BAB 18 ▶ Video Call sepanjang malam.

2.5K 384 23
                                    

Jangan nakal kau di sana, ingat aku di sini uh. Bila esok kau kembali kan ku lepas rindu ini.

Saat di bagian Iqbaal nyanyi,Disarankan untuk mendengarkan lagu yang di mulmed.

▶◻◾◻◀

"Jreng jreng jreng, gitu gak sih?"

"Agak di giniin lagi kunci bass nya."

"Rin, beli minuman dong gue haus tiba - tiba pengen yang ada bobanya."

"Oke. Sambil nyusul ibu." Rinrin menarik dompetnya. "Agy nitip apa ikut?"

"Nitip. Tapi bayarin dulu soalnya belum tarik uang gue."

"Lagalu."

"Enggak di Indonesia enggak di Melbourne, temen lo lucu-lucu."

Iqbaal menoleh ke arah ponsel yang berdiri lalu tersenyum manis.

"Anjir Iqbaal bisa gitu." Agy tertawa.

Iqbaal menoleh ke arah Agy sekilas lalu kembali menatap ponsel.

"Kamu dimana?"

"Anjir aku-kamuan. Gas pol jangan sampek nge-rem mendadak ya Baal."

"Apasih Gy. Ganggu aja lo sana!"

"Di rumah." (Namakamu) tersenyum geli. "Lo dimana?"

"Studio, main musik sama anak-anak."

"Gimana keadaan mama kamu?"

"Sehat."

"Jangan di judesin dong ceweknya, nanti kalo bosen gimana? kalo lo di ting----"

"Diem Agy brengsek."

Agy mencibir lalu pergi berpindah dari sofa entah kemana.

(Namakamu) terkekeh. "Di sana pagi apa malem?"

"Sore. Kenapa?"

Ini adalah hari kedua Iqbaal berada di Melbourne mungkin besok atau lusa Iqbaal akan kembali ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahnya, terlebih lagi papanya sudah berada di Melbourne dan mama juga sekarang sudah melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Disini udah malem. Besok harus bangun pagi, joging temenin Melody." (Namakamu) memanyunkan bibirnya terlihat jelas di layar ponsel Iqbaal dan seketika membuat cowok itu tergelak tawa.

"Untung orang kayak lo cuma ada satu di dunia kalo banyak, mungkin bumi kita ini sudah kiamat. Lagian cuma lari kecil doang."

"Iqbaal..." (Namakamu) bersidekap dada. Dan sekarang hal itu membuat Iqbaal tahu bahwa cewek di layar itu video call menggunakan laptop.

"Ejek aja terus. Belum aja gue pukul palanya.

Iqbaal tertawa. "Sorry sengaja."

"Dasar." (Namakamu) merapikan poni. Kemudian tersenyum manis.

"Pulangnya besok atau lusa? mau ikut jemput sama Oma."

"Gak tau juga sih. Btw Oma sehat?"

"Sehat. Tadi pulang sekolah main ke rumah Oma sama kak Oka. Tapi cuma sebentar, kata Oma ada urusan mendadak."

Iqbaal mengangguk. "Masalah Ayah lo gimana?"

"Ayah udah di bolehin pulang. Kata bapak polisi bendahara ayah yang ngambil uang itu." (Namakamu) tersenyum. "Seneng denger kabar baik itu."

Tentang, Iqbaal✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang