17. Beraksi

2.3K 270 11
                                    

"ABANG... ADEK BERANGKAT YAA..." Teriak Arin dari luar kamar abangnya. Arin udah siap buat berangkat. Sekarang juga udah jam sebelas.

"IYAAAA." Teriak kelima abangnya serempak dari dalam kamar.

"HATI-HATI DEK!" Tambah Satrio.

"Iya Bang. ASSALAMUALAIKUM..."

"WAALAIKUMSALAM..." Jawab mereka serempak lagi.

Saat suara gerbang depan rumah terdengar, kelima abang langsung gedebukan buat keluar kamar.

"Ayo berangkat." Ajak Satrio.

"EHH TUNGGUIN GUE!" Jae yang baru keluar kamar dapet tatapan aneh dari keempat adeknya.

"ASTAGAA Bang Jae lo mau ngapain sih! Kita itu mau ngikutin adek, bukan mau dateng ke acara wisuda!"

Lagian Jae emang suka nyeleneh. Mereka berempat pake masker sama topi buat mendukung penyamaran mereka. Tapi ini Jae malah pakai setelan jas lengkap. Kalau gini caranya mereka bakalan ketahuan.

"Kan biar kayak detective gitu Bri."

"Tapi jangan pake jas juga bang. Udah ganti kostum sana." Suruh Satrio.

"Keburu adek berangkat dong Sat."

"Makanya cepetan jangan banyak bacot!" Dion kalau sama Jae emang suka geregetan sendiri. Pingin dia maki-maki rasanya.

"Kurang ajar ya lo sama gue."

"Udah gece bang! Wildan coba cek adek di depan." Suruh Brian ke Wildan, sambil mereka nungguin Jae yang sedang ganti baju.

Wildan jalan ke depan rumah buat ngecek adeknya udah berangkat apa belum. Dilihatnya Arin baru aja naik taksi dan berangkat.

"BANG... ADEK UDAH BERANGKAT! AYO KITA BERANGKAT JUGA!"

"Kuy! Siapa yang mau nyetir?" Tanya Brian.

"Bang Jae aja." Usul Wildan.

"Kok gue lagi sih!" Lagi dari mana coba. Padahal Jae suka ga mau kalau disuruh buat nyetir.

"Udah biar gue aja." Ucap Satrio daripada mereka ribut lagi. Ntar malah ga jadi ngawasin adeknya.

Akhirnya mereka ngikutin taksinya Arin dari belakang, agak jauh biar ga ketahuan. Iyalah dari belakang, masa dari depan. Kalau dari depan, mereka mau ngikutin siapa.

Sesampainya Arin di taman, ternyata Yudhan udah dateng. Dia duduk di salah satu bangku taman.

"Kak Yudhan udah daritadi? Maaf ya kalau Arin lama." Padahal emang Yudhan aja yang datengnya kecepetan.

"Eh belum kok santai aja. Minum dulu nih." Yudhan menyodorkan air mineral ke gadis di sampingnya.

"Makasih ya kak."

"Sama-sama. Untung dibolehin abang kamu ya Rin."

"Iya kak, tumben loh. Ga biasanya mereka begini."

"Yaudah gausah dipikirin."

"Kita mau langsung jalan atau gimana?" Tanya Arin.

"Iya, kita langsung nonton aja ya."

"Kakak bawa mobil?"

"Iya takutnya kamu kepanasan kalau pake motor." Arin selalu dibuat melting sama Yudhan. Kenapa Yudhan bisa se-care ini sama dia. Makin cinta deh Arin pokoknya.

Arin sama Yudhan naik mobil buat langsung ke bioskop. Di mobil mereka ngobrol. Lebih tepatnya Arin yang cerita tentang kelima abangnya. Yudhan yang nyuruh, karena dia pingin tau gimana kelima abang Arin supaya memudahkan dia dalam memperoleh restu. Eaaa

Brother's❌Day6 [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang