Sangat menyarankan kalian untuk menghargai cerita aku dengan cara vote.
Kalian manusia? punya perasaan?
Tapi cuma jadi pembaca gelap :(▶◻◾◻◀
Bastian mengarahkan layar ponsel menghadap ke arah dirinya. Di sebelahnya terdapat (Namakamu) yang sedang tersenyum manis. Mereka berdua asik berselfie ria di dekat kolam berenang. Tidak jarang juga (Namakamu) meminta Bastian untuk mengabadikan momen dirinya sendiri.
"Lagi, lagi, Lagi."
"Memori hp takut penuh. Pakek punya lo sekarang!"
Sekitar pukul setengah sebelas siang mereka masih tetap bercanda gurau di halaman belakang. Mereka berencana akan membuat acara bakar-bakaran daging sore nanti.
Sudah meminta izin dengan oma. Katanya, dia akan pulang malam nanti atau kemungkinan bisa menginap di rumah sepupunya bersama juga dengan Tina.
Iqbaal membuka plastik berisi satu bungkus stupan salak berwarna merah. Dia jarang melihatnya mungkin nanti dia akan mencoba merasakan, senikmat apa sampai membuat ketiga temannya itu menyukai makanan seperti ini.
Oka terkekeh di sampingnya. Mata bulat itu menjatuhkan pandangan ke arah kolam berenang. Iqbaal mengikuti tatapan itu.
Dilihatnya Bastian dengan (Namakamu) yang sedang sibuk bermain air sambil mengambil beberapa jepretan.
"Lo suka sama (Namakamu)?"
Iqbaal menoleh Oks di sebelahnya. Mata Oka masih tertuju ke arah kolam.
"Dia lucu." Oka kembali terkekeh.
"Jadi?"
Oka menoleh ke arah Iqbaal. "Kalo lo suka. Lo harus cepet! Saingan lo bukan gue, tapi mantan ketua Osis Irzan."
"Maksud lo?"
"Feeling gue, dia suka lo."
"Hah?" Iqbaal menoleh.
"Cara dia natap lo itu beda banget."
Oka menepuk bahu Iqbaal. "Tadi sejak lo nempel handsaplas di tangannya. Dia selalu lihatin lo."
"Lo suka dia?"
Iqbaal lagi-lagi menoleh.
"Cepat sebelum terlambat."