1.2 Musim gugur (part 1)

25 5 10
                                    

Monthly event completed!
Written by : TeriAlmagreza
Thanks for completing your assignment

Musim gugur

Aku bermimpi, dan aku harap mimpi ini akan menjadi kenyataan didalam kehidupanku. Karena…

_*_*_

Satu aula besar, putih, bersih, bersinar, dan dikelilingi oleh tanaman bunga lotus merah muda yang sedang berguguran. Ini adalah moment terindah yang selalu kuingat, pembukaan musim gugur dibulan September.

Suhu udara dibulan september adalah perbatasan suhu hangat melangkah kesuhu dingin dan bertiup lembut, bunga yang gugur menari-nari diudara mengikuti alur irama dari angin hingga salah satu bunga itu melewati jendela aula dan mendarat tepat ditengah meja riasku.

Aku duduk didepan meja rias, memakai gaun putih yang indah ditambah hiasan elok di tangan kiriku dengan harapan semoga dia menyukainya, lalu kuambil bunga itu dan aku mulai berbicara.

Aku dulu sepertimu, sendirian mengikuti alur yang tidak menentu dan sekarang aku sudah berbeda dengan diriku yang dulu. Aku yakin kamu pasti akan seperti diriku, jadi tolong perhatikan diriku saat ini ya. Karena, aku adalah salah satu perempuan yang paling bahagia didunia ini.

Cklaakk

Suara pintu kamar terbuka, "Litara sudah waktunya."

"Iya Lilius, aku akan bersiap." Lilius Floura adalah sahabat perempuanku, hanya dialah seorang yang menjadi tempat curhatku dan namaku adalah Litara Kirana. Aku lahir disaat festival lentera dimulai, ibuku sangat menyukai cahaya lentera yang bersinar manis, lalu perubahan kata dan jadilah nama Litara.

Bunga yang aku ambil kutaruh lagi ditempat dia mendarat. Semoga kita akan bertemu lagi ya, teman kecil baruku. Aku tersenyum karena baru pertama kali aku berbicara dengan bunga disaat bahagia.

Perlahan aku mulai meninggalkan ruangan ku, sesaat aku ingin menutup pintu ternyata ada bunga lain yang mendarat didekat teman kecil baruku. Ternyata kamu benar-benar mirip denganku ya, kalau begitu selamat tinggal.

"Lilius. Aku gugup, takut, dan tubuhku tidak mau berhenti gemetar bagaimana ini?" mengeluh.

"Tenang saja, jika kamu berhasil melewatinya aku akan mewujudkan satu keinginan mu, Oke!" kata Lilius sambil mengantarku kearah depan pintu aula.

Karena rasa gugup yang tidak terkendali, perjalanan menuju pintu aula terasa cepat dan sekarang aku hanya tinggal menunggu namaku dipanggil untuk memasuki aula.

Aku tidak tau apa yang terjadi padaku, mataku merekam langsung suasana bahagia saat ini, apakah ini benar-benar terjadi padaku? aku yakin ini hanya mimpi. Karena, kenyataannya ini sungguh menyakitkan bagiku dan mungkin aku bisa menangis dalam waktu yang lama.

Aku yakin ini hanyalah mimpi, aku tau itu. Dan jika aku bermimpi, aku harap mimpi ini akan menjadi kenyataan didalam kehidupanku. Karena aku sangat mencintai kakak laki-lakiku.

Cinta memang buta ya? atau mungkin mataku yang sudah buta hingga aku mencintai kakakku sendiri, ah! Dunia ini sungguh tidak adil. Meskipun aku yakin ini hanya mimpi setidaknya ini sudah membuatku sangat bahagia. Terima kasih untuk pesta pernikahannya.

"Litara Kirana silakan masuk." suara yang terdengar dari dalam aula, pintu aula yang besar mulai terbuka secara perlahan seperti memberi isyarat. Ini saatnya untuk dirimu tampil bersinar Litara Kirana, Karena…

Karena akulah tokoh utama dalam cerita ini. Kata terakhir yang terucap dalam hatiku saat aku mulai melewati kedua pintu besar itu.

Cahaya dari depan mengarah langsung kearahku membuat mataku susah untuk melihat wajahnya, ini adalah kesempatanku tidak akan ku biarkan berakhir tanpa bisa melihat wajahnya, aku mohon sekali saja dan mungkin ini akan jadi yang terakhir.

Cahaya sedikit redup membuat ku terpikat saat melihatnya lalu cahaya panas datang tepat kearahku, membuat pemandangan mataku buyar. Sesaat aku memaksanya untuk melihat, Aku…

Aku terbangun dari tidur ku. karena cahaya matahari mengarah tepat kemata ku, membuat tidur nikmatku terganggu. "Berakhir seperti ini lagi," gumam ku.

Apakah moment indah ini akan hilang dari ingatan ku? aku ingin, melanjutkan mimpi ini dan selalu mengingatnya. Karena waktu bergerak cepat, sepertinya tidak ada kesempatan kedua untuk aku melanjutkan mimpi indah ini.

-*-*-

to be continue

monthly eventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang