Part 26

1.2K 64 0
                                    


9 bulan kemudian ....

Minji menatap dirinya pada pantulan cermin. Ia memegang pipinya yang semakin membulat. Ini wajar, kandungannya sudah berusia sembilan bulan dan sebentar lagi Baby Min akan lahir ke dunia ini.

Minji mengedarkan pandangannya ke arah nakas dekat ranjangnya. Ia tersenyum kecil melihat segelas susu sudah tersedia di sana.

Memang semenjak pernikahannya dengan Yoongi beberapa bulan yang lalu, Yoongi semakin protektif dan selalu menyediakan segala hal yang Minji inginkan atau butuhkan.

Minji berdiri dari tempat duduknya, berjalan dengan hati-hati mendekati nakas untuk mengambil segelas susunya. Atensinya berpusat pada bingkai foto di dekat gelas susunya. Ia tersenyum lebar melihat potret pernikahannya.

“Apa berat badanku semakin bertambah?” gumam Minji. Ia membandingkan dirinya dengan potret dirinya dulu. “Aigoo ... Pipiku!”

“Minji?”

Yoongi datang menghampiri Minji. Ia mengernyit melihat Minji yang sedang fokus dengan foto pernikahan mereka.

“Ada apa, Minji?”

Minji menyodorkan foto pernikahan mereka ke hadapan Yoongi. Hal itu membuat Yoongi bingung, ia mengangkat salah satu alisnya.

“Apa ada yang salah dengan foto pernikahan kita?”

Minji menggeleng. “Tidak, Oppa. Hanya saja, lihat! Aku gendutan, Oppa~” ia menempelkan foto pernikahannya di pipinya, menyuruh Yoongi melihat perbedaannya.

Yoongi terkikik gemas, diacaknya surai Minji.

“Oppa, menertawakanku, eoh?!” Minji menggembungkan pipinya, membuat pipinya semakin terlihat membulat.

Yoongi menangkup kedua pipi Minji. Dikecupnya lembut bibir istrinya itu. “Itu tak akan pernah mengurangi rasa cintaku padamu. Lihat!” ia memutar tubuh Minji menghadap cermin. “Bukankah istriku ini bertambah cantik dengan pipi chubby-nya ini ...,” dicubitnya gemas pipi Minji.

Minji menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Pipinya bersemu. “Benarkah, Oppa?”

Yoongi melingkarkan tangannya pada bahu Minji. “Tentu saja.” Ia melihat segelas susu dalam pantulan cermin yang masih utuh, belum terkurang sedikit pun. “Minji, kau belum meminum susumu?”

Minji menggeleng cepat.

Yoongi segera mengambilkan segelas susu diatas nakas untuk Minji. “Ayo minum dulu.”

Minji mengangguk. Ia mengambil gelas susu dalam genggaman Yoongi lalu meneguknya hingga tersisa seperempat dari gelas tersebut.

Yoongi mengambil kembali gelas dalam genggaman Minji. “Mau sesuatu lagi?”

Minji tersenyum, ia menggeleng. “Tidak, Oppa.”

Tok!  Tok!

“Biar aku yang membukanya.”

Yoongi berjalan menghampiri pintu kamarnya dan memutar knop pintunya.

Cklek.

“Minji~”

Jira langsung berlari kecil melewati Yoongi dan menghampiri Minji, membuat Yoongi menggeleng maklum.

“Minji, aku merindukanmu, eoh!” Jira memeluk Minji pelan.

Minji terkekeh. “Aku juga merindukanmu, Jira. Kau datang bersama siapa?”

“Pasti dengan kekasihnya, Minji. Dengan siapa lagi memangnya?” sambung Yoongi yang masih berdiri di ambang pintu. Ia menengok ke arah luar mencari sosok kekasih Jira.

“Ah, Oppa benar. Aku lupa kalau Jira sudah memiliki kekasih pujaan hatinya.” Minji menepuk pundak Jira, menggodanya.

Yoongi mendelik ke arah seorang lelaki yang sudah berdiri di hadapannya. “Eoh, kenapa kau baru datang kemari? Dari mana saja?”

“Ck. Aku tadi menaruh buah dulu di dapur. Jira yang menyuruhku, Hyung.”

Yoongi tertawa. “Sejak kapan kau jadi penurut kepada seorang gadis, Tae?”

Minji ikut terkikik lucu. “Sepertinya hanya Jira saja yang bisa melakukannya padamu, Taehyung."

Benar. Taehyung dan Jira sudah resmi menjadi sepasang kekasih sejak dua bulan yang lalu.

Taehyung merotasi malas kedua bola matanya. “Jika aku tak menuruti perkataannya, bisa-bisa dia akan menggigitku terus.”

Jira melotot. “Yak! Kau kira aku ini apa? Lagian aku tak ingin menggigitmu.”

Taehyung tersenyum sinis. “Benarkah? Lalu siapa yang sudah membuat ini padaku tadi?” ia menunjukkan lehernya yang terdapat bercak warna merah keunguan di sana.

Jira memalingkan wajahnya. “Mungkin saja nyamuk,” alibinya.

Taehyung bersedekap dada. “Benar. Seekor nyamuk betina yang ganas dan liar.”

Jira melongo mendengar pernyataan Taehyung. Ditatapnya tajam Taehyung yang sedang tersenyum mengejek ke arahnya. Beraninya ia mengatai kekasihnya ini.

“Yak! KIM TAEHYUNG!!”

BUG

BUG

BUG

Jira memukul kepala Taehyung dengan tas selempangnya.

Taehyung menyilangkan tangannya, melindungi kepalanya. “Yak! Yak! Sakiit.”

“Kau pantas mendapatkannya!” pekik Jira sambil terus memukulkan tasnya pada Taehyung.

“Yak! Bagaimana kalau aku gegar otak nanti!” pekik Taehyung.

Jira berdecak. Ia menarik kembali tas yang hendak ia pukulkan lagi pada kepala Taehyung. Ia cemberut bersedekap dada memalingkan wajahnya.

Taehyung tersenyum. Dihampirinya Jira dan diraihnya pinggang ramping kekasihnya itu. “Jira-ya?”

Jira masih diam merengut kesal.

Taehyung menangkup pipi Jira, menatap manik hazel indah Jira. “Baiklah baiklah. Aku minta maaf, ya? Jangan ngambek terus.”

Chup!

Mata Jira membulat. Ia membisu. Mungkin wajahnya sudah mirip udang rebus sekarang. Bagaimana tidak? Oh ayolah... Taehyung mencium dirinya di hadapan Yoongi dan Minji.

“Apa sudah selesai perdebatannya?” tanya Yoongi yang sudah duduk di ranjang dengan Minji. Mereka terkekeh melihat Taehyung dan Jira.

Taehyung menggaruk tengkuknya. Ia lupa bahwa ada Yoongi dan Minji juga di sini.

Minji terkikik. “Oppa~ mereka sudah tidak berdebat lagi. Lihat tadi? Mereka sudah berani berciuman di depan kita.”

Jira menunduk, menyembunyikan wajahnya yang merona. “Minji~”

“Ha..ha... Oke oke. Kita tidak usah menggoda mereka lagi, Oppa.”

“Ya. Kau benar, Minji. Bisa bisa wajah mereka akan semakin bertambah memerah nanti.”

“Hyung~” rengek Taehyung.

Minji menahan tawanya. Sungguh tingkah Taehyung dan Jira sangatlah lucu.

Ah tidak! Ada apa dengan perut Minji? Kenapa tiba-tiba terasa sangat sakit? Minji memegang perutnya, ia meringis menahan sakit.

“Ahh, Oppa ....”

“Ada apa, Minji?” Yoongi langsung menatap Minji cemas. Tangannya terulur ikut memegang perut Minji.

“Oppa, perutku sakiit!”

Jira dan Taehyung berhambur menghampiri Minji. Mereka menatap cemas keadaan Minji.

“OPPA! Sepertinya aku mau melahirkan ....” pekik Minji tertahan dengan ringisan.

Yoongi membelalak. Ia menggigit bibir bawahnya. “Ayo kita ke rumah sakit!”




.
.

Tbc.

Mendekati ending :D

[NC23+] FATAL DEBT (YoonMin GS) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang