Setiap kali saya melihat kedalam mata nona, saya hanya melihat nona adalah semua yang saya butuhkan.
▶◻◾◻◀
Iqbaal menekan tombol dispenser setelah meletakkan gelas berisi kopi bubuk di dalamnya. Sedetik kemudian melangkahkan kakinya menuju ke arah taman belakang sambil mengaduk kopi itu supaya tercampur rata.
Dia sempat tertegun sebentar melihat keindahan taman belakang milik oma yang terbilang sangat indah itu. Jajaran bola lampu berwarna kuning mengitari dinding tembok yang tinggi, kolam berenang yang lebar di tengah sana tampak biru ketika disoroti oleh cahaya bulan purnama. Iqbaal tidak pernah berfikir bahwa ini lebih indah dari Melbourne, yang sempat dia banggakan dulu.
Dia memejamkan mata ketika angin malam berhembusan di wajahnya. Ujung rambut berterbangan menambah kesan dingin yang menyeruak masuk ke dalam kulit tubuh Iqbaal. "Sejuknya."
Iqbaal tersenyum manis saat menatap langit dengan taburan bintang membentuk sebuah konstelasi. Pikirannya melayang pada kejadian tadi sore saat mengantar cewek yang beberapa hari selalu ada dan selalu dirinya usik itu pulang.
"Kalo lo mau masuk ke dalam, peluk dulu dong gue," kata Iqbaal tadi sore saat berada tepat di depan rumah.
"Modus banget," celetuk cewek itu melipat tangan di dadanya.
"Peluk!" Iqbaal membuat dirinya sekarang terkekeh kecil.
"Kalau gitu gue gak mau pergi dari rumah lo."
"Mau jadi ala sinetron yang nunggu ceweknya di depan rumah habis itu turun hujan. Mau kayak gitu?"
"Mau kalo lo mau jadi cewek gue."
"Dih."
Iqbaal turun dari atas motornya kemudian menghadap (Namakamu).
(Namakamu) menurunkan tangannya dengan ragu dan dia mencoba mendekat. Iqbaal dengan jahilnya menarik tubuh cewek itu ke dalam pelukannya tentu saja hal itu membuat (Namakamu) terkejut dan yhaa...
"Duh, mikirin apa sih gue!" celetuknya saat pikirannya kembali normal. "Gak mungkin ya gue cinta sama si cewek udik itu, amit - amit."
"Tapi kalo di lihat-lihat dia cantik juga."
"Apaan sih gue."
Iqbaal menarik nafas panjangnya kemudian menghembuskannya secara perlahan. Suara jangkrik dan suara angin berembusan membuat pikirannya kembali jatuh pada cewek itu. Sampai pada akhirnya Oma datang.