Di dalam sebuah kamar nuansa putih terlihat seorang gadis dengan pakaian khas rumah sakit dan wajahnya yang pucat. Rambut lurus sebahunya ia gerai, alis tanpa sekat yang tercetak diwajahnya terlihat begitu indah dan eksotis. Ia duduk diatas singgle bed dengan buku ditangannya. Ya Aletha, gadis itu tampak begitu tenang dengan ekspresi fokusnya yang anggun.
Tok...tok...tok...
"Masuk saja Lex"
Alex memasuki ruangan nuansa putih itu. Ia melangkah dan kemudian menarik kursi untuk duduk disebelah sang adik yang semakin melemah. Ia melihat sang adik sedang membaca buku dengan judul yang mampu membuat Alex merasa gagal memberi kebahagiaan untuk sang adik.
Alex terus melirik buku tersebut hingga Aletha menyadari tatapan sedih Alex kemudian menutup buku ditangannya yang berjudul "Pelukan yang Dirindukan" melihat itu Alex langsung berbicara.
"Sebentar lagi ulang tahun mu Tha, apa ada hal yang paling kau inginkan?" tanya Alex.
"Ada" ujar Aletha sembari melirik buku yang ia baca tadi lalu tersenyum tipis sangat tipis.
"Katakan saja"
"Apa kau akan lakukan apa yang ku minta?"
"Tentu Tha. Apapun akan aku lakukan"
"Aku ingin dipeluk Papah dan Mamah diulang tahun ku nanti meskipun itu menjadi pelukan terakhir untukku nantinya" begitu lirih Aletha berucap.
Mendengar perkataan lirih sang adik, Alex merasa dihujam benda tajam diulu hatinya. Begitu menyayat.
"Kau akan kabulkan itu kan Lex?"
"Akan ku lakukan, asal kau sembuh" kemudian Alex memeluk tubuh lemah sang adik begitu erat.
"Aku lelah, ingin istirahat. Entah mengapa aku lebih sering lelah akhir akhir ini"
"Itu efek dari kondisi mu sekarang, kau begitu down jangan kalah Tha" Alex kemudian membaringkan Aletha lalu menyelimutinya.
"Tidurlah, hari esok masih menantimu" ujar Alex sembari mencium pucuk kepala Aletha.
*********
Disisi lain ada Alesha yang sibuk mempersiapkan pesta ulang tahunnya. Ia berencana melaksanakan pesta itu dengan meriah, karena itu adalah hari spesial baginya.
"Aku ingin pesta ulang tahun ku nanti merupakan pesta yang tidak akan bisa dilupakan oleh mereka yang hadir" ujar Alesha semangat pada Tania dan Devon.
"Tentu sayang, apapun itu jika kau yang minta pasti kami kabulkan. Ini ulang tahunmu yang ke-17 tahun, tentu saja ini harus meriah" ucap Devon sembari mengelus puncak kepala putirnya itu.
Kemudian mereka bertiga tersenyum kemudian tertawa bahagia bersama, mereka tidak sadar akan ada kejutan yang mampu membungkam mereka. Pikiran mereka hanya tertuju pada Alesha dan kebahagiaannya.
"Mah, Lesha mau ke mall hari ini" ujar Alesha.
"Kau mau apa?"
"Lesha mau beli perlengkapan untuk dua hari kedepan"
"Biar bibi saja yang membelinya, kamu tinggal mengatur saja habis itu terima jadi. Katakan apa yang kau mau?"
"Em aku mau tema pesta ulang tahun ku nanti itu bertema pink putih, itu terkesan elegan"
"Baikalah, mamah akan katakan itu pada bibi"
"Yey makasih mah" kemudian memeluk Tania.
*******
Waktu tak terasa terus berjalan, terlihat Aletha tengah menuliskan sesuatu diatas sebuah kertas hitam dengan tinta berwarna pink dan putih terlihat begitu selaras sembari menikmati senja yang terlihat ceria diiringi sejuknya angin sore. Senyum tak henti ia lukiskan di wajah pucatnya sambil membayangkan saat tulisan tangan miliknya dibaca oleh sang penerima nanti, hingga sebuah tepukan menyadarkannya dari lamunan.
"Kau sedang apa hm?" tanya Alex, ya orang itu adalah Alex.
"Tidak ada, hanya membuat coretan tak penting" ujar Aletha lalu kembali tersenyum tipis.
"Bisa ku lihat?"
"Tidak, ini hanya boleh dilihat oleh orang yang akan kuberikan nantinya"
"Oh iya? Siapa?"
"Orang yang pernah berdamai dengan ku"
"Siapa?"
"Masa lalu"
"Masa lalu? Aku tak paham"
"Sudahlah, kenapa kau tiba tiba disini?"
"Ah iya aku ingin memberikan ini untuk mu" ujar Alex sambil menyodorkan sebuah bingkisan.
"Apa ini?"
"Buka saja"
Aletha dengan rasa penasarannya membuka bingkisan yang dibawa Alex yang berisi sebuah gaun putih berpadu abu abu terang terlihat simple namun elegan.
"Pilihan yang bagus Lex"
"Kau suka?"
"Tentu, ini sangat indah. Terimakasih" kemudian Aletha memeluk sang kakak dengan erat.
"Iya, sama sama. Kau akan memakai gaun itu nanti. Kau harus berjanji" ujar Alex sembari melonggarkan pelukannya.
"Pasti" ujarnya kemudian tersenyum.
Alex ikut tersenyum melihat sang adik yang begitu berbinar. Ia berharap seterusnya senyum itu tidak hilang untuk sekarang dan untuk selamanya.
'Tuhan selalu menyertai mu Tha, selalu' batin Alex.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.HIYA HIYA ASEQ MAKASIH YANG UDAH SETIA SAMA CERITA AUTHOR GAJE INI MWEHEHE MAKSIH LOH YA YANG UDAH NGEVOTE MAKSIH JUGA YANG UDAH BACA KLEAN DEBEST LAH OKSIP. BTW MAAP YA LAMA UP EHE BIASA LAGI BUNTU NIH OTAK NGEHE. BTW LAGI NIH YA JAN LUPA FOLLOW IG AUTHOR YE CEK BIO AE SAY EAK.
20-01-2020
Nalaraksara
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi [ Aletha ]
Teen FictionBerkisah tentang kehidupan seorang gadis yang begitu naif ketika dihadapkan dengan kekejian permainan hidup. Baginya, semua terasa buntu dan hampa. Menjadi bayangan tak kasat mata dan tak teranggap ditengah rumah sendiri. Itulah yang ia rasakan, gad...