2.6 Eclipse of the Heart

22 3 6
                                    

Written by therealchaeson

Pelataran langit di malam hari terlihat jauh lebih indah dari apapun yang bisa dilihat di dunia. Entah mengapa, rasanya ada banyak makna kehidupan yang tertutup awan tipis berwarna kelabu itu. Syerl Avonia, gadis berambut hitam legam dengan piyama yang tergerai menutupi tubuhnya itu berdiri di balkon kamarnya, menatap kosong ke arah langit yang terus membisu saat diajak berbicara.

“Bintang, menurut lo apa yang paling berharga di dunia ini? Seumpama gue ngasih lo opsi persahabatan dan cinta, mana yang akan lo pilih?” ujar gadis itu sembari menopangkan dagunya. Bintang tak kunjung memberikan jawaban atas pertanyaan Syerl. Gadis itu mendengus pelan, lalu pergi meninggalkan keluarga langit begitu saja.

Malam ini Syerl berencana pergi berbelanja beberapa camilan untuk menemaninya menonton serial drama Korea di televisi. Gadis itu mengganti piyamanya dengan kaos oblong dan celana jeans yang terlihat santai. Dia mengunci pintu rumah, mengingat kedua orang tuanya tidak pulang, lalu bergegas menuju minimarket yang tak jauh dari rumahnya.

Syerl memilih beberapa camilan lalu menuju ke kasir untuk membayar semua belanjaannya. Namun saat sampai di depan kasir, ia disuguhkan pemandangan dua orang yang sedang cekcok, sepertinya pelanggan di depannya ini lupa tidak membawa dompet.

“Mas, tolong jangan bikin konten prank di sini, saya lagi kerja!” ujar pegawai kasir dengan nametag Haechan itu.

“Prank gundulmu! Ini saya beneran kelupaan ngga bawa dompet, tapi saya butuh banget barang ini, sekarang.” Timpal pengunjung berbadan bongsor itu. “Tolong izinin saya utang dulu ya mas? Janji deh satu jam setelah kepergian saya dari toko—eh supermarket deh biar keren, lah pokoknya saya janji bakal balik lagi!” lanjutnya.

“Ngga bisa mas! Di sini bukan warung kelontong yang kalau ada orang utang dicatet pake buku notulen, ini minimarket, buruan bayar!” sahut Haechan. Syerl terlihat sangat terganggu dengan adegan adu mulut antara kasir dan pelanggan di depannya ini.

“Mas, saya bisa bayar duluan ngga? Buru-buru nih, mau ketemu Lee Dong Wook.” Syerl menyela pertengkaran antara dua lelaki itu.

“Oh iya mba silahkan ke sebelah sini.” Kasir bernama Haechan itu menggeser belanjaan lelaki bongsor itu.

“Totalnya lima puluh enam ribu mba,” lanjut Haechan setelah selesai menghitung barang di keranjang Syerl.

“Sekalian sama ini.” Syerl menggeser barang lelaki yang sempat cekcok dengan kasir itu ke dalam belanjaannya.

“Ini belanjaan gue btw.” Lelaki itu memberikan tatapan menuduh ke arah Syerl. Gadis itu tidak mendengarkan apa kata lelaki bongsor dan tetap meminta kasir untuk menghitung belanjaan di sampingnya.

“Kalo mau up konten prank jangan bikin orang lain susah dong, gue kan jadi rugi waktu, seharusnya kalo bocah tengil kaya lo ngga menyembunyikan kamera diem-diem buat ngeprank kasir kaya dia, pasti gue udah sampai rumah.” Syerl memisahkan barang belanjaannya ke plastik lain.

“Nih barang belanjaan lo, gue ngga tau dimana lo naruh kamera buat bikin konten, tapi jangan lupa inget nama gue Syerl, viewrs lo harus follow Instagram gue biar kita mutualan,” lanjut Syerl yang diikuti wajah cengo oleh lelaki yang diajaknya berbicara.

Lelaki bongsor itu mengikuti Syerl hingga keluar gang. Syerl yang merasa dibuntuti akhirnya menoleh ke belakang dan mendapati lelaki bongsor itu menutup wajahnya, seraya takut gadis di depannya ini bisa saja tiba-tiba menampar atau menjotosnya.

monthly eventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang