Halo ini gue, Satrio.
Gue udah kehabisan cara supaya adek bisa maafin kita. Gue sadar kita udah kelewatan banget makanya adek bisa marah besar kayak gini.
Adek selama di rumah juga gak mau ngomong sama kita. Dia sering diem di kamar. Makan aja harus dipaksa dulu.
Kita berlima jadi suka uring-uringan. Lebih-lebih Bang Jae. Dia sering adu mulut sama Brian. Menurutnya Brian penyebab dari semua ini. Kalo udah gitu si Wildan pasti nangis dan Dion bakalan nenangin. Wildan nyesel karena dia dulu sempet ragu mau percaya sama adek atau enggak.
Gue? Gue juga pusing sebenernya liat keluarga gue yang berantakan kayak gini.
Gak habis pikir juga kenapa kita bisa sebego ini. Brian selalu nyalahin dirinya atas semua hal ini. Ya dia emang salah, tapi gak sepenuhnya salah Brian. Kita semua ini juga salah. Coba aja ada yang percaya sama adek. Ya ampun..
Papa juga merasa sangat bersalah apalagi papa waktu itu sampai nampar adek. Papa sama mama juga jarang kerja. Mereka janji sama kita semua kalo mereka gak akan terlalu hectic sama pekerjaan dan bakalan ngeluangin waktu buat kita-kita. Alhamdullilah gue seneng dengernya.
"Bang, adek gak mau makan.." ucap Wildan lirih. Matanya udah berkaca-kaca mau nangis.
"Coba siniin," gue ngambil makanan buat adek.
Ya gini kerjaan kita. Gantian buat ngebujuk adek makan. Hari ini jatahnya Wildan.
"Dek, makan ya.. abang suapin," gue mau nyuapin dia tapi tangan gue ditepis.
Tuh kan, gue bingung mau gimana lagi. Dari tadi pagi adek gak mau makan sampai sekarang udah mau malem.
"Yaudah abang taruh dimeja. Nanti dimakan ya.." ucap gue lalu gue keluar dari kamar adek.
"Gimana Bang?" tanya Brian setelah gue keluar dari kamar adek. Pada ngumpul semua disini.
"Masih gak mau," kata gue.
"Gimana dong, mama takut adek kalian malah tambah sakit kalo nggak makan."
"Hmm, apa perlu Jae beliin jamu penambah nafsu makan?"
"Sembarangan kamu, makan aja gak mau apalagi disuruh minum jamu," kata papa.
"Iya juga ya pa," lagian Bang Jae suka aneh-aneh aja.
"Lagian yang seharusnya minum jamu penambah nafsu makan tuh kamu. Dari dulu cungkring mulu."
"Ihh mama!"
"Cacingan kali ma!" kata Brian. Nah gue juga curiga ini sebenernya.
"Heh your mouth! Gue itu rajin ya minum obat cacing!"
"Udah-udah mending kita pikirin gimana caranya biar adek mau makan," kata gue.
"Apa perlu Dion panggilin Yudhan?"
"NAHH!!" teriak kita yang entah kenapa bisa bareng gini. Ini mama sama papa juga ikut teriak loh.
"Kenapa gak dari kemarin-kemarin sih Yon!" ucap Wildan.
"Duh kan gue mana kepikiran bang."
"Elo mana pernah mikir sih."
"Huss Jae gak boleh sembarangan sama adeknya."
"Anu ma, maksud Jae tuh mana pernah mikir kan Dion pinter jadi gak usah pake mikir udah caw lah."
"Ngeles aja kamu kalo dibilangin mama," ya kalo gak ngeles bukan Bang Jae namanya.
"Yaudah, sekarang telpon Yudhan Yon," suruh gue ke Dion.
"Iya Yon cepetan kasian adek gue."
"Adek gue Bri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother's❌Day6 [Revisi]
FanfictionPunya Kakak cowok lima itu antara seneng dan gedeg! Sedikit seneng, banyak gedegnya. Highest: #1 - enamhari [170419] #1 - youngk [070919] #3 - herin [130919] #1 - day6lokal [220919] #4 - myday [231119] #1 - wonpil [071219] #3 - dowoon [201219] #1...