E P I L O G

2.7K 264 4
                                    

▶◻◾◻◀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▶◻◾◻◀

"(Namakamu) sayang bangun nak."

Goyangan cepat dari Frida mampu membuat cewek itu menggeliat pelan.

"Bun kenapa sih. Hari ini aku gak sekolah, bisa gak bunda jangan ganggu mimpi indah aku."

"Sayang ada temen kamu."

(Namakamu) bangkit lalu mengucek mata. "Man---kak Oka?"

"Kak Oka ngapain disini pagi-pagi buta?"

Frida meraih lengan Oka yang berdiri di sebelahnya. "Kalian ngomong dulu, tante buatin minum," katanya lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Kak. Baik-baik aja kan?"

Oka menggeleng, matanya sayu dan sedetik kemudian buliran kecil sudah mengambang di mata Oka.

"Kak, are you okay?"

"Iqbaal," kata Oka lirih, dia menarik nafas panjang sebelum mengucapkan sesuatu.

"Ada apa?" tanya (Namakamu), dia melirik hp yang tergeletak di meja.

"Pesawat yang di naiki Iqbaal sama oma jatuh di perairan dekat Melbourne."

"APA?" (Namakamu) berlonjak kaget.

Keberangkatan Iqbaal dari Indonesia menuju ke Melbourne dengan tujuan hanya untuk mengantar oma pengobatan ternyata membawa kesedihan yang mendalam.

"Gue serius (Nam). Ini jam empat pagi gue gak mungkin kesini cuma bawa berita yang gak bener."

Oka mendekat ketika mengetahui tubuh cewek itu bergetar. Di bawanya ke dalam pelukan agar dia menjadi lebih tenang.

"Iqbaal baik-baik aja kan kak? dia gak kenapa-kenapa kan? oma juga?"

Oka mengusap air mata. "Gak ada, gak ada yang di nyatakan selamat (Nam)."

"Aku mau kesana, aku mau kesana kak."

"(Namakamu) kamu tenang dulu."

"Aku gak mungkin tenang kalo semua ini tentang Iqbaal."

"Ada apa?" Frida membawa nampan lalu berjalan cepat dan menaruhnya di meja. "Kalian kenapa kok nangis?"

"Bunda," seru lirih (Namakamu).

"Bunda, Iqbaal, pesawat yang di naiki Iqbaal dan oma jatuh."

"Ya tuhan. Kamu seriusan nak Oka?"

"Aku gak mungkin bohong soal masalah kayak gini tante. Aku sebagai sahabat dekat Iqbaal merasa terpuruk banget, berita ini udah nyebar di siaran televisi pukul jam dua tadi."

(Namakamu) bangkit masih dengan berderai air mata. Satu persatu menuruni anak tangga dan berhenti di ruang keluarga.

"(Namakamu)....(Namakamu)."

"Pesawat King-air dengan tujuan Indonesia-Melbourne jatuh di dekat perairan America serikat pukul dua belas dini hari tadi. Kecelakaan ini berdampak akibat cuaca yang mendadak buruk dan membuat pesawat hilang kendali."

Presenter di dalam televisi membuat (Namakamu) menggelengkan kepala cepat.

"Gak...gak mungkin. Bun...Iqbaal gak mungkin ninggalin aku bun."

"Tim SAR sudah menemukan beberapa jiwa korban sudah tidak bernyawa dan puing-puing pesawat. Blackbok sudah di temukan dan masih di selidiki."

"Kenapa tuhan gak ngasih aku tanda kalo dia mau ngambil orang yang aku sayang bun?" tanya (Namakamu) lirih.

"Bahkan tuhan sama sekali gak ngasih aku perasaan yang tidak enak waktu Iqbaal ngomong terakhir kalinya kemarin di Bandara."

"Kenapa tuhan jahat sama aku?"

Frida menatap iba putrinya, bahwa Iqbaal yang belum pernah dia temui sama sekali membuat hati Frida mencelos begitu saja. Oma Ranee, bahkan teman baiknya pun mampu membuat isak tangis melanda di pukul jam empat pagi ini.

"Sayang," ucap Frida memeluk putrinya yang masih sesenggukan.

Oka di sampingnya hanya mampu mengeluarkan air mata. Kejadian ini dia ketahui ketika dia selesai bermain game online pukul satu dini hari tadi.

Mata yang susah tertutup seakan memberi syarat dia untuk membuka siaran televisi dini hari yang dia yakini tidak akan ada siaran bagus untuk di tonton. Tapi hasrat Oka untuk membuka televisi semakin kuat.

Setelah melihat berita itu, Oka langsung tidak sadarkan diri, dia menangis, mengamuk, bahkan hampir saja dia kehilangan televisi sebesar itu. Dan setelah itu dia datang kerumah (Namakamu).

"Iqbaal udah janji bun gak akan ninggalin aku."

"Iqbaal," lirih Oka di samping.

"Bun, (Namakamu) mau nyusul Iqbaal, (Namakamu) mau pergi," jerit kesedihannya di ruang tengah bergema. "Aku mau lihat kondisi Iqbaal sama oma, aku sayang sama mereka."

Frida masih memeluk erat tubuh gadis itu. "(Namakamu), sayang, jangan nangis terus. Coba tenangin diri kamu, bunda yakin Iqbaal sama oma bakalan selamat."

"Oka," panggil Frida. "Kamu ada kenal sama orang tua Iqbaal gak?"

"Kenal tante, tapi Oka sama sekali gak tahu nomor hp mereka."

"Iya tuhan."

(Namakamu) melepas pelukan itu lalu pergi keluar rumah berlari sekencang yang dia bisa tanpa memperdulikan teriakan kencang Oka dan bunda.

"Iqbaal," lirih (Namakamu). "Kenapa kamu sama sekali gak ngasih tanda kalo kamu bakalan ninggalin aku?"

"Aku sepi."

"Iqbaaal...jangan tinggalin aku."

Masih dalam keadaan berlari dan mulai menyetop satu taxi.

"Bandara Soekarno-Hatta pak, cepat."

END◀

Seneng kan gue php in lo lo pada HAHAHA.

INI UDAH EPILOG YAHH.

Kalian ada yang mau extra part?

Atau sequel?

Epilognya gaje.



Tentang, Iqbaal✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang