begitu tiba di rooftop, Micha mendapati Mark sedang memandang taman di bawah. Menyadari kehadiran Micha, Mark nyata menoleh. Angin sore menerbangkan beberapa helai rambutnya. Membuat pemuda itu terlihat indah.
Indah sekali.
Dan ketika Mark menatap mata Micha, gadis itu bersumpah otaknya gagal berfungsi selama beberapa detik. Micha terhipnotis, melangkah tanpa sadar mendekati Mark.
Micha disambut oleh senyum manis Mark. Membuyarkan alam sekitarnya, hingga yang terlihat jelas hanyalah seorang Mark Lee. Berdiri di hadapannya. Dengan lancangnya terlihat sangat indah di mata Micha.
"Kamu mengganti pakaian?" tanya Mark heran. Padahal, penampilan Micha tadi sudah cantik.
Micha mengangguk. "Ini semua gara-gara kamu yang datang secara mendadak."
Mark terkekeh pelan. "Maafkan aku, ya?" pintanya dengan lembut.
Mana bisa Micha berkata tidak pada Mark. Maka dari itu, Micha hanya tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/195455533-288-k433358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love We Had ▪ Mark Lee✔
Fiksi PenggemarTeruntuk kamu, Seseorang yang pernah melengkapi hidupku. Seseorang yang menerbangkanku setinggi angkasa, kemudian menjatuhkanku hingga remuk redam. Seseorang yang kukira sungguh, namun ternyata hanya singgah. Jika kutahu kita akan berakhir, seharusn...