Tepat hari ini, hari kebahagian dua gadis cantik dengan pribadi mereka masing masing. Terikat dalam tali persaudaraan dengan wajah dan paras yang sama, ya Alesha dan Aletha. Hari ini hari ulang tahun mereka berdua.
Mereka telah menjalin ikatan darah selama tujuh belas tahun, itu artinya terhitung delapan tahun lamanya mereka tidak bertingkah layaknya saudara karena egois yang tertanam dikeduanya.
Hari ini Alex terlihat begitu sibuk dengan beberapa berkas ditangannya. Tak henti hentinya ia memperhatikan jam tangan yang melingkar dilengan kekarnya. Alex terus memperhatikan jam tangan tersebut hingga tak terasa sudah tiba waktu baginya pulang dan mengurus persiapan Aletha ke pesta ulang tahun Alesha.
Jika kalian bertanya dari mana Aletha mendapatkan undangan ulang tahun? Jawabannya adalah dari dokter Ferdi, ya dokter Ferdi yang memberikan undangan tersebut pada Alex lalu diberikan pada Aletha.
Saat tiba dikediaman mereka, Alex bergegas kekamar sang adik. Dikamar, terlihat Aletha yang sedang berdiri didepan cermin dengan mengandalkan meja rias seabagai penopang tubuhnya. Melihat itu Alex berlari menghampiri Aletha dan mendudukkannya diatas kursi meja rias.
"Apa apan kau ini. Sudah ku bilang jangan memaksakan diri untuk berdiri" geram Alex tertahan.
"Maaf, aku hanya ingin melihat penampilan ku" ujar Aletha sambil tertunduk.
"Lain kali jangan lakukan hal yang sama. Ngomong ngomong siapa yang membantu mu merias?"
"Salah satu pekerja disini" Alex hanya ber oh ria kemudian membantu Aletha berpindah ke kursi roda miliknya.
"Kau tunggu sebentar, aku akan siap siap. Apa kau sudah punya kado?"
"Iya, aku sudah menyiapkannya"
"Baiklah" kemudian Alex berlalu setelah menepuk pelan puncak kepala sang adik.
*****
Malam hari pun tiba, terlihat kediaman keluarga Smith begitu ramai oleh tamu tamu dari kalangan atas. Tamu terlihat berhamburan dengan dress dan setelan mahal mereka, terihat jelas status seorang Devon Smith.
Disatu sisi ruangan, terlihat Alesha beridiri sambil tersenyum ramah pada setiap tamu yang tak henti hentinya berdatangan.
"Happy birthday Lesha" ucap teman sekelas Alesha.
"Thank you Ren" balas Aletha.
Banyak ucapan selamat ulang tahun berdatangan, suara gelak tawa dan perbincangan hangat seakan tak henti hentinya berbisik ditelinga.
Hingga tiba saatnya Alesha melakukan acara tiup lilin, sebelum ia menium lilin ia melakukan gerakan berdoa sambil merapalkan doa untuknya dihari ulang tahunnya, setelah itu Alesha meniup lilin lilin cantik yang menghiasi kue ulang tahun tersebut.
Ruangan itu penuh dengan suara tepuk tangan dan teriakan teriakan kagum, hingga semuanya teredam ketika sosok seoarang pria datang dengan mendorong kursi roda yang diduduki oleh seorang gadis cantik, Alex dan Aletha.
Alesha, Tania, dan Devon mematung melihat kedua orang tersebut. Dalam hati Tania sangat ingin memeluk putrinya itu, tapi ego menguasainya. Devon terlihat bungkam seribu bahasa, Alesha? Ia shock dengan apa yang ia lihat. Lama, sangat lama ia tidak melihat Aletha lagi, dan hari ini? Ia kembali melihat kembarannya yang terlihat begitu pucat?.
"Selamat ulang tahun Sha, ini kado untuk mu dari ku" ujar Aletha lembut sambil menyodorkan kotak lebar namun pipih yang terbungkus kertas hitam dan dibalut pita pink, terlihat lucu. Alesha meraih kado tersebut tanpa sepatah kata pun.
"Masih punya muka kau datang kemari?" ujar Devon yang sejak tadi diam.
"Maaf bila saya lancang datang kemari, saya hanya ingin ikut merayakan hari ulang tahun saudari saya"
"Ck. Jalang kecil, kemana saja kau hah? Dan apa ini? Siapa pria dibelakang mu heh? Om om yang menyewa mu?" sinis dan pedih, begitulah cara Tania berbicara sehingga membakar emosi Alex yang sejak tadi diam.
"Maaf tuan, saya tidak suka mendengar kata kata tuan yang tadi. Dia adik saya, jaga omongan tuan" ujar Alex dengan gigi bergemeletuk.
"Adik? Awas saja kau sial dengan menganggapnya adik. Dia bahkan telah membunuh kakaknya sendiri, anak saya" ujar Devon setengah emosi.
"Anak yang mana? Apakah yang anda maksud itu saya?"
"Kau? Heh aku bahkan tidak pernah mengenal mu"
"Kalau begitu perkenalkan saya Alex, Alex Vedrick Smith. Anak pertama kalian yang di isukan meninggal akibat kecelakaan" mendengan hal itu, sontak semua orang yang ada disana membungkam mulut mereka dengan tangan, Tania, Devon, dan Alesha tampak terkejut dan hendak menghampiri Alex.
"Berhenti disitu, saya tidak suka berdekatan dengan manusia berhati busuk sepertu kalian" ucapan Alex membuat Tania meneteskan air matanya dan menatap marah ke arah Aletha. Lagi dan lagi ego menguasainya.
"Ini pasti ulah mu kan!? Iyakan!? Kau yang membujuk Alex agar membenci keluarganya kan!? JAWAB SIALAN!" murka Tania pada Aletha.
"Jaga ucapan anda nona. Tidak sama sekali Aletha membujuk saya. Selama lima tahun lamanya saya diam diam memperhatikan kalian, tindakan kejih kalian terhadap Aletha, itu semua tidak lepas dari pengawasan saya dan-" ucapan Alex terpotong akibat sentuhan tangan Aletha ditangannya.
"Sudahlah Lex" ujarnya lemah.
"Mah, Pah, Letha minta maaf jika dulu Letha punya salah yang sama sekali Letha tidak sadari. Letha juga minta maaf jika selama ini hanya membuat papa mama emosi dengan adanya keberadaan Letha. Letha tau, kalian sayang sama Letha sama seperti kalian menyayangi Alesha. Tapi rasa sayang kalian tertutupi sifat egois kalian. Maka dari itu, untuk terakhir kalinya Letha mohon, sangat memohon pada mama papa untuk menganggap Letha ada sebentar saja. Letha ingin mama dan papa melihat keberadaan Letha lagi sama seperti saat Letha berusia delapan tahun" Aletha berhenti sejenak kemudian menatap kedua orang tuanya yang memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Letha hanya ingin, papa mama memeluk Letha sebentar saja. Tidak lama, Letha janji mah, pah, ini adalah kali terakhir Letha meminta sesuatu pada kalian. Sekali ini saja mah, pah, tolong kabulkan keinginan Letha" setetes air mata lolos jatuh dari kelopak mata Aletha, tampak Tania dan Devon menampilkan raut wajah iba, mata mereka tersirat sarat akan rasa rindu dan penyesalan.
Tanpa aba aba, Aletha berdiri kemudia menjatuhkan diri kedalam pelukan Tania dan Devon. Alex yang melihat kejadian itu merasakan rongga paru paru nya seakan berhenti memproduksi oksigen. Melihat sang adik tersenyum membuatnya ingin mengawetkan senyuman itu.
'Kau mendapatkannya Tha, pelukan itu' batin Alex sendu.
Tanpa diduga, Devon melepas kasar pelukan itu sehingga Aletha hampir saja terjatuh jika tidak ada Alesha yang spontan menangkapnya.
"Terimakasih Sha. Terimakasih juga untuk Mama sama papa mau mengizinkan Letha untuk memeluk kalian, walaupun hanya sebentar. Letha sayang sama kalian" setelah mengatakan itu, Aletha tidak sadarkan diri. Alex yang melihat itu membawa sang adik kedalam gendongannya.
"Saya harap suatu saat nanti kalian mati dengan rasa penyesalan kalian itu"
Setelah mengatakan itu Alex pergi dengan Aletha didalam gendongannya.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.WASSAP GAED MAAPIN EHE BARU UP LAGI, CEYE LAGI NGAMBEK JADI HARUS DIBUJUK.GSU. JANLUPA VOTEMENT NYA YA PARA READERS KU SAYANG. BENTAR LAGI TAMAT EUY TAPI YANG NGEVOTE DIKIIIT KAYAK DUIT DIKANTONG AUTHOR. JNGAN PELIT VOTE DONG KARENA VOTE ITU GRATIZ GA BAYAR EAK. OKSIP MKSIH BYE.
21-04-2020
Nalaraksara
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi [ Aletha ]
Teen FictionBerkisah tentang kehidupan seorang gadis yang begitu naif ketika dihadapkan dengan kekejian permainan hidup. Baginya, semua terasa buntu dan hampa. Menjadi bayangan tak kasat mata dan tak teranggap ditengah rumah sendiri. Itulah yang ia rasakan, gad...