Part 17

1.2K 85 0
                                    


....

....

Hari ini, Minji datang ke sekolah dengan sedikit rasa was-was. Ia menelisik setiap area sekolah yang ia lewati, melihat apakah ada sosok Taehyung di sana. Ia menghembuskan napas lega karna tak melihat Taehyung. Memang sejak kejadian kemarin, Minji memutuskan untuk menghindar dari Taehyung.

Minji mendudukkan dirinya di bangku dan melepaskan tasnya. Ia mengeluarkan cermin kecil dan melihat luka yang diperban pada pelipisnya. Disentuhnya pelan perban yang membalut lukanya itu.

Tadi pagi, terjadi perdebatan kecil antara Minji dan Yoongi. Itu terjadi karena Yoongi melarang Minji ke sekolah. Tapi pada akhirnya Yoongi yang mengalah, karena Minji terus saja merengek dan mengancam akan mogok makan jika ia tidak masuk sekolah.

"MINJI!"

Minji menengok ke asal suara, mendapati Jira yang sedang menatapnya heboh dan berlari ke arahnya dengan tergopoh-gopoh.

"Minji, kau tak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja, Jira."

"Tapi ada luka di pelipismu. Pasti Tzuyu yang melakukannya 'kan? Akan kuberi pelajaran dia."

Minji menarik lengan Jira dan membuatnya terduduk, "Tidak usah, Jira."

"Ck. Kau itu terlalu baik, Minji. Tapi, sudahlah. Aku sedikit senang sekarang melihat keadaan Tzuyu." Jira tersenyum.

Minji mengernyit, "Memangnya ada apa dengan Tzuyu?"

Jira melongo, menepuk pelan pundak Minji. "Kau tidak tau?"

Minji menggeleng menjawab pertanyaan Jira.

"Kudengar perusahaan ayahnya terancam bangkrut. Dan satu lagi, ini berita terhebohnya. Pertunangan Tzuyu dan Taehyung dibatalkan."

Minji membelalak kaget. "Benarkah? Bagaimana itu bisa terjadi?"

Jira mengendikkan bahunya. "Aku tidak tau pasti, tapi katanya investor terbesar dalam perusahaan ayahnya mencabut semua investasi yang sudah diberikan."

Minji tak habis pikir, bagaimana bisa? Padahal peruhasaan milik ayah Tzuyu terbilang cukup sukses. Pertunangan Tzuyu dan Taehyung? Apa karena mungkin perusahaan milik ayah Tzuyu terancam bangkrut jadi mereka membatalkannya? Minji menggeleng. Untuk apa ia harus memikirkannya?

Jira menyikut pelan lengan Minji, membuatnya menatap dengan bertanya-tanya pada Jira. Jira menggerakkan dagunya ke pintu masuk kelas mereka. Minji mengernyit, ia mengikuti arah yang Jira tunjukkan.

Minji melotot lalu berdecak kesal melihat Taehyung yang datang ke kelasnya. Ia mengalihkan pandangannya, menghiraukan Taehyung yang menghampirinya.

"Minji?"

Minji diam tak berbicara sepatah kata pun. Ia mengambil earphone dan memasangkannya pada telinganya.

Taehyung berdecak. Ia merampas earphone dari telinga Minji dan membuangnya ke asal arah.

Minji mendengus dan menatap Taehyung sengit. "Apa lagi sekarang?"

"Kenapa kau tidak mengangkat telponku kemarin?"

"Apa itu penting?" Sarkas Minji.

"Aku ingin bicara denganmu sekarang." Taehyung menekankan nada bicaranya.

Tanpa aba-aba, Taehyung menarik kasar lengan Minji membawanya ke ruang UKS dan menghempaskannya ke salah satu ranjang kecil.

Minji menatap Taehyung gusar. Tidak dia harus keluar dari sini. Ia segera melompat kecil dari ranjang dan berlari ke pintu untuk membukanya.

Minji memutar gagang pintu berulang kali, tapi sialnya ternyata pintu itu sudah terkunci.

"Kau mencari ini?" Taehyung menunjukkan kunci ruang UKS dalam genggamannya.

Minji menelan susah payah salivanya, "Taehyung berikan kunci itu padaku!"

Taehyung menyimpan kunci ke dalam saku celananya. "Tidak!"

Taehyung mendekati Minji mengikis jarak antaranya dengan Minji.

Minji melotot, "jangan mendekat Taehyung!" serunya.

Taehyung tak menggubris perkataan Minji. Ia semakin mendekatkan dirinya dengan Minji. Mempertemukan dahinya dengan dahi Minji. Ditatapnya sendu manik mata Minji.

"Tae-Taehyung?" Minji gelisah menatap mata Taehyung. Ia memalingkan wajahnya.

Taehyung menahan pipi mulus Minji agar tak menghindari tatapannya. "Kenapa kau harus bersama dia?"

Minji mengerjap. "Karna aku mencintainya," cicitnya.

Taehyung menggeleng. "Tidak, Minji! Kau tidak boleh bersamanya! Kau hanya milikku, Minji ... Milikku!" tekannya.

Minji mendorong bahu Taehyung keras dan menggeleng tak percaya. "Taehyung, aku bukan milikmu!" tegasnya.

Sorot mata Taehyung berubah. Ia menatap Minji tajam. "Kalau begitu, akan kujadikan kau milikku seutuhnya!"

Taehyung menyeret paksa tubuh mungil Minji. Dihempaskannya ke ranjang kecil dan mengungkunginya. Diraupnya bibir pink plum Minji rakus.

"Hemmm ...." Minji memukul-mukul bahu Taehyung dan mendorongnya sekuat tenaga.

Taehyung menghiraukan rontaan Minji. Ia mengalihkan wajahnya, menelusupkannya pada leher jenjang Minji. Melumatnya, menyesap, dan menggigit gemas. Meninggalkan bekas kemerahan di sana.

"Hentikan, Taehyung .." Minji meremas surai biru milik Taehyung.

Tangan kekar Taehyung bergerak melepas kancing seragam Minji dan membukanya. Dielus-elus perut mulus Minji.

Minji mengigit bibir bawahnya, menahan desahannya. Ia menggeleng cepat. Tidak, ia harus bisa lepas dari Taehyung.

Taehyung membuka pengait bra Minji dan menariknya kasar.

Minji menahan bahu Taehyung yang mulai mendekat kearahnya. "Kumohon hentikan," pintanya.

Taehyung tak menggubris, ia menahan dan mencekal lengan Minji. Dilumatnya kasar puting payudara Minji.

"Eungh ...." satu lenguhan sukses keluar dari bibir pink plum Minji. Ia terus menggeleng. Tidak, dia tidak boleh terbawa nafsu.

Tangan Taehyung terulur ke bawah mengelus bagian sensitif Minji.

Minji membelalak. Air matanya mulai berlinangan membasahi pipi putih mulusnya dan terisak kecil.

Taehyung diam tertegun. Ditatapnya wajah Minji yang memerah.

"Minji—"

"Kumohon Taehyung, jangan lakukan hal itu padaku.. hiks.. Aku sudah menjadi miliknya sepenuhnya!"

Deg!

Bagai disambar ribuan kali petir di hatinya. Taehyung sudah terlambat, benar-benar terlambat. Ia mengusap kasar wajahnya menatap Minji nanar. Matanya mulai memerah.

Minji menutupi bagian atas tubuhnya dengan kedua tangannya. Air matanya masih berlinangan.

Taehyung turun dari ranjang dan memungut seragam serta bra milik Minji. Ia mendudukkan Minji. Tangannya mengusap air mata Minji yang berjatuhan. "Jangan menangis," ucapnya lembut.

Minji mendongak menatap manik mata Taehyung. Terpancar keputus-asaan pada manik matanya.

Taehyung mengambil bra lalu memakaikannya kembali pada tubuh Minji lalu mengancingkan seragam Minji juga. "Aku tak akan mengganggumu lagi, Minji ... Bahagialah bersamanya."

Taehyung menyunggingkan sebuah senyuman miris. Ia membuka pintu UKS dan meninggalkan Minji yang masih mematung di tempatnya.



Tbc.

Author tunggu vommentnya;)

[NC23+] FATAL DEBT (YoonMin GS) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang