BAB 25▶ My home.

1.8K 288 7
                                    

Everything is you.

▶◻◾◻◀

Semua orang yang berada di halaman belakang tertawa girang saat Bastian melakukan aksi konyol yang membuat dirinya tercebur ke kolam berenang. Shafa yang geram dengan kelakuan pacarnya langsung saja menjewer telinga Bastian membuat kericuhan kembali di mulai.

"Bastian, Bastian." Gelengan kepala Namira membuat Ojan gemas lalu merangkul sang kekasih. "Shafa, untung pacar gue gak gitu."

"Mabuk makan kepiting tuh." Oka nimbrug di meja sambil memotong kue buatan oma. "Yang minum Iqbaal, yang mabuk si Bastian."

"Kurang minum anggur merah tuh," celetuk Iqbaal.

"Tawa aja lo tawain gue biar lo puas."

(Namakamu) yang sedari tadi cekikikan lalu menghampiri keduanya.

"Kak Shafa di handukin dulu kak Bastian, aku tanyain oma punya pengiring rambut gak, kasihan, nanti masuk angin."

Shafa mengangguk, meraih handuk dari tangan (Namakamu) dan menempelkan pada tubuh Bastian yang basah kunyup.

"Makanya jangan kebanyakan tingkah lo, gak suka aku kalo kamu kayak gini tahu."

Bastian meringgis mendapat pukulan keras di lengan. "Sayang ih sayang, jangan, sakit."

"Mending pacaran sama (Namakamu) aja gue mah. Udah perhatian ini malah di tabok gue."

"Ngomong sekali lagi, gue geplak pala lo." Iqbaal dari jauh menampilkan tatapan tajam.

"Bercanda elah."

"Eh main jujur-jujuran yuk?" Melody menatap semua orang sambil memanggang daging sapi. Di sebelahnya ada Oka menemani.

"Gak mau yang, nanti aku jujur punya selingkuhan kamu sakit hati!"

"Dih." Ojan menatap jijik Oka. "Itu lo udah jujur."

Melody melotot. "JADI KAMU PUNYA SELINGKUHAN?"

"OKE-OKE." Melody bangkit lalu melempar kipas yang tadi ia pakai meng-kipasi daging panggang. "AKU MAU PULANG!"

"sayang hey sayang maksudnya gak gitu." Oka mengejar Melody yang udah lari masuk ke dalam rumah. "Sayang maksud aku, aku itu cinta sama kamu."

"Ngakak bangsul." Bastian duduk di tepi kolam. "Belum main udah marah,"

"Kalo aku gitu juga marah ya, bukan marah aja tapi aku langsung putusin."

Bastian menoleh. "Kamu ih kenapa sih galak-galak mulu, Babas gak suka di galakin."

"Soyang sayang soyang sayang, pala kamu itu tuh ajak ngomong kalo kamu sayang!"

"Kenapa sih, mau apa? bilang dong jangan marah mulu begitu."

"Aku mau kamu jangan pecicilan, aku gak suka!"

"Itu artinya, kamu gak nerima aku apa adanya. Fik dah lah."

"MAKSUD AKU BUKAN GITU."

"Iya sayang aku minta maaf."

Begitulah keseharian Bastian dengan Shafa yang selalu berantem tanpa ujung. Berbeda dengan Ojan dan Namira, sekarang sedang menikmati kue saling suap-suapan.

"Aku mau pakek cerry," ujar Namira menunjuk.

"Iya ini. AAAA."

"Kak Bastian, kata oma pakek baju Iqbaal dulu biar gak masuk angin. Kak Shafa ini, keringin dulu rambut pacar kamu."

Iqbaal terkekeh geli, (Namakamu) begitu rempongnya membawa celana jeans panjang miliknya dan baju kaos berwarna maroon, di tambah satu pengiring rambut milik mama Sandra yang tertinggal di Indonesia tidak jarang Iqbaal sering memakainya.

"Bas, pacar lo kalah sama pacar gue."

(Namakamu) menoleh. "Iqbaal jangan memperlambat keadaan."

"Iyaudah (Namakamu), makasih ya. Aku nganter Bastian ganti baju habis itu ngeringin rambut kiwilnya."

"Iya kak Shafa."

Shafa menarik Bastian pergi, sedangkan (Namakamu) lalu menemui Iqbaal yang duduk di ayunan dekat Ojan dan Namira.

"Iqbaal kok gak makan?"

"Kenyang." Iqbaal tersenyum manja.

"Kenyang?" tanya (Namakamu) bingung. "Kamu baru makan opor doang udah kenyang?"

"Kenyang lihat senyum kamu."

"Iqbaal apaan sih!"

"Besok hari terakhir aku ujian, seneng banget." Iqbaal tertawa pelan.

"Nanti konvoi, ikut gak?" Iqbaal menyipitkan mata, menoleh ke (Namakamu).

"Emang ada ya konvoi-konvoi gitu?"

"Gak tau juga, tapi kalo ada, aku mau ngajak kamu. Kalo kamu ikut aku juga ikut."

"Ih kok gitu sih?"

"Biar sama kamuu." Iqbaal terkekeh.

**

Gaje.

Tentang, Iqbaal✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang