17. Tertangkap Basah

1.6K 241 21
                                    

  "Tepat seperti dugaanku," kata Micha pada Mark.

  Siang itu, Mark dan Micha memata-matai Lucas dan Aera. Dalam rangka membalas dendam, begitu kata Mark. Mereka ingin mengungkap apakah kedua teman mereka itu memiliki hubungan khusus. Akhir-akhir ini, Lucas yang ceria itu berubah dua kali lipat lebih ceria. Mark sebagai sahabatnya tentu curiga.

  Micha menunjuk ke arah Lucas dan Aera yang sedang bergandengan tangan berdua. Tepat seperti dugaan Micha, mereka pasti memiliki hubungan khusus.

  Ah, rasanya menyenangkan bisa memata-matai mereka.

  Mark dan Micha masih membuntuti mereka. Keduanya memakai kacamata hitam serta topi. Agak berlebihan memang. Itu semua ide Mark. Katanya, kapan lagi bisa berlagak seperti mata-mata di dalam film? Micha hanya bisa menerima ide tersebut dengan lapang dada.

  Mark mengisyaratkan Micha untuk mengikutinya, persis seperti adegan di film-film. Namun, Micha malah melenggang mendahului Mark dengan seenaknya. Lagian, Mark ini sepertinya terlalu mendalami peran.

  "Micha!" seru Mark, namun dengan bisikan. "Jangan cepat-cepat! Nanti ketahuan!"

  Micha menatap Mark dengan malas. "Mereka tidak akan menyadari keberadaan kita. Mereka terlalu larut dalam kemesraan. Dunia serasa milik mereka berdua, Mark. Kita hanya mengontrak di sini."

  Mark cemberut, lalu berjalan menyusul Micha. Gadis itu kembali memandang ke tempat dia melihat Lucas dan Aera tadi. Namun, ternyata dua orang itu malah tidak terlihat di mana-mana.

  "Ish, Mark! Mereka jadi menghilang, kan! Ini semua gara-gara kamu!" Micha kesal.

  Mark memasang wajah bodoh. "Lho, kenapa aku yang salah?"

  "Pokoknya salahmu!"

  Micha kemudian berjalan lebih dulu. Mark segera mengejar Micha. Keduanya berusaha menemukan Lucas dan Aera lagi.

  Ketika melihat kedua orang yang dia cari berada di sebuah rumah makan, Micha segera menarik lengan Mark dan bersembunyi di samping bangunan.

  "Mereka di sana," kata Micha.

  Mark melongokkan kepalanya untuk mengintip lewat kaca, lalu mendapati Lucas dan Aera sedang bermesraan. Mark rasanya ingin muntah melihat Lucas bersikap sok manis di hadapan Aera.

  "Aku punya ide," kata Mark. "Rumah makan ini kan memiliki kaca. Bagaimana kalau kita lewat di depan kaca sambil melambai-lambaikan tangan untuk menangkap basah mereka?"

  Micha mengangguk. "Tumben idemu bagus, Mark."

  Mark memutuskan untuk mengabaikan perkataan Micha. Dia kemudian menggenggam tangan Micha. "Kamu siap?"

  "Tentu saja."

  Mereka berdua pun keluar dari tempat persembunyian. Mereka sengaja lewat tepat di depan kaca rumah makan sambil melambai-lambaikan tangan. Aera yang tak sengaja melihat mereka pun langsung tersedak salivanya sendiri. Sementara Lucas yang sedang minum pun tanpa sadar membiarkan air minumnya keluar dari mulutnya dengan tidak elit sama sekali.

  Micha dan Mark masih melambai-lambai, sukses mengerjai mereka. Mark menjulurkan lidahnya kepada mereka. Sementara Micha menghembuskan napasnya ke kaca lewat mulutnya. Kemudian, dia menulis di sana.

  'Kena kalian!'

  Setelah itu, Mark langsung menarik Micha untuk berlari begitu melihat Lucas dan Aera siap menghajar mereka. Mereka kabur dari amukan Lucas dan Aera.

  "DASAR KALIAN!" teriak Aera.

  "AKAN KUHAJAR KALIAN BERDUA!" teriak Lucas.

  Mark tertawa heboh. Dia masih menarik Micha untuk menghindar dari Lucas dan Aera.

The Love We Had ▪ Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang