0.6 I Promise

16 8 3
                                    

Monthly event completed!
Written by : Lefkilaventa

ㅡ I Promise ㅡ

-29 November 2019-

Langkah gontai gadis bersurai cokelat pekat itu kini tegas membelah jalanan. Suara nyaring sirine ambulan kini semakin jelas memekik di telinganya. Sesosok tubuh bersimpah darah keluar dari ambulan sesaat kemudian. Gadis itu terhenti. Mulutnya yang terbuka lebar dengan cepat tertutup oleh aksi tangannya yang seakan ingin membungkam suaranya sendiri. Mata bulatnya membelalak sempurna.

"H-hwi young?" ucapnya lirih.

"Anda keluarganya?" suara bariton menginterupsi. Gadis yang ditepuk pelan pundak kirinya itu menoleh cepat. Tak mengangguk ataupun menjawab. Hanya diam menatap pria di depannya.

"Dia bunuh diri sebab stress," sambungnya menjelaskan singkat.

Gadis itu lemas seketika. Tubuhnya ambruk ke jalanan. Beberapa orang mendekat untuk mencoba membantunya kembali berdiri tegap. Namun, ia menolaknya. Kasar kedua tangannya meremas kuat mantel tebal yang ia kenakan.

"Ada apa ini?" lirihnya singkat. Air mata terjun dengan derasnya. Sejenak ia berpikir. Lalu tubuhnya kembali bangkit. Berlari menjauh dari tempat yang masih penuh dengan kerumunan orang itu.

"Aku harus kembali." Gadis itu terhenti sesaat tubuhnya tepat berada di depan telepon umum.

"Aku harus kembali!" ulangnya tegas. Menekan angka 9 dan memejamkan rapat matanya.

Sepersekian detik kemudian ....

-Seoul, 22 September 2019-

Gadis itu bernapas lega. Tubuhnya masih terasa begitu lemas. Gontai langkahnya menyusuri gang demi gang untuk sampai ke rumahnya.

"Kakak, buka pintunya!" ia berteriak. Tak butuh waktu lama seseorang merespon dari dalam rumah.

"Ada apa?" tanyanya tiba-tiba saat gadis berambut cokelat sedikit bergelombang pulang dengan wajah sembab.

"H-hwi young-" ucapannya terhenti sejenak.

"Ada apa dengan dia?"

"Meninggal." Keduanya diam saling menatap. Tak percaya tentunya. Bagaimana bisa seseorang mampu mengakhiri hidupnya hanya dalam jangka waktu yang sangat singkat?

"Kapan?"

"Aku pergi ke masa depan, tepatnya dua bulan."

"Aku harus pergi!" lanjut gadis yang kini menyerobot masuk ke dalam rumah.

"Aku harus segera mengemasi barangku."

"Mau ke mana kamu? huh?" Gadis bermata sipit menarik kasar lengan lawan bicaranya.

"Ke masa lalu," jawabnya singkat.

"Jang Mira!"

Gadis yang dibentak hanya diam tak berkutik. Matanya masih sembab sebab air mata tak mau berhenti untuk menetes.

"kamu sudah gila rupanya?"

Jang Mira diam sesaat. Menatap gadis yang kiranya lebih tua darinya itu. Ia meraih tangannya perlahan. Mengusapnya lembut dan kembali menatapnya dalam.

"Kak, aku akan kembali."

Gadis bermata sipit itu menghela napasnya kasar. "Kamu lupa tentang ramalan itu? Tetaplah tinggal hingga besok pagi, oke? "

"Aku akan kembali," elaknya tegas.

"Mira, please !"

"Kakak, aku akan kembali. Aku janji."

monthly eventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang