Part 15

1.2K 83 0
                                    


Berminat? Silakan vote guys;)

..
.

Minji masih terdiam. Ia berusaha mencerna perkataan yang Taehyung katakan padanya.

"Maaf Taehyung ... Aku tidak bisa," ucap Minji.

Seketika raut wajah Taehyung berubah dingin dan datar. "Kenapa? Apa kau sudah mempunyai kekasih?"

Minji bungkam. Ia memilih untuk pergi dari bangku itu. Tapi, Taehyung mencekal tangan Minji erat.

"Taehyung, lepaskan!" Minji meronta mencoba melepaskan cekalan Taehyung.

"Tidak. Sebelum kau menjawab pertanyaanku!"

Minji mendengus. "Ya ... Aku sudah memiliki kekasih!" jawabnya lantang.

Mata Taehyung berubah. Terlihat kesedihan terpancar di sana. Cekalan tangannya pada Minji melonggar. Hatinya hancur seketika mendengar itu. Tidak. Taehyung tidak akan menyerah begitu saja.

"Tae-Taehyung?"

Minji tersentak di kala merasakan benda kenyal yang melumat bibirnya. Ia meronta memukul dada Taehyung. Tapi itu percuma, karena Taehyung tak akan melepaskannya.

Taehyung mendorong tengkuk Minji. Memperdalam lagi ciumannya. Tak perduli dengan perlawanan Minji yang semakin membabi buta. Membiarkan dirinya untuk egois dalam hal cinta kali ini.

Minji mencoba mendorong kuat dada Taehyung dan berhasil. Ia berhasil lepas dari Taehyung.

Plak!

Minji menampar keras pipi Taehyung. "Apa kau gila, Taehyung?" ucap Minji bersungut-sungut.

"Ya! aku gila. Itu karna dirimu, Minji!"

"Hentikan, Taehyung. Mulai sekarang jauhi aku!"

Minji berlari meninggalkan Taehyung yang menatap nanar kepergiannya. Langkahnya terhenti karena Tzuyu menghadangnya.

"Gadis sialan! Gara-gara dirimu Taehyung menamparku!"

"Itu bukan salahku—"

Plak!

Minji meringis memegang pipinya yang memanas dan perih.

Tzuyu menarik rambut Minji kuat. "Kau terlalu banyak alasan gadis miskin."

Dug

"Akhh!"

Kepala Minji terasa pusing, ia mulai kehilangan keseimbangan tubuhnya. Tidak, tubuhnya sudah oleng.

Greb.

Sebuah cekalan pada tubuh Minji menahannya agar tak terjatuh. Dan menarik Minji dalam pelukannya.

"Minji!"

Tzuyu terhenyak melihat siapa yang datang menolong Minji. Dia mengenali pria itu. Seorang CEO  terkenal di Seoul, Min Yoongi.

Yoongi menatap tajam Tzuyu. "Beraninya kau menyakiti Minji!"

Tzuyu meneguk susah payah salivanya. Ia memandang Yoongi takut. Tatapan mata Yoongi yang siap untuk membunuhnya detik ini juga.

"Awas saja jika terjadi sesuatu pada Minji, aku tak segan-segan untuk membunuhmu!" Yoongi menggendong Minji dan segera membawanya ke rumah sakit.

Yoongi tergesa-gesa membawa Minji masuk ke dalam ruangan Seokjin. Seokjin yang sedang memeriksa berkas pasiennya terlonjak kaget dari tempat duduknya melihat Minji pingsan dalam gendongan Yoongi.

"Ada apa dengan Minji?"

Seokjin menghampiri Yoongi yang membaringkan Minji di tempat pemeriksaan.

"Aku tidak tau. Cepatlah periksa Minji, Hyung."

Seokjin segera memeriksa Minji dan mengobati luka pada pelipis Minji.

"Bagaimana, Hyung?"

"Benturannya lumayan keras Yoon. Aku rasa itu yang menyebabkan Minji pingsan. Apa yang sebenarnya terjadi pada Minji, Yoon?"

***

Yoongi setia menunggu Minji. Tangannya menggenggam tangan Minji erat. Ditatapnya mata Minji yang masih terpejam. Ia mendesah keras. Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri yang tak bisa menjaga Minji dengan baik. Ia meraih ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Manajer Lee, cepat cabut semua investasi yang sudah kuberikan pada perusahaan milik Tuan Choi sekarang juga."

Pip.

Yoongi kembali menyimpan ponselnya dalam sakunya.

Perlu diketahui, Yoongi adalah investor terbesar dalam perusahaan Tuan Choi, Appa Tzuyu.

Yoongi kembali menggenggam tangan Minji. Dikecupnya lembut punggung tangannya.

Jari lentik Minji mulai bergerak dalam genggaman Yoongi. Yoongi mendongak menatap cemas Minji.

Minji mengerjap pelan. Kepalanya masih terasa berdenyut-denyut.

"Minji?"

"Yoongi Oppa? Kenapa aku bisa berada di sini? Akh!" Minji meringis memegang pelipisnya.

"Gwenchana?"

Minji memejamkan matanya sambil menggeleng pelan. "Oppa, aku ingin pulang,"

Yoongi mengelus surai Minji lembut. "Iya, kita pulang sekarang."

Minji merentangkan tangannya ke arah Yoongi. Yoongi tersenyum kecil lalu berjongkok di hadapan Minji membiarkannya naik ke atas punggungnya.

Yoongi berdiri membenarkan Minji dalam gendongannya dan meraih tas Minji.

Minji menenggelamkan wajahnya dalam ceruk leher Yoongi. Dipeluknya erat bahu Yoongi, sungguh Minji tak ingin berpisah dengan Yoongi. Ia sangat mencintai Yoongi.

Pikirannya kalut. Ia sedikit merasa bersalah pada Taehyung tadi. Mungkin ia terlalu kasar pada Taehyung, tapi itu salah Taehyung juga.

"Minji?"

Minji berdehem. Menyembulkan wajahnya dari ceruk leher Yoongi.

"Kenapa kau tak beritahu Oppa kalau selama ini dibully?"

"Maaf Oppa, aku tak ingin membuatmu khawatir."

"Untung saja tadi Oppa ke sekolahmu." Yoongi melirik Minji melalui ekor matanya.

Minji melotot. "Oppa ke sekolahku?"

Yoongi mengangguk. "Tenang saja. Tak ada yang melihat kita, kecuali si gadis tengil itu."

"Gadis tengil? Maksud Oppa, Tzuyu?"

"Hem."

Yoongi mengambil kunci mobilnya dan membukakan pintunya lalu mendudukkan Minji di dalam. Yoongi segera masuk juga ke dalam mobilnya memasangkan seatbelt pada Minji.

"Oppa~" panggil Minji manja.

Yoongi mengernyit. "Ada apa?"

"Oppa ... aku ingin sesuatu." Rengek Minji sambil menarik-narik kemeja Yoongi.

"Apa?"

Minji menatap Yoongi penuh harap. "Oppa, aku ingin makan acar."

"Acar?"

"Iya, Oppa ...."

"Baiklah. Kita akan membelinya di supermarket nanti ya."

Minji menggeleng cepat. "Tidak, Oppa. Aku mau Oppa yang membuatkannya."

"Tapi, Oppa tidak tau cara membuatnya .."

"Pokoknya aku mau Oppa yang membuatkannya, titik." Minji cemberut bersedekap dada.

Yoongi mendesah. "Baiklah. Oppa akan membuatkannya nanti di rumah."

Minji tersenyum girang menatap Yoongi di sampingnya.


Tbc.

[NC23+] FATAL DEBT (YoonMin GS) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang