Part 21

1.2K 74 0
                                    

...
...

...

Minji menggeliat dibranjangnya di kala merasakan cahaya mentari yang mulai menyinari kamarnya. Ia mengerjapkan matanya perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah polos Yoongi yang sedang terlelap sambil memeluk tubuhnya. Minji tersenyum. Ia mendekatkan dirinya, menyenderkan kepalanya pada dada bidang Yoongi.

Yoongi yang merasakan hangatnya tubuh Minji, mengeratkan lagi pelukannya.

“Oppa?” panggil Minji dengan suara yang sangat pelan.

Yoongi hanya melenguh tanpa membuka kedua kelopak matanya.

“Apa Oppa akan tidur terus? Ini sudah hampir siang. Apa Oppa tidak ke kantor? Bagaimana kalau Oppa terlambat nanti?” cerocos Minji.

Yoongi terkekeh. “Oppa ini pemimpin sekaligus pemilik perusahaan, jadi tak apa jika Oppa datang terlambat.”

“Tapi Oppa—"

“Ssst~ Diam atau kucium kau nanti!”

Minji memukul dada Yoongi pelan dan menjauhkan dirinya dari Yoongi. “Coba saja kalau Oppa bisa.” Minji berdiri dari ranjang dan keluar dari kamar.

Yoongi tersenyum nakal. “Kalau kau sampai tertangkap, Oppa tidak akan melepaskanmu.”

Yoongi pergi berlari keluar kamar mengejar Minji.

Minji masih berlari menghindari Yoongi. “Oppa tidak bisa menangkapku,” ejeknya.

Yoongi tersenyum miring. Tangannya terulur berhasil menangkap lengan Minji. Ia menarik Minji dalam dekapannya. “Oppa tidak akan melepaskanmu!” Yoongi mendekatkan wajahnya, mengikis jaraknya dengan wajah Minji.

Ting   tong!

“Oppa, ada tamu.” Minji menjauhkan sedikit tubuhnya.

Yoongi menggeleng. “Biarkan saja.”

Yoongi kembali mendekatkan lagi wajahnya dengan wajah Minji.

Ting tong   ting tong!

Yoongi mendesah pasrah, membuat Minji terkikik.

“Aku akan membuka pintunya, Oppa.” Minji melangkahkan kakinya mendekati pintu masuk utama.

Yoongi merengut dan berdecak kesal. Ia menyusul Minji dengan langkah gontai.

Klek.

Minji mematung melihat Ny. Soora dan Tn. Minjoo beserta Taehyung yang datang pagi ini. Yoongi yang berdiri tak jauh di belakang Minji, segera menghampiri Minji dengan langkah cepat. Ditatapnya datar nan dingin keluarga Ny. Soora. Ralat, keluarganya juga sekarang.

“Ada apa kalian datang kemari?” tanya Yoongi datar.

“Yoongi, apa kau tidak ingin menyuruh Eomma masuk dulu?” tanya Ny. Soora lembut.

Yoongi membuka lebar pintunya, tanda agar mereka bisa leluasa masuk ke dalam rumahnya.

Mereka sudah duduk di ruang tamu. Minji yang merasa tidak seharusnya ikut campur dalam urusan keluarga Yoongi, ia memutuskan akan meninggalkan mereka. Tapi sebuah suara, membuatnya mengurungkan niatnya.

“Minji duduklah di sampingku.” perintah Yoongi sambil menepuk tempat kosong di sampingnya.

Dengan ragu Minji mendudukkan dirinya di samping Yoongi. Ia melirik Ny. Soora yang sedang menatapnya tak suka, belum lagi tatapan Taehyung padanya yang sangat sulit diartikan. Minji menundukkan kepalanya.

“Jadi, katakan ada apa kalian datang kemari?”

“Kita ini keluarga Yoongi, jadi wajar kan jika kami mengunjungimu. Eomma juga merindukanmu, Yoongi,” ungkap Ny. Soora.

“Merindukanku? Selama ini Eomma ke mana saja?” sinis Yoongi.

“Yoongi, bisakah kau bersikap lebih baik lagi kepada Eommamu?” ucap Tn. Minjoo.

“Maaf, Anda memangnya siapa?” Yoongi tersenyum sinis. “Lebih baik, simpan kata-kata bijak Anda untuk anak Anda sendiri, Kim Taehyung itu!” Yoongi melirik sinis Taehyung.

Taehyung menggeram kesal, ditatapnya tajam Yoongi yang duduk di seberangnya.

“Yoongi! Jaga ucapanmu. Dia ini Appamu juga!” sentak Ny. Soora

Yoongi berdecih. “Aku hanya memiliki satu Appa. Dan kini ia sudah hidup bahagia di Surga.”

Ny. Soora diam seribu bahasa. Jadi, ayah Yoongi yang notabenenya mantan suaminya sudah meninggal?

Minji hanya menyimak dan melihat perdebatan Yoongi dengan keluarganya. Ia terlalu takut jika mau ikut campur.

“Ah iya, karena kalian sudah datang kemari, aku ingin mengatakan bahwa aku dan Minji akan segera menikah.” Yoongi menggenggam tangan Minji yang membuat sang empunya menoleh kaget ke arahnya.

Ny. Soora membelalak kaget. Taehyung yang duduk di samping Ny. Soora juga tak kalah terkejutnya.

“Yoongi, kenapa kau harus menikah dengan Minji? Bukankah masih ada banyak gadis yang jauh lebih baik lagi di luar sana? Dia ini bukan gadis baik-baik Yoongi. Dia ini seorang jalang!” sentak Ny. Soora.

Minji menggigit bibir bawahnya mendengar pernyataan dari Ny. Soora. Ia meremas ujung piyamanya, menahan air matanya.

“Apa maksud, Eomma?” sentak Taehyung.

“Taehyung, dia ini gadis jalang. Bukankah kemarin ia adalah kekasihmu? Lihatlah sekarang, ia bahkan akan menikah dengan Yoongi. Apa hidupmu serendah itu Minji?”

“HENTIKAN EOMMA!” bentak Yoongi.

Ny. Soora terlonjak kaget mendengar suara keras yang keluar dari mulut Yoongi.

“Minji bukanlah gadis jalang. Ia gadis baik-baik. Dan aku menikahinya karena aku mencintainya, Eomma!”

“Yoongi, dia hanya mengincar hartamu saja!”

Minji menggeleng. Air matanya tak terbendung lagi membasahi pipinya. Ia tak sanggup mendengar hinaan dari Ny. Soora lagi. Ia pergi berlari meninggalkan mereka.

Yoongi menatap tajam Ny. Soora. “Kau keterlaluan, Eomma!” Yoongi pergi menyusul Minji.

Taehyung menatap nanar Minji dan Yoongi. Ada perasaan yang mengembara dalam lubuk hatinya.

Taehyung menatap Ny. Soora. “Eomma, aku kecewa padamu,” ucapnya sebelum ia pergi keluar dari rumah Yoongi.

“Kau lihat itu, Yeobo, semua anak-anakku lebih membela gadis jalang itu daripada aku, Eommanya,” lirihnya pada Tn. Minjoo.

.
.
.

Yoongi menghampiri Minji yang sedang duduk menangis di ranjang. Direngkuhnya tubuh mungil Minji ke dalam pelukannya, memberikan ketenangan pada Minji. Yoongi meringis pedih, ia tak bisa melihat air mata yang keluar dari mata Minji. Ia menggeram kesal pada Ny. Soora. Ny. Soora tak tau apa-apa, dan dia berani menghina Minji? Tidak. Yoongi tidak akan diam. Ia tau kalau Ny. Soora adalah ibunya, tapi kali ini Ny. Soora sudah melewati batasnya.

“Oppa, apa aku serendah itu, hiks..?” lirih Minji diselingi isakan tangis.

Yoongi menggeleng. Ia mengelus punggung Minji. “Tidak, Minji. Jangan menyamakan dirimu dengan gadis di luar sana. Kau jauh lebih baik, Minji.”

“Tapi, Ny. Soora tak menyukaiku Oppa, ia membenciku,”

Yoongi menangkup pipi Minji dengan kedua tangannya. “Jangan pikirkan apa yang eommaku katakan.”

“Tapi Oppa—"

“Sst! kau tidak boleh terlalu banyak pikiran, Minji ... Ingatlah anak kita.”

Minji menyeka air matanya dan mengangguk. Tangannya terulur mengelus perutnya. Yoongi benar, ia tidak boleh terlalu banyak pikiran.



Tbc.

[NC23+] FATAL DEBT (YoonMin GS) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang