-6

647 86 24
                                    

Kalau bukan mengingat Chanyeol adalah senior dan dosen pembimbingnya, Rose sudah lama ingin melenyapkan pria paling menyebalkan itu.

Sejak Rose di tunjuk sebagai asisten dosen untuk Chanyeol, bukan kemudahan yang didapatkannya. Tapi pekerjaan yang tidak jelas.

Pekerjaan yang sebenarnya bisa di kerjakan oleh Chanyeol,tapi diberikan pada Rose. Terkadang Rose berpikir dirinya memang menjadi asisten dosen atau seorang asisten pribadi.

Contoh pagi ini, Rose baru saja menginjakkan kaki di kampus, si dosen Park Chanyeol sudah menelpon dan menyuruhnya membuatkan teh dan membeli roti di toko dekat kampus. Kesabaran Rose sangat di uji, kalau bisa saat ini Rose benar melenyapkan Chanyeol dari muka bumi.

Rose sudah mendapatkan kue pesanan Chanyeol, ia segera menuju ruangan Chanyeol agar pria itu tidak mengomelinya.

Rose sudah di depan ruangan, tidak lupa mengetuk pintu, barulah masuk.

" Pagi kyosunim "

Chanyeol sempat melirik, lalu kembali pada laptop. Rose mendelik kesal, ingin rasanya menampar wajah Chanyeol.

" Ini, teh dan kuenya. Sesuai pesanan"

Chanyeol kembali menatap Rose, lalu melihat kue yang dibawanya.

" Kyosunim, pekerjaan saya telah selesai, kalau be__"

" Belum "

" Hah? "

" Masih ada pekerjaan lain "

" Tapi, saya harus__"

" Berhenti membantah ku. Lakukan saja tugas mu "

Rose mengepalkan tangan,menahan diri agar tidak melepaskan kekesalannya saat ini.

" Neee " jawab Rose dengan senyum terpaksa.

" Disana " tujuk Chanyeol

Rose menoleh.

" Ada tumpukan kertas. Periksa semua kertas itu, lalu masukkan nilainya ke komputer disana "

Rose tercengang melihat tumpukan kertas hasil jawaban siswa.

" Kyosunim, apa semuanya harus di periksa? "

Chanyeol mengangguk, " Kenapa? Kau menolak ? "

" Bukan itu, hanya saja___"

" Tidak masalah kalau kau keberatan, aku bisa mengajukan pemindahan pembimbing untuk mu. Masih ada yang tersisa, Han Kyosunim bagaimana? "

Rose pun terdiam, ia sampai menurunkan bahunya sangking lelahnya menghadapi Chanyeol.

" Baiklah kyosunim, akan aku kerjakan semuanya "

Rose melangkah mendekati tumpukan kertas yang di atas meja, lalu duduk. Rose menatap tumpukan kertas itu dengan perasaan yang tidak bisa di katakan. Di katakan pun si Park Chanyeol tidak akan mendengar.

Sepuluh menit berlalu, Rose telah mulai melakukan tugasnya, Chanyeol melirik Rose. Rasanya tidak puas hanya melirik sekilas. Wajah Chanyeol bertumpu pada tangan, memperhatikan Rose yang serius, tapi bibirnya seperti merapalkan sumpah serapah.

Chanyeol tertawa kecil, ia sangat tahu Rose sedang memakainya, tapi lihatlah wajah menggemaskan itu, membuat Chanyeol tidak dapat berpaling.

" Cantik "

Satu kata yang di ucapkan Chanyeol secara diam-diam.

" Rose Park "

Rose menegakkan kepalanya.

Lover For My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang