29

551 15 2
                                    

"Aku gak mau putus dari dia, tapi aku juga sayang sama kamu, Sheen. Aku bingung harus pilih siapa." Jelas Faustin.

"Kamu harus pilih diantara aku sama Reva. Kalau kamu pilih aku tinggalin Reva, begitupun sebaliknya." Ucap Sheena.

"Aku gak mau lepasin Reva ataupun kamu." Lirih Faustin

"Kalau gitu kamu egois Faustin. Kamu gak bisa kaya gitu, sama aja kamu sakitin aku ataupun Reva.."

"Kalau kamu gak bisa nentuin keputusan kamu. Biar aku yang nentuin keputusan." Ucap Sheena.

Sejujurnya Sheena tak sanggup untuk mengatakannya namun ia harus bisa dari pada ia harus menahan sakit terlalu lama.

👑👑👑

"Aku mau kita putus." Ucap Sheena.

Deg. Empat kata mampu membuat Faustin bungkam, Sheena berusaha menahan air matanya agar tak jatuh. Pertahanannya runtuh tanpa seizinnya air mata pun turun membasahi pipinya. Dengan segera ia menghapus air matanya.

"Oh oke gak papa kok." Ucap Faustin dengan tenang. Ia mencoba untuk tenang meskipun pikirannya sekarang kacau.

"Aku pamit ya. Kamu hati hati." Sheena segera meninggalkan rooftop dengan air mata yang terus mengalir.

Ia terpaksa harus menunggu bus karena teman temanya maupun saudaranya telah pulang ke rumah mereka masing masing.

Hari semakin sore bus yang ia tunggu belum juga datang. Sheena terpaksa berjalan kaki untuk menuju rumahnya, meskipun jarak rumah sekolah lumayan jauh Sheena akan tetap berjalan dari pada menunggu bus yang tak kunjung datang.

Di tengah perjalanan ada mobil yang dengan sengaja menginjak genangan air, sehingga air yang ada di genangan mengenai baju Sheena.

Hari ini benar benar hari tersial bagi Sheena, tak lama kemudian hujan mulai membasahi kota Jakarta. Untung saja Sheena telah sampai di rumah sehingga tidak terlalu basah bajunya.

"Dari mana aja kamu?" Tanya Alex, melihat baju seragam Sheena basah, kotor, dan mata sembab.

"Sekolah." Ucap Sheena, Ia segera menuju ke kamar untuk mandi dan istirahat dari pada di bawah terlalu lama yang ada kena marah oleh Alex.

Hari ini merupakan hari yang cukup melelahkan untuk Sheeena, pertama masalah Faustin untung aja udah selesai tapi ia harus mengembalikan semua barang yang Faustin kasih kepadanya,supaya gak kepikiran Faustin terus. Belum lagi masalah Reva yang nempel pada Faustin siang tadi.

Kedua ia harus pulang berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh, ketiga ada orang dengan sengaja menyiramnya dengan air kotor.

Setelah selesai mandi Sheena membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

👑👑👑

Tok..tok..tok..

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Sheena membukakan pintu dan terdapat Nanda sedang berdiri di depan pintu.

"Kenapa?" Tanya Sheena.

"Kakak mau ngomong sama kamu." Ucap Nanda. Nanda berjalan mendekati Sheena dan duduk di kasur milik Sheena.

"Apa?" Tanya Sheena, sejujurnya ia malas untuk berbicara dengan siapapun.

"Kamu lagi ada masalah?" Nanda bertanya balik kepada sang adik. Ia tau bahwa adik kesayangannya ini tengah ada masalah. Terlihat dari raut wajahnya hingga mata yang sembab.

"Gak ada." Ucap Sheena masih dengan muka datar. Nanda harus bersabar menghadapi sikap adiknya yang tiba tiba berubah.

"Ayolah Sheen. Kakak tau pasti kamu lagi ada masalahkan? Kamu boleh cerita ke kakak kalau kamu gak mau cerita ke Alex. Kakak ini juga kakak kamu loh kalau kamu lupa." Bujuk Nanda.

FAUSTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang