"Plis liat gue key."
"Mau ngapain si?."
"Liat dulu." Tangan raka kini beralih pada wajah key.
"Apaan si." Kini key memberanikan diri untuk menatap mata raka.
"Maaf tadi diemin lo."
"Engga apa-apa."
"Gue mau ngomong, tapi engga tau harus mulai dari mana." Ucap raka.
"Mau ngomong apaan?." Tanya key.
"Lo mau gak kasih kesempatan buat gue?, kan lo udah janji tuh mau kasih kesempatan lagi buat gue."
"Kapan ko gue engga inget."
"Pura pura lupa ingatan lo HAH."
"Eh beneran gue lupa."
"LO BENERAN LUPA, PIKUN ATAU HILANG INGATAN SI KEY?."
"Kalem dong, ngasih tau nya gak usah ngegas gitu ogeb."
"Lagian baru dua hari masa lupa."
"Ih sumpah raka gue lupa."
"Malem malem gue jelasin gue engga pacaran sama anggel gue meluk lo, dan lo engga ngelepasin. Tapi enak sih key anget." Tanpa ba-bi-bu key langsung menyentil kepala raka.
"Oh iya gue inget gue bilang, kalo gue mau kasih kesempatan buat lo kan?."
"Iya yang itu, gimna? Beneran mau dikasih kesempatan?" Tanya raka.
"Gimna ya? Kasih jangan." Ucap key memastikan.
"Kayak nggak ikhlas gitu mau kasih kesempatan." Sindir raka.
"Yaudah gue mau kasih kesempatan buat lo."
Apa kalian mau tau reaksi raka saat ini bagaimana? Ia benar benar seperti anak kecil yang dikasih permen, loncat loncat gak jelas sambil teriak teriak.
"I love you keyla sharena denaya putri." Teriak raka.
"Ih anjir malu maluin banget sih raka, udah jangan loncat loncat sambil teriak teriak gitu, gue yang malu jadinya." Ucap key yang tak kalah berteriak juga.
"Engga apa-apa gue seneng." Ucap raka sambil meloncat setinggi yang iya bisa. Tapi saat mendarat, kakinya terkilir. Hingga ia berteriak kesakitan.
"Key sumpah bantuin gue sakit banget." Lirihnya.
"Lagian ngapain si loncat loncat gak jelas gitu ka, gini kan jadinya." Omel key sambil membantu raka untuk berdiri. Namun nihil key tidak bisa menangkat badan raka, iya kewalahan sendiri.
"Ka ayo lah diri, kaki yang sebelah kan engga terlalu sakit."
"Engga terlalu sakit gimana coba, kalo engga sakit gue berdiri sendiri key."
"Paksa lah, gue engga kuat angkat badan lo sendirian. Nanti mobilnya gue yang bawa."
"Bantuin gue sekali lagi."
"Iyaa."
Key sekuat mungkin mengangkat tubuh raka, untuk membawanya ke mobil dan mengantarnya kedokter terdekat.
***
Tok...tok...tok
Key mengetuk pintu seperti orang yang buru-buru ingin ketoilet, sangat kencang. Dan berualang-ulang ia mengulanginya.
"Assalamulaikum tantee." Teriak key.
Hingga beberapa detik kemudian wanita paruh baya membuka pintu tersebut.
