....Annyeong? :* jangan lupa di vote ya,:)
.
.Yoongi sudah menunggu Minji di depan halte bus sejak 30 menit yang lalu. Ia sengaja lebih awal menjemput Minji karna merasa khawatir dengan gadis itu. Apalagi sejak pagi wajah Minji sangat pucat. Ia melirik arlojinya, sebentar lagi Minji pasti keluar dari sekolahnya.
Yoongi melihat Minji yang sedang terburu-buru berjalan ke arah mobilnya. Yoongi segera membukakan pintu untuk Minji dan menyusul masuk ke dalam mobil.
"Oppa, sudah lama menunggu?"
Yoongi tersenyum. "Baru 30 menit yang lalu. Bagaimana keadaanmu? Apa masih sakit?"
"Kepalaku masih terasa pusing, Oppa," jawab Minji lemas.
Yoongi membelai lembut surai Minji. "Kita ke dokter ya?"
Minji mengangguk pasrah. Ia menyenderkan kepalanya di tempat duduknya dan memejamkan kedua matanya.
Yoongi melajukan mobilnya ke Rumah Sakit Seoul. Yoongi mengenggam tangan Minji dengan salah satu tangannya. Tangannya yang lainnya fokus menyetir mobil. Sesekali Yoongi melirik ke arah Minji yang terlelap.
Yoongi memarkirkan mobilnya di tempat parkir Rumah Sakit Seoul. Tangannya terulur menyisipkan anak rambut Minji.
"Minji ...."
Minji melenguh pelan. "Eungh," ia menatap Yoongi di sampingnya.
"Kita sudah sampai di rumah sakit. Ayo turun," ucap Yoongi lembut.
Yoongi menggenggam tangan Minji memasuki Rumah Sakit tersebut dan menuju ke ruangan salah satu dokter privatenya.
"Tuan Yoongi?" seorang dokter pria di ruangan itu menyapa hangat Yoongi.
"Jangan panggil aku Tuan, Hyeong!"
Dokter itu terkikik mendengar protesan Yoongi. Atensinya beralih kepada Minji.
"Dia siapa, Yoon?"
Yoongi mendudukkan Minji di tempat duduk sampingnya. "Dia Minji. Park Minji," jawabnya.
"Ah, ternyata ini yang namanya Minji."
"Seokjin Hyeong, tolong periksa Minji. Sejak tadi pagi perutnya mual dan kepalanya terasa pusing," pinta Yoongi.
Dokter Kim Seok Jin, dokter yang penuh dengan kharisma dan berparas tampan adalah dokter private Yoongi. Mereka berdua sudah lama saling mengenal. Dan Yoongi sudah menganggap Seokjin seperti kakaknya sendiri. Begitu pula sebaliknya, Seokjin juga sudah menganggap Yoongi sebagai adiknya.
"Ayo berbaring dulu." Seokjin menyuruh Minji berbaring dan mulai memeriksanya.
Yoongi berharap cemas menatap Minji. Apalagi melihat raut wajah dari Seokjin yang agak aneh menurutnya.
Seokjin kembali ke tempat duduknya dan disusul Minji yang juga sudah duduk disamping Yoongi. Yoongi mengelus rambut Minji.
"Bagaimana, Hyeong?"
Seokjin menghela napas. Ia menatap Yoongi dan Minji secara bergantian.
"A-apa sakitku parah, Dokter?" Minji menatap cemas Seokjin.
Seokjin menggeleng. Tiba-tiba senyuman mengembang pada bibirnya. "Selamat, Yoon,"
Yoongi mengernyit. "Selamat? Apa maksudmu, Hyeong?"
"Minji hamil, Yoon. Dan kau akan segera menjadi seorang ayah," jelas Seokjin.
Minji dan Yoongi membelalak. Mereka shock mendengar berita kejutan yang terlontar dari mulut Seokjin.
"Ha-hamil? Minji hamil?" Yoonggi membuka sedikit mulutnya lalu menatap Minji.
Minji mengerjapkan matanya. "Aku ha ... mil?"
Seokjin terkikik geli melihat tingkah dua sejoli yang ada di hadapannya.
"MINJI, KAU HAMIL!" Yoonggi berteriak girang. Ia segera memeluk Minji dan memberikan kecupan manis di kening gadisnya.
Minji yang masih shock hanya diam kemudian ia memegang perutnya yang rata. "Aku hamil," lirihnya diselingi senyuman.
"Jadi mulai sekarang, Minji tidak boleh terlalu lelah dan makanannya juga harus diperhatikan."
Yoongi dan Minji mengangguk. Senyuman tak pernah luput dari wajah mereka.
"Terima kasih, Hyeong."
Seokjin mengangguk. "Hem. Ingat Yoon, jaga baik-baik keponakanku!" tambahnya.
Yoongi menunjukkan kedua ibu jarinya kepada Seokjin. "Kalau begitu kami pulang dulu, Hyeong," pamitnya.
"Hati-hati di jalan."
.
.Yoongi dan Minji duduk di sofa. Minji menyenderkan kepalanya pada bahu Yoongi. Tangan Minji sibuk mengelus-elus perutnya.
Yoongi melirik Minji dan tersenyum. Mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengatakan apa yang Yoongi inginkan.
Yoongi mengambil napas dalam. "Ayo kita menikah, Minji."
Minji memelotot tak percaya. "Oppa serius?"
Yoongi menggenggam kedua tangan Minji dan menatapnya serius. "Aku serius, Minji. Menikahlah denganku."
Mata Minji berkaca-kaca, walaupun ini terlalu mendadak baginya. Tapi tak bisa ia pungkiri juga, ia sudah menunggu moment ini sejak lama.
Minji mengangguk mantap dan tersenyum. "Iya, Oppa." Ia menangis bahagia.
Yoongi senang dan memeluk erat Minji. "Saranghae, Minji."
"Nado saranghae, Oppa."
Yoongi mengecup dahi Minji dan beralih ke perut Minji. Ia mengelusnya lembut. "Appa menunggumu, Nak."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NC23+] FATAL DEBT (YoonMin GS) Completed
Fanfic"Orang tuamu sudah menjual dirimu kepadaku. Jadi, kau harus melayaniku, Park Minji!" -Yoongi Just read it ;)