PERGI BAB VIII (Luka)

2.6K 123 4
                                    

Seperti hari biasanya Aletha selalu bangun lebih awal, namun bedanya kali ini Aletha bangun dengan perasaan kacau akibat kejadian semalam. Bukan karena ia tak diperkenalkan sebagai putri dirumahnya sendiri, tapi ia dianggap telah tiada oleh ayahnya sendiri, dan itu membuat dirinya merasa kalah.

"Lebih baik aku bersiap siap" ujarnya.

Setelah bersiap, ia kemudian berangkat tanpa pamit, karena pamit menurutnya itu percuma. Ia hanya akan mendapat sumpah serapah dari orang tuanya. Saat diperjalanan, sebuah mobil hitam mewah berhenti didekatnya namun ia tak peduli akan hal itu dan terus berjalan.

"Ck bagaimana bisa adikku seperti ini, sombong sekali" dan ucapan itu berhasil membalikkan badannya secara spontan.

"Alex? sejak kapan kau disini?"

"Sejak kau mengabaikan ku, ayo naik biar ku antar"

"Ah tidak perlu"

"Tidak ada penolakan sayang, ayo naik" alhasil Aletha hanya menurut pada Alex dan bersedia diantar olehnya.

"Ada masalah? Ceritalah jika kau mau" ujar Alex.

"Tidak ada"

"Ceritalah Letha, bagikan beban mu pada ku, itulah gunanya aku sebagai kakak mu"

"Um, begini...ah sudah sampai, lain kali saja ya Lex" ucapan Aletha terpotong setelah ia menyadari bahwa mereka telah sampai, dan itu menjadi bahan untuk melenceng dari pembicaraan sebelumnya.

"Baiklah, jaga kesehatan mu, jangan lupa untuk makan, paham?" sugesti Alex untuknya.

"Iya, sampai jumpa" Aletha turun kemudian melambai pada Alex. Ia berjalan menuju kelasnya dengan perasaan bersalah.

"Seharusnya aku lebih terbuka" gumamnya. Ya Aletha memang gadis yang sulit menceritakan apa yang terjadi padanya, itu karena ia telah merasa terbiasa dengan kesendiriannya.

"Pagi Letha"

"Pagi" seperti biasa, dengan nada datar juga wajah dinginnya itu ia membalas sapaan Conita.

"Tha"

"Hm"

"Jika kau ada masalah ceritakan pada ku, itu gunanya aku sebagai sahabatmu, jangan dipendam sendiri Tha, itu gak baik" ujar Conita panjang lebar.

"Ya" balas Aletha.

Kring...Kring...

"Tha, mau ke kantin tidak?" tanya Conita.

"Tidak"

"Kau tak ingin makan? Setidaknya minum sesuatu"

"Tidak"

"Aletha, kau bisa sakit. Ayo"

Conita menarik paksa Aletha ke arah kantin. Sesampainya disana, Conita memilih tempat duduk yang berada di ujung dekat dengan jendela kantin.

"Aku akan pesan sesuatu, kau ingin apa?" tawarnya ke Aletha.

"Air putih"

"Hanya itu?" dan hanya dibalas anggukan saja oleh Aletha.

"Hm baiklah"

Sepeninggal Conita, Aletha hanya bisa menjelajahi isi kantin dengan matanya, kemudian tanpa sengaja pandangnnya bertubrukan dengan pandangan Alesha. Melihat Aletha sendiri, Alesha mendatanginya dengan gaya angkuhnya.

"Hai bitch" sapaan pedas itu meluncur dengan indah dari mulut Alesha.

"Menyingkirlah"

"Owh owh lihat lihat, gadis ini menyuruhku menyingkir darinya, ck lucu sekali" ujar Alesha memprovokasi.

Pergi [ Aletha ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang