1.3 A Dreamer (part 2)

22 3 5
                                    

Written by : Architect-nim

A dreamer

Suji akhirnya masuk sekolah setelah 2 minggu di rumah sakit ditambah 3 hari ia harus istirahat penuh di rumah. Ia sudah bosan tidak ada yang bisa dilakukannya dan terlebih lagi ia sangat merindukan teman-teman sepermainannya.

Begitu memasuki ruang kelas, Suji terkejut dengan suara tiupan peluit dan letupan confetti yang telah disiapkan teman-temannya untuk menyambut kedatangan Suji.

Suji tersenyum haru. Ia hampir saja meneteskan air mata jika saja guru wali kelas mereka tidak datang saat itu.

Setelah semua teman-teman sekelasnya menyambut Suji dengan memberikan high five, semuanya membubarkan diri dan kembali ke tempat duduknya masing-masing.

Saat Suji juga hendak kembali ke tempat duduknya, tak sengaja matanya menangkap seorang laki-laki yang belum pernah dilihatnya.

Laki-laki itu sedang duduk di barisan belakang dekat jendela. Pandangannya kosong melihat jauh keluar.

'Apa ada murid baru selama aku tidak masuk?' batin Suji seraya memperhatikan laki-laki itu. Ia tidak mengenalnya, tapi merasa agak familiar dengan ekspresi itu.

Tiba-tiba saja laki-laki itu menoleh ke arah Suji, mata mereka berdua akhirnya bertemu. Suji menyapa dengan melambaikan tangannya, namun tidak mendapatkan respon yang baik. Laki-laki itu bukannya menyapanya balik, tapi malah membuang mukanya ke arah lain seolah-olah tak melihat sapaan Suji.

Suji berdecak tak percaya, fakta bahwa dirinya baru saja diabaikan.

"Bomi! Siapa laki-laki itu?" tanya Suji pada teman sebangkunya, Yoon Bomi.

Bomi melihat ke arah yang ditunjuk Suji dan tertawa kecil. "Oh dia murid baru. Park Chanyeol namanya. Kenapa? Apa kau tertarik padanya? Baru juga masuk, sudah mencari mangsa saja."

'Park Chanyeol.' ulang Suji dalam hati.

'Chanyeol, Chan. Chan?' Suji menoleh kembali ke arah Chanyeol dan mulai membandingkan wajah keduanya.

"Mirip sekali. Apa Chan adiknya?" gumam Suji seraya mencoret-coret bukunya.

Saat jam makan siang pun Suji masih saja memikirkannya. Ia sedikit cemas dengan Chan, karena bagaimana mungkin seorang anak kecil menginginkan mimpi di tengah hujan sendirian. Yang mana sangat menakutkan bagi orang dewasa sekalipun.

Saat sadar dari lamunannya, Suji menyadari bahwa nampan makan siangnya sudah berisi banyak makanan dan ia sudah meninggalkan Bomi.

"Ya! Mau kemana kau?" teriak Bomi yang berlari menyusul Suji.

"Entahlah, aku sendiri tidak tahu." ucap Suji sebelum ia melihat Chanyeol tak jauh darinya. "Ayo kita makan di sana!" ajak Suji tiba-tiba menarik tangan Bomi.

Bomi menghentikan langkah Suji dengan menahannya ke arah sebaliknya. "Jangan! aku beri tahu ya. Dia itu sangat kejam pada perempuan. Sudah banyak yang menangis karenanya. Tapi kalau kau masih tetap mau ke sana, jangan ajak aku, oke?" ucap Bomi seraya pergi ke arah lain.

monthly eventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang