2.1.1 Bukan siapa

33 6 3
                                    

Written by Riskoala

11 april 2018, semua dimulai. Kisah ku yang tidak menghargai wanita yang menjadi prioritasku. Dia yang awalnya kukenal sebagai wanita yang akan menemaniku ketika susah dan senang kini hilang. Dia adalah Dian, wanita solehah dengan tinggi 156 cm. Dian kenal aku ketika ia baru pindah dari pondok pesantren, kupikir dia akan aku jaga sepenuh hati namun ia ku tinggalkan demi seorang wanita yang mendengarkanku. Aku adalah seorang lelaki yang bisa dianggap mempermainkan wanita dengan perasaan. Akulah Risko, anak dari orang yang telah melahirkanku dan orang yang telah mendidikku dikehidupan, mereka adalah Ayah dan Ibuku. Kulitku agak putih karena memang garis keturunan Ayah dan Ibu tapi aku adalah anak nakal yang tercover wajah yang yang imut dan menggemaskan karena sejak kecil menjadi bahan cubitan anak perempuan dan bahan bullying bagi anak laki-laki.

SMA sejak awal kisah cinta nenekku, dimana masa SMA adalah saat remaja mengenal drama percintaan. Aku menyutujuinya, karena memang saat itu aku punya Dian yang kucintai setelah keluarga dan teman. Aku selalu berangkat pagi untuk tahu apakah dia ada atau tidak hari itu. Kami satu kelas bersama sejak kelas 10, tapi semua berubah saat aku mulai mengikuti sebuah lomba pramuka. Saat itu kekurangan 1 orang peserta cowok dan cewek, aku memilih Dian dan Krisna untuk mengisi kekosongan tersebut. Saat itu memang aku dipercaya untuk memilih orang yang bisa mengisi kekosongan di Tim LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah). Tapi pembina berkat berbeda di sub lomba yang lain, Krisna memiliki kekurangan di PBB karena memang gerakannya yang agak kaku. Krisna diganti oleh Afiff, orang yang dipilih pembina. Aku tidak mengerti apa motivasi pembina memilihnya, Afiff harus belajar lagi tentang karya tulis yang sudah ku tulis bersama Krisna.

Waktu mengajari Afiff dan menulis membuatku harus mengacuhkan pembelajaran di kelas. Memang nilai ku tidak turun, tapi aku jadi mengacuhkan Dian. Aku tidak ada waktu bersama Dian karena tugas dan fokus dimasalah perlombaan. Memang kami sering berbicara ketika ijin kelas untuk latihan lomba, tapi tidak sebebas saat kami berdua. Masalah muncul ketika aku lelah dan ingin berbicara banyak dengan Dian. Saat itu pembina datang dengan wajah cemberut dan menyebalkan, aku tidak tahu dan aku tidak peduli, yang jelas aku ingin berbicara dengan Dian, Tapi ia jadi sibuk dengan teman-teman pramuka. Aku jadi susah berbicara dengannya. Saat itu tanggal 9 april 2018, tepatnya di rumah salah satu pembina. kami berlatih untuk lomba yang sudah hampir dekat, pukul 10 kami pergi untuk mengambil keperluan di SMA. Hanya berdua aku dan Rio karena memang saat itu kami tidak sibuk. Sangat sulit mencari barang itu, berupa sebuah lampu badai yang berwarna hijau karena pembina bilang barang itu yang masih bisa digunakan di tenda ketika gelap malam. Sampai pukul 11.00 WIB, barang tersebut belum ketemu juga. Hingga akhirnya kami menyerah dan kembali ke rumah pembina saat adzan dhuhur berkumandang.

Sampai dirumah pembina tepat setelah selesai sholat dhuhur, kami melanjutkan latihan kami pada hari itu dan melaporkan bahwa lampu badai tidak ditemukan. Sore kami akan bersiap-siap pulang. Rio memilih disana dulu, untuk menyelesaikan pioneringnya. Tiba-tiba aku dicegat oleh salah satu temanku dan berkata,
“Eh, mau kemana?” sambil tersenyum.
“mau pulang, kan aku dah ijin terus boleh. Kenapa?” jawabku dengan nada sedikit curiga dan sebal.

Aku memandangi tali yang ia bawa, ia bentuk sedemikian rupa sambil berkata,
“di sini dulu, jangan pulang.”

Seketika tali yang ia bawa digunakan untuk mengikatku, aku melawan tapi dibelakangku ada orang lain yang memegangi tanganku. Seperti ayam yang akan disekap kemudian di sembelih untuk di sate, aku meronta. Kemudian aku di angkat dan dipindahkan dekat dengan Rio yang sudah terikat tali. Kami bingung dan tiba-tiba lagu ulang tahun berdendang dan terlihat kak Qorisa datang dari keramaian di depanku membawa kue yang bertuliskan ‘Selamat Ulang Tahun Rio dan Risko’ saat itu juga kami meniup lilin yang ada diatasnya dan semua orang bertepuk tangan.

monthly eventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang