18. Merasa Dicintai

1.4K 245 31
                                    

  Memang keterlaluan makhluk bernama Mark Lee ini.

  Semakin hari, Mark semakin sering membuat jantung Micha kalang-kabut. Selalu ada saja perlakuan Mark yang membuat Micha tersipu malu, hingga dia ingin pindah planet saja.

  Dasar Mark Lee, suka sekali membuat hati anak gadis menjerit-jerit.

  Seperti saat ini, Mark menemani Micha belajar di perpustakaan. Micha belajar untuk presentasi kelompoknya nanti. Sedangkan Mark hanya mengganggunya saja.

  Mark merebahkan kepalanya dengan kedua tangan sebagai alas di atas meja. Dia memandangi Micha yang sedang serius belajar. Pemuda itu cemberut karena merasa diduakan oleh buku.

  Dengan niat jahil, Mark mencolek pipi Micha. Gadis itu melirik pacarnya yang memasang wajah memelas, menumpukan kepala di atas tangannya. Benar-benar menyedihkan seorang Mark Lee ini.

  Micha mengangkat sebelah alisnya. Mark semakin cemberut. Heran, mengapa Mark sangat manja pada gadisnya itu? Micha menghela napas, lalu memegang bahu Mark.

  "Ada apa?" tanya Micha dengan pelan.

  "Kamu selingkuh," jawab Mark.

  "Hah?"

  "Dengan buku."

  Karena kesal dengan jawaban Mark, Micha menutup wajah Mark menggunakan buku yang tadi dia baca. Mark segera menegakkan duduknya, lalu merengut pada Micha.

  "Aku marah padamu," kata Mark.

  "Marah saja," sahut Micha acuh tak acuh.

  "Micha, aku marah padamu!"

  Langsung saja, semua orang yang ada di perpustakaan menoleh ke arah mereka. Waduh, Mark seperti habis mengikuti acara The Voice saja. Mark segera meminta maaf dengan pelan. Sementara Micha yang murka itu memukul bahu Mark. Pemuda itu mendesis, lalu memelototi Micha. Namun, Micha malah balas memelototi Mark.

  Akhirnya, Mark mengalah. "Ayo kita keluar," katanya sambil cemberut.

  Ah, lucu sekali.

  Jantung Micha selalu saja berdetak lebih cepat setiap kali melihat Mark cemberut. Bagi Micha, pemuda itu sangat menggemaskan. Karena luluh, akhirnya Micha mengiyakan ajakan Mark. Mereka berdua pun keluar dari perpustakaan.

  "Nah, sekarang kamu mau ke mana?" tanya Micha.

  Mark menampilkan senyum tak bersalahnya. "Hehe, aku juga tidak tahu."

  Micha menghembuskan napasnya, lelah dengan kelakuan Mark. "Jadi kamu hanya ingin keluar dari perpustakaan?"

  "Tepat sekali!" jawab Mark dengan ceria. "Seratus untuk pacarku yang cantik!"

  Ah, sial. Micha tersipu lagi.

  Untuk menyembunyikan malunya, Micha mencubit lengan Mark dengan gemas. Setelah Mark menjerit kesakitan, barulah Micha berhenti mencubitnya. Mark meringis sambil mengelus-elus lengannya.

  Micha tersenyum melihat Mark. Pemuda itu memandangi Micha dengan aneh. "Hiiiy, tadi kamu kesal. Sekarang kenapa kamu tersenyum seperti itu?"

  Micha malah tertawa setelah mendengar perkataan Mark. Dia kemudian memeluk lengan Mark yang tadi dia cubit. Karena tinggi Micha hanya sampai seleher Mark, mereka terlihat sangat menggemaskan saat berdiri berdua.

  Mark menoleh ke samping untuk menatap Micha. Pemuda itu tersenyum kepada Micha. "Hmm, kalau kamu bertingkah menggemaskan seperti ini, pasti kamu menginginkan sesuatu, kan?" tebak Mark.

The Love We Had ▪ Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang