-5

534 85 10
                                    


Seokjin yang dibantu Irene membawa
dua nampan yang berisikan nasi , sayur dan beberapa lauk, lalu meletakkan di atas meja yang ditempati Jaemin dan Jinyoung.

Jinyoung menatap takjub makan yang tersedia di atas meja, ia menelan luda melihat betapa lezatnya makan-makan ini.

" Ayo, silahkan dimakan " ujar Irene

" Kalau kalian butuh sesuatu, kata saja pada ku" tawar Seokjin.

" Terimakasih atas makanannya "

Irene dan Seokjin dibuat tersenyum melihat reaksi Jinyoung.

" Whoaa ini enak " puji Jinyoung setelah menyantap makanan.

" Benarkah? " tanya Irene

Jinyoung mengangguk dengan semangat.

" Ini sangat enak noona"

" Dia yang membuat semua makanan ini. Kim Seokjin, koki utama kami "

" Hai, Aku Kim Seokjin"

" Oh Jinyoung. Terimakasih atas makanannya hyeong "
 
Irene mengalihkan pandangannya ke arah Jaemin yang sejak tadi diam.

" Jaemin, kamu tidak makan? "

" Tidak! " Jawab Jaemin ketus.

Jinyoung menatap Jaemin kesal, " Jaemin ,jaga sikap mu "

Irene dan Seokjin saling berpandangan. Memalui tatapannya Irene mengatakan biar dirinya yang membujuk Jaemin.

" Nama mu Jaemin? "

Jaemin tidak menyahut

" Kamu ingin makanan yang lain? "

" Aku tidak lapar ! "

" Jaemin " sekali lagi Jinyoung menegur sikap Jaemin.

Irene tersenyum tipis. Anak sekeras Jaemin tidak bisa di hadapi dengan keras juga, kita harus pandai mengambil hatinya.

" Kamu tidak suka dengan Hayoung? "

" Ya!  Sangat tidak suka! Dia sama saja dengan wanita pada umumnya yang menyukai Sehun hyeong "

" Jaemin! " Jinyoung menegur Jaemin karena sudah keterlaluan dengan ucapannya.

" Maafkan atas sikap Jaemin. Jaemin memang seperti ini dengan orang yang baru di kenal "

Irene tersenyum, mengatakan tidak apa-apa.

" Hayoung sangat menyebalkan ? "

" Sangat, dia selalu datang ke rumah ku. Memata-matai Sehun hyeong "

" Jae__"

Ucapan Jinyoung terhenti karena Irene menahan.

 " Kamu takut mereka tidak tulus pada Sehun shi "

Jaemin tidak menanggapi.

" Bagaimana kalau Hayoung memang tulus menyukai Sehun? "

Jaemin hanya diam.

" Apa yang kamu lihat belum tentu seperti yang kamu fikirkan.  Tidak semua yang menyukai kakak mu karena hanya wajahnya "

Jaemin menatap Irene.
" Kalau dia memang tulus, dia tidak akan datang ke rumah ku secara diam-diam. Gerak geriknya sudah seperti pencuri "

Rasanya Jinyoung ingin sekali melakban mulut Jaemin.

" Noona maafkan adik ku yang lancang "

Baik Seokjin dan Irene menanggapi dengan senyuman. Mereka paham dengan kehawatiran Jaemin, sebagai seorang adik, pasti ia ingin yang terbaik untuk kakaknya.

Lover For My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang