1.7 Rasa Dalam Asa (2)

11 2 1
                                    

Written: Dvnraa


Sudah beberapa hari Naeun mengalami mimpi sadar, selama itu pula ia terus bertemu dengan Bomin. Jika biasa nya Naeun tidak rela untuk tidur lebih awal. Entah mengapa semenjak bertemu dengan Bomin ia menjadi lebih bersemangat untuk tidur. Bahkan ia sempat merapikan rambut dan baju tidur nya.

Ah, mengapa aku seperti ini? Naeun merutuki diri nya sendiri karena bersikap aneh.

──

Sama seperti sebelum nya. Ia sedang berada di sebuah taman yang selalu tampak sepi. Ia mengedarkan pandangan nya mencari seseorang. Sudah beberapa kali putaran ia mencari, namun sosok itu tidak kunjung datang. Ia sudah hampir menangis karena putus asa. Memang benar adanya, jika ia tidak nyata dan sewaktu-waktu akan menghilang. Naeun mendudukkan dirinya di bangku taman lalu menunduk. Diri nya terasa hampa berada di sini sendirian.

"Kamu dimana..." gumam Naeun.

"Aku di sini" Naeun berbalik ke belakang. Di sana ada Bomin.

"Kau dari mana saja? Aku lelah mencarimu. Ku kira kau tidak akan datang lagi." Naeun mengelap air mata nya.

Melihat itu, Bomin mengulurkan tangan nya mengusap pucuk kepala Naeun.

"Aku di sini karena kau menginginkan nya."

"Sudah lah. Aku sudah di sini." kata Bomin sedangkan Naeun masih terlihat murung.

"Aku sangat takut jika kau tidak akan datang lagi" Naeun menundukkan kepala nya. "Ah iya, mengapa kita selalu berada di taman ini ya? Dan selalu di saat senja?"

Bomin menggelengkan kepala nya "Aku tidak tahu mengapa selalu di sini. Tetapi aku sangat menyukai senja"

"Kenapa kau suka senja?"

"Tentu saja karena senja itu indah. Berkat senja aku di pertemukan dengan mu" Bomin menghela nafas "Walau hanya sebentar lalu di gantikan oleh malam, setidaknya aku bisa melihat wajah mu untuk yang pertama dan terakhir kali."

Naeun menggenggam tangan Bomin "Kau pernah berkata di dunia mimpi apa saja bisa terjadi kan? Apa aku boleh berharap kau akan tetap di sini bersamaku?"

Bomin tersenyum "Tidak bisa. Kau kan punya kehidupan yang harus kau jalani."

"Tidak, maksud ku terus selalu ada di mimpi ku."
Bomin tersenyum lagi, namun kali ini senyuman nya terasa berbeda. "Apa kau sudah sembuh?" Tanya nya mengalihkan pertanyaan. Naeun menganggukkan kepala nya.

"Sudah mulai petang. Bangun lah, kau masih ada kehidupan yang harus kau jalani."

Naeun benci perkataan itu. Jika ia terbangun, semua nya seakan menghilang. Ia juga takut Bomin akan menghilang lagi.

── ☄ ──

"Mengapa hari ini kau sangat murung?" Tanya Hana.

"Aku tidak apa-apa." Mereka berdua berjalan menuju parkiran. Hari ini Naeun dan Hana akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan cek up karena beberapa hari ini Naeun tidak pergi ke dokter.

Naeun termenung saat melihat taman lewat kaca mobil nya. Taman itu terlihat ramai, sangat berbeda dengan di mimpi nya yang terlihat sepi dan tenang. Lalu ekor mata nya melihat bangku taman yang biasa Bomin tempati.

"Kau kenapa? Apa teringat sesuatu?" Tanya Hana sambil fokus menyetir.

"Aku selalu memimpikan taman itu."

"Ah, itu wajar. Karena kejadian itu di sana. Tapi kau tidak trauma dengan tempat itu kan?"

"Maksud nya? Aku kecelakaan di dekat taman?" Hana mengangguk.

monthly eventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang