1.7 Rasa Dalam Asa (1)

11 2 2
                                    

Written: Dvnraa


Entah sejak kapan gadis berambut panjang ikal itu berada di sebuah taman yang lenggang dan sepi. Hati nya juga bertanya mengapa ia berada di tempat seperti ini, tetapi mata nya terus terpaku menatap taman ini. Taman ini sangat sepi dan tenang, di tambah penampakan langit yang indah berwarna jingga ketika di lihat saat senja. Seperti banyak kisah yang membisu di sana, namun bersembunyi bersama nestapa.

Netra nya terhenti pada sosok pemuda yang sedang berbaring di bangku taman dengan menjadikan tangan sebagai bantal nya. Ia berniat membangunkan nya karena hari mulai petang. Saat mendekat, pemuda itu membuka kelopak mata nya. Membuat gadis itu sedikit kaget.

"Eh, maaf." Namun pemuda itu malah tersenyum.

"Akhirnya aku bisa bertemu dengan mu, Naeun." Ucapnya. Gadis yang dipanggil Naeun itu tertegun.

Bagaimana ia bisa tahu namanya? Pikirnya. Pemuda itu merogoh saku lalu mengeluarkan kalung liontin berbentuk bintang.

── ☄ ──

Seperti biasa, Naeun berjalan menelusuri koridor kampus. Hari ini matahari terlihat sangat cerah.

"Naeun! Akhirnya kau masuk, aku kangen banget sama kamu."

Naeun mengernyitkan dahi melihat teman nya itu. "Apa maksud mu, Hana? Sepertinya aku tidak pernah absen."

Hana menutup mulutnya sendiri terkejut. "Apakah setelah kejadian itu kau lupa ingatan?" Tanya Hana dengan cemas.

"Kejadian apa?"

"Ah, seperti nya kau lupa ingatan ringan. Apa kau lupa? Kau kan habis kecelakaan. Dan tadi malam kau baru keluar dari rumah sakit."

Naeun yang mendengarnya terkejut. Mengapa dari kemarin semua orang membuatnya bingung?

"Kecelakaan? Tadi malam? Aku bahkan kemarin sore sedang jalan-jalan ke taman."

"Kau bicara apa? Bahkan aku langsung ke rumah mu saat tau kau sudah pulang."

"Benar. Aku kemarin sore berada di taman dan bertemu..." Naeun meraba lehernya, lalu mengeluarkan kalung berbentuk bintang. Hana yang melihat itu langsung berdecak kagum.

"Wah! Indah sekali!" Pekiknya terpana.

"Ini buktinya, aku kemarin ke taman lalu bertemu dengan pemuda yang memberi kalung ini." Jelas Naeun. Hana hanya mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Mungkin kau hanya bermimpi. Ah, sudah lah, sebentar lagi dosen akan masuk." Hana menggandeng tangan Naeun menuju kelas.

── ☄ ──

Setelah bertanya kepada orang tua nya, memang benar Naeun baru keluar rumah sakit tadi malam. Ia memijit kening nya pusing. Jika kemarin adalah mimpi, mengapa kalung indah ini berada dengan nya?

Siapa pemuda itu? Monolog nya sambil mengusap kalung yang bertengger indah di leher nya.

──

"Hey?"

Naeun terkejut bukan main saat ada orang yang memanggilnya. Pemuda itu lagi!

Ia melihat sekitar nya, lagi lagi ia berada di taman. Persis seperti kemarin, dengan langit senja yang mengiringi nya.

Sebentar, bukan kah tadi aku sedang tidur? Apa ini mimpi? Mimpi sadar? Naeun tampak berfikir.
"Benar. Kau sedang berada di alam mimpi." Pemuda itu menjawab seolah bisa membaca pikiran.

"Eh? Benarkah?" Ucap Naeun. Pemuda itu hanya tersenyum. Bagi nya Naeun sangat menggemaskan ketika terlihat bingung. Tidak di pungkiri juga Naeun terpesona melihat senyuman pemuda itu.

"Ah iya! Perkenalkan namaku Naeun." Naeun mengulurkan tangan nya. "Aku sudah tahu namamu."

Naeun berdecih pelan, lalu menurun kan lagi tangan nya. "Curang, aku belum mengetahui nama mu" gumam nya namun masih terdengar.

"Hahaha baik lah" pemuda itu menarik kembali tangan Naeun untuk berjabatan dengan nya. "Aku Bomin."

Naeun mengangguk lalu tersenyum. Kedua nya duduk bersama di kursi taman.

"Apakah kau sama dengan ku?" Ucap Naeun memecah keheningan.

"Maksud mu?"

"Sedang bermimpi, sama seperti ku?"

Bomin menggeleng. "Aku tidak tahu. Tidak ingat lebih tepat nya"

"Ah begitu." Naeun mengangguk. Tetapi hati nya sedikit sedih. Mungkin hanya dia yang mengalami Lucid Dream. Begitu Bomin terbangun ia tidak mengingat apapun. Beda dengan dirinya yang terus memikirkan ini semua. Atau bahkan Bomin hanya pemeran tokoh yang sengaja di masukkan dalam mimpi nya. Itu artinya ia benar-benar tidak ada?

Memikirkan itu semua membuat dada Naeun terasa sesak. Entah mengapa walau baru bertemu dengan Bomin, ia tidak mau kehilangan nya. Ia juga berharap mimpi ini bisa lebih lama.
"Mau minum?" Tawar Bomin.

"Eh? Boleh. Tetapi tidak ada warung yang buka di sini." Bomin tersenyum lalu mengeluarkan dua botol minuman. Ia serahkan botol itu untuk Naeun.

Naeun sedikit terkejut. "Bagaimana bisa? Kau dapat ini dari mana?"

"Hey, ini dunia mimpi. Apa saja bisa terjadi"

"Ah iya aku lupa" Naeun tertawa. Dengan refleks Bomin mencubit pipi Naeun, membuat yang punya langsung terdiam.

"Kau sangat cantik ketika tertawa."

── ☄ ──

Naeun menggeliat, sinar matahari pagi mengenai mata nya lewat celah jendela. Ia merutuki hari ini karena harus bangun pagi, itu tanda nya juga ia berpisah dengan Bomin.

Pukul tujuh lewat tiga puluh menit Naeun sampai di kampus. Untung saja tidak telat dan dosen belum datang, karena ia ada tugas presentasi.

"Tumben datang sedikit terlambat, biasa nya kau sangat rajin datang lebih dulu." Ucap Hana.

"Ah itu aku tidur telat karena harus menyelesaikan tugas" Hana hanya mengangguk.

"Hana?" panggil Naeun tiba-tiba. Yang di panggil langsung menoleh. "Ya?"

"Apakah di kampus kita ada yang bernama Bomin?"

Hana tampak berfikir. "Sepertinya tidak. Karena Universitas kita kan luas, jadi aku mana tahu semua mahasiswa yang bernama Bomin. Memang kenapa?"

"Tidak. Aku hanya bertanya."

Hana menampilkan senyuman yang tidak bisa di artikan membuat Naeun gugup. "Aku tahu, pasti kau sedang menyukai orang yang bernama Bomin?"

"Apa? Ti-tidak! Aku kan hanya bertanya." Tetapi Hana terus saja menggoda nya.

"Katakan padaku kau bertemu dengan nya dimana?"

Naeun memutar bola mata nya jengah. "Sudah ku katakan aku hanya bertanya. Lagi pula dia hanya karakter Manga kesukaan ku. Makanya aku bertanya apakah ada orang seperti dia dunia nyata ini?" Jelasnya.

"Aish, itu hanya karakter buatan. Mana ada di dunia nyata sosok idaman seperti itu."

Tidak ada ya? Naeun tertawa miris di dalam hati nya.

monthly eventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang