XIII.

1.4K 149 30
                                    

Untuk pertama kalinya, Jaehyun mengunjungi rumah sakit bukan untuk memeriksaan kesehatan seperti yang rutin dia lakukan, melainkan mengantar istrinya untuk memeriksakan kandungan. Apakah Veronica sedang hamil, padahal mereka baru menikah kurang dari dua minggu? Ya, wanita itu hamil sebelum resmi menikah.

Awalnya, Jaehyun sempat ragu jika anak yang Veronica kandung adalah darah dagingnya. Pria itu pun sedikit terpaksa menikahi Veronica sebab tidak pernah sedikit pun tebersit dalam pikirannya untuk menikahi wanita itu. Namun, Jaehyun harus tetap bertanggung jawab. Hampir setiap bertemu, kedua insan itu selalu melakukan seks. Meski Jaehyun sering memakai pengaman, bisa saja ada salah satunya yang bocor hingga mengakibatkan Veronica hamil.

"Selamat siang, Nyonya. Apa kabar? Apa ada keluhan?"

Suara dokter membuyarkan lamunan Jaehyun yang sejak tadi terus melamun. Sebelum memasuki ruang pemeriksaan, pria itu seperti melihat seseorang yang dia kenal, tetapi tidak tahu siapa sebab hanya terlihat sekilas.

"Saya sering merasa lelah, bahkan sekarang lebih parah. Terkadang, saya juga merasa mual," jawab Veronica tanpa ekspresi. Hal itu membuat Jaehyun sedikit bingung sebab aneh melihat istrinya yang tampak tidak bersemangat menceritakan tentang kehamilannya.

"Baik, saya akan melakukan pemeriksaan. Silakan Anda berbaring di sana," titah dokter sembari menunjuk brankar.

Veronica beranjak dari kursi dan berjalan menuju brankar, lalu seorang perawat membuka pakaiannya untuk memudahkan dokter melakukan pemeriksaan USG. Sementara itu, Jaehyun tetap duduk di kursi dan menatap yang sedang dokter lakukan terhadap istrinya. Kedua irisnya terus menatap layar monitor yang menampilkan gambar hitam-putih yang bergerak-gerak. Tidak terlihat sedikit pun antusiasme di wajah pria itu, padahal sekarang merupakan pertama kalinya dia melihat calon anaknya.

"Usia kandungan Anda sepuluh minggu. Perkembangan janinnya baik, ukuran dan beratnya sesuai dengan usianya saat ini."

Jaehyun dan Veronica hanya diam, tidak menanggapi setiap ucapan dokter atau bertanya seputar kehamilan pun tidak. Mereka hanya menjadi pendengar sebab dokter menjelaskan segalanya dengan sangat detail.

Usai pemeriksaan, Veronica kembali duduk di samping Jaehyun dan dokter mulai menuliskan resep untuknya.

"Anda tidak boleh melakukan pekerjaan yang terlalu berat karena kehamilan Anda masih dalam usia rawan. Jaga pola makan dan jangan stres. Vitamin yang saya resepkan masih sama seperti sebelumnya," tutur dokter seraya menuliskan resep obat. "Sebagai seorang model, pastinya banya hal yang harus Anda kerjakan. Saya harap, Anda bisa mengurangi jadwal agar kandungan Anda tidak terganggu."

"Apakah tidak ada obat yang bisa membuat saya lebih bertenaga? Saya membutuhkan banyak energi untuk melakukan aktivitas," sahut Veronica.

"Tidak ada, Nyonya. Satu-satunya yang bisa Anda lakukan hanya beristirahat sampai usia kandungan Anda memasuki trimester kedua karena biasanya janin lebih kuat di usia itu. Anda hanya perlu beristirahat selama beberapa minggu."

"Jadwal saya sedang padat, tidak mungkin jika harus istirahat total. Mungkin ada vitamin tambahan supaya saya tidak mudah lelah?"

Jaehyun masih tidak bersuara. Pria itu tetap bungkam, tetapi hatinya sedikit dongkol sebab Veronica terlihat lebih mementingkan pekerjaan dibanding janin dalam kandungannya. Hingga saat ini, wanita itu masih belum mengurangi pekerjaan dan setiap pulang selalu mengeluh kelelahan. Tidak jarang, Veronica pulang dalam keadaan wajah pucat dan lemas. Jaehyun sudah berkali-kali menyuruhnya berisitrahat, sama seperti yang disarankan dokter barusan, tetapi tidak pernah didengar sama sekali.

"Aku harus kembali ke kantor sekarang, sebentar lagi ada meeting. Aku akan menyuruh sopir untuk menjemputmu," tutur Jaehyun setelah keluar dari ruangan dokter.

Unspoken TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang