Author Pov On
Hari hari kian berlalu, dimana Aletha sebisa mungkin berusaha untuk membiasakan diri dengan kondisinya yang sekarang pasca operasi. Makin hari ia terlihat makin pucat. Bukan hanya itu, jika biasanya ia sanggup hanya untuk sekedar membereskan kamar, kali ini iya tak sanggup. Begitu cepat rasanya ia merasakan lelah. Seperti saat ini.
"Huft, melelahkan. Biasanya tidak seperti ini, ini sangat menyiksa" ucapnya bergumam sembari memperhatikan kamarnya yang sangat berantakan. Berbicara soal kamar, Aletha tidak tinggal dirumah itu lagi, kini ia tinggal diapartemen sang kakak, Alex.
Tok... tok...
"Masuk" teriak Aletha pada orang yang mengetuk pintu.
"Astaga, kenapa begitu berantakan?" tanya orang yang mengetuk pintu tadi, Alex.
"Eum entahlah, aku begitu lelah dan begitulah" jawab Aletha tanpa minat.
"Kau sakit? Kalau begitu kau tak usah ke sekolah"
"Tidak, aku akan tetep ke sekolah"
"Baiklah" setelah mengatakan itu, Alex berjalan ke arah ranjang milik Aletha kemudian membereskannya. Dalam suasana hening, Alex membereskan kamar milik Aletha.
"Um Lex?" panggil Aletha.
"Iya?" jawabnya tanpa menghentikan kegiatannya.
"Apa mama dan papa tak pernah menghubungi mu untuk mencari ku? Atau sekedar menanyakan kabar ku?" tanya Aletha sendu.
Alex menghentikan pekerjaanya.
"Tidak, dan tidak perlu memikirkan mereka. Sekarang bergegaslah, kau akan kesekolah kan?"
"Iya" kemudian Aletha pergi dari hadapan Alex untuk bergegas ke sekolah.
At School
Selama perjalanan ke kelas, Aletha tak berhenti untuk tetap memamerkan wajah dinginnya itu. Namun dibalik wajah dingin itu, ia terus memikirkan orang tuanya, tak adakah dari mereka yang peduli setelah hampir merenggut nyawanya, pikir Aletha.
"Ck pembohong" ucapnya lirih, sampai sebuah tepukan mendarat dibahunya.
"Hei apa yang terjadi?" tanya Conita.
"Apa?"
"Apa terjadi sesuatu sampai kau berjalan sambil melamun seperti ini?"
"Tidak ada"
"Oh ok, ayo jangan melamun Tha masih pagi"
"Iya"
Aletha dan Conita berjalan bersama ke arah kelas mereka.
Setiba dikelas, Aletha langsung duduk dan menyumpal telingnya dengan earphone sembari membaca novel seperti hari biasanya, sedangkan Conita terus memperhatikan Aletha yang terlihat aneh dimatanya.
"Apa kau sakit? Kau terlihat pucat" tanya Conita.
"Tidak"
"Kau sudah sarapan?"
"Iya" jawab Aletha walau sebenarnya tidak, ia hanya tak ingin sahabatnya khawatir akan dirinya.
"Um baiklah"
*****
Saat jam pelajaran selesai, Aletha berjalan ke arah Toilet sedangkan Conita menunggunya di area kantin. Saat di perjalanan ia bertemu dengan Alesha. Pura pura tak melihat, Alesha menabrak pundak Aletha cukup keras dengan sengaja.
"Ups maaf" ucapnya kumudian tertawa diikuti dayang dayangnya.
Terlihat Alesha meminta teman temannya untuk meninggalkan mereka berdua, saat teman teman Alesha pergi, Alesha bertanya pada kakanya itu.
"Kemana saja kau heh?" tanya Alesha.
"Bukan urusan mu"
"Yaya aku bersyukur jalang pembawa sial seperti mu tidak lagi mengotori rumah dengan keberadaan mu ewh" ucap Alesha, namun entah mengapa melihat sang kembaran tidak membela dan dengan rupa yang begitu pucat rasa iba dalam dirinya tiba tiba saja muncul.
Aletha hanya bergeming ditempat, memperhatikan Alesha dengan ekpresi dinginnya. Namun Alesha hanya terdiam memperhatikan Aletha dengan perasaan berkecamuk yang menguasainya. Ia iba namun rasa cemburu dan benci masih ada dalam dirinya untuk Aletha, ia bingung.
"Masih ada?" tanya Aletha saat melihat Alesha terdiam.
"Apa?"
"Hinaan, jika tidak ada aku pergi" mendengar kata kata itu hati Alesha seakan teriris, Aletha melangkah pergi meninggalkan Alesha yang sibuk dengan pikirannya.
"Apa apaan ini, kenapa aku tiba tiba merasakan kasihan pada sialan itu. Aish sial ini tak boleh, aku membenci mu Aletha" gumamnya sambil mengertakkan gigi.
Sedangkan Aletha, ia hanya berpikir untuk tidak bertemu dengan Alesha lagi diwaktu berikutnya.
Perasaan sayang dikeduanya mulai timbul, namun ke egoisan mereka mengalahkan rasa sayang mereka. Aletha berpikir Alesha membencinya begitu dalam, sedangkan Alesha berpikir bagaimana cara agar tetap membenci Aletha tanpa rasa iba sedikitpun.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.MAAP YA EHE SOALNYA LAMA UP. MAAPIN JUGA KALO SEKALI UP EH CERITANYA MALAH GAJE GA NYAMBUNG GITU EHE. MAAP JUGA KALO ADA TYPO OKSIP SEKIAN TERIMA VOTE.
26-10-2019
Nalaraksara
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi [ Aletha ]
Teen FictionBerkisah tentang kehidupan seorang gadis yang begitu naif ketika dihadapkan dengan kekejian permainan hidup. Baginya, semua terasa buntu dan hampa. Menjadi bayangan tak kasat mata dan tak teranggap ditengah rumah sendiri. Itulah yang ia rasakan, gad...