Kalau kau bertanya, aku sibuk atau tidak setelah kamu pergi, kujawab iya. Aku sibuk, sibuk merindukanmu<3
▶◻◾◻◀Iqbaal merebahkan diri di kasur empuk miliknya. Masih rapi dengan furniture yang sama sebelum Iqbaal pergi ke Jakarta. Lemari kaca di kanan terpampang jelas menampilkan beberapa robot kecil terpajang di dalamnya. Tidak ada satu pun yang berkurang.
Dia meraih ponsel di nakas memastikan jika ada pesan masuk atau panggilan telepon dari Oma. Karena sejak tadi dia mengubah suara ponsel menjadi hening.
Iqbaal terkekeh saat kembali melihat chat cewek itu. Meminta dirinya untuk cepat pulang. Iqbaal kira pesan yang berembel-embel stiker cinta yang kemarin Iqbaal salah pencet tidak akan di balas oleh (Namakamu) tapi nyatanya cewek itu membalas dan mengatakan bahwa dia merindukan Iqbaal.
"Dasar bawel." Iqbaal mengetuk profil line (Namakamu). "Gue juga rindu kali."
"DEN IQBAAL DI DALEM?" Alena berteriak di luar pintu membuat Iqbaal menoleh.
Iqbaal meletakkan ponsel lalu membuka pintu masuk.
"Den Iqbaal," sapa Alena. "Non Zidny mau ketemu Aden."
Iqbaal menatap bingung perempuan di sebelah maid Alena. Lalu dia mengangguk dan meminta Alena untuk pergi meninggalkan mereka berdua.
"Apa?"
"Hai." Zidny tersenyum manis. "Dari dulu kamu itu sama sekali gak berubah ya? Selalu cuek dan dingin padahal kita udah sahabatan dari kecil."
Zidny melangkah masuk ke dalam kamar. Membiarkan Iqbaal yang bingung karena kelakuan dirinya itu.
"Apa kabar?" Zidny tersenyum manis.
"Baik."
"Mama tadi telepon aku. Katanya kamu udah sampai Melbourne. Terus katanya mau bicarakan soal pertunangan kita. Eum. Aku sebenarnya juga gak enak ngomongin hal itu pas kamu lagi capeknya. Yaudah. Aku kesini aja sekalian jenguk Mama."
Iqbaal diam.
"Gimana sekolah kamu disana? Kamu punya temen? Kalo soal Oka, apa kamu satu sekolah sama Oka?"
"Iya."
Zidny mengangguk. "Syukur deh. Kalo ada yang bisa kamu ajak. Aku gak yakin sama model pertemanan disana kaya gak seru dan suka nyinyir."
"Stop ngejelekin Zid."
Zidny mengangguk. "Oh. Iya. Aku lupa. Kemarin aku udah booking restaurant dekat mall itu. Kamu tahu gak yang selalu rame itu. Kalo gak keberatan gimana kalau kita makan malam?"
"Zid. Bisa tinggalin gue sendiri gak? Gue butuh istirahat. Kalo ada waktu kita cerita lagi, oke?"
Zidny mengangguka. "Ya sudah. Kamu istirahat dulu.
"Satu lagi." Kata Iqbaal menahan Zidny. "Gue gak suka sama cewek yang keluar masuk club malam."
**
"Omongan orang kayak begitu tuh seharusnya gak usah lo dengerin. Dia cuma bisanya bikin orang down aja."
"Lo gak tahu gimana rasanya ada di posisi gue, Mel!"
Melody menatap iba sahabatnya itu. Dia mengusap punggung (Namakamu) yang masih terisak menenggelamkan seluruh permukaan wajahnya ke lipatan tangan.
"I know that feel. Tapi please dong lo jangan dengerin suara sumbang kaya gitu. Kak Irzan ngomong gitu pasti cuma bercanda. Dia anggota osis dia juga baik sama lo. Mungkin gara-gara kemarin lo nolak dia di ajak pulang jadi begini deh."
"Tapi dia udah punya pacar Mel!"
"(NAMAKAMU)!" Oka teriak di lapangan. Menghampiri. Iqbaal marah!"
"Kenapa dia marah?"
"Gue bilang lo di bully sama Irzan dan Khalda terus temen yang lain yang ikutan juga."
"Iqbaal kapan pulang Kak?"
**
Asyitt, makin gaje kan?W MAU SELESAIN REVISI SEKARANG TITIK. WKWK