KISAH

210 62 47
                                    

Siang itu terasa panas sekali, bel makan siang sudah berbunyi Malika buru-buru merapikan buku-bukunya memasukkan dalam tas kanvas murahan yang dibeli ibu nya ketika masih SMP. Ia bergegas menuju ruang makan di ujung kelas. Cepat-cepat masuk antrian. Perut dan tenggorokan nya sudah tak bisa lagi menunggu.

Setelah mendapatkan makan siang nya ia terpaku sambil memegang nampan yang berisi makanan. Ia mengedarkan pandangan nya ke sekeliling ruangan itu, mencari seseorang. Mata nya tertuju pada sosok perempuan berambut hitam panjang yg tengah asyik menikmati makan siang nya. Malika tersenyum sambil melangkah menuju meja di sudut ruangan itu.

" Hai Ruby ... ", Malika menyapa perempuan manis didepannya dengan senyum lebar.

Ruby yang sedang asyik menyantap makan siangnya baru menyadari kehadiran Malika. Dia sedikit mengangkat wajah untuk melihat malika yang masih berdiri didepan mejanya.

" Boleh aku duduk? ", lanjut Malika

" Sejak kapan kamu duduk minta persetujuan ku? ". Ruby memonyongkan bibir nya.

" Hehehe kamu kayaknya lapar banget By, sampai nggak sabar nungguin aku beresin buku, main tinggal aja ... ".

Malika lalu duduk berhadapan dengan Ruby. Ia mulai meniup makanan yg masih panas.
" Ah gila!, laper gini dikasih yg panas panas ", gerutu Malika.

" Emang kenapa? ", Ruby bertanya dengan mulut yg masih penuh dgn makanan.

Malika terlihat kesal dan menaruh kembali sendok kedalam piringnya.

" Iya lo By ... nih ya asap masih ngepul gini mau dimakan, yang ada tenggorokan sama usus ku melepuh ... Mana dikasih waktu cuma 15 menit lagi.

" Malika sayang ... kamu itu harus nya bersyukur kita disini dikasih makanan yg masih panas, nah kalo dikasih yang dingin terus basi gimana? ", jawab Ruby.
Tangannya meraih tisu yg ada didepan Malika.

" Kamu udah selesai? ", Malika memandang piring Ruby yg sudah kosong dengan raut wajah yg bingung. Ia tak habis fikir perempuan cantik didepan nya bisa makan dalam waktu lima menit. Bahkan dalam keadaan masih panas. Malika menggeleng- gelengkan kepalanya.

Ruby tersenyum tanpa rasa malu. Alis nya ia naik naik kan. Ia lalu berdiri untuk meletakkan piring kotor ditempatnya.

Seperti biasa Malika tidak menghabiskan makan siang nya lagi. Bukan karena tak lapar. Tapi karena ia memang tidak terlalu ahli menyantap makanan yg masih panas. Apalagi jam makan siang hanya lima belas menit. Bolehlah dalam kecepatan makan Ruby mengalahkan nya. Tapi dalam kecerdasan Ruby tak pernah bisa melampauinya.
Ia tersenyum sendiri memandang Ruby yang melangkah sedikit lebih cepat di depan nya.

" Cepat Lika ... ", Ruby berhenti sejenak dan berbalik menatap Malika yang berusaha menyusul nya.

*********

Hari itu begitu cepat berlalu. Garangnya terik matahari dengan cepat berganti dengan dingin nya malam. Malika dan Ruby sibuk dengan buku masing masing. Ruby dengan komik Detektif Conan nya. Malika sibuk dengan novel baru nya "Cinta Dalam Gelas".

Sementara itu beberapa teman satu kamar mereka mulai menarik selimut setelah aktifitas sekolah yg padat hari ini. Kamar yang mereka tempati berisi lima ranjang yang bertingkat dua. Jadi dua orang menempati satu ranjang. Satu di ranjang bawah satu lagi ranjang bagian atas. Malika memilih ranjang yang dibawah, sedangkan Ruby diatasnya.

Malika ( Ongoing / Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang