BAB 20▶ MALAM

2.8K 381 34
                                    

▶◻◾◻◀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▶◻◾◻◀

Sebuah keheningan terjadi. Hampir sepuluh menit Iqbaal tidak mengatakan apapun. Termasuk (Namakamu). Gelisah dengan keadaan. Pasca Iqbaal menembaknya. (Namakamu) belum memberikan jawaban apapun.

"Baal? Kenapa lo diem?" Tanya (Namakamu) memecah sunyi. "Gue mau pulang. Udah malam."

Iqbaal mengangguk. "Gue antar!"

Apa-apaan ini! Iqbaal tidak bertanya jawabannya?

"Lo gak butuh jawaban?" Tanya (Namakamu).

"Siapa yang gak butuh? Tapi gue gak mau maksa terserah lo mau jawab apa. Karena itu bukti gue! Gue sama Zidny gak pacaran."

"Lo serius nembak gue? Kenapa lo enteng?!"

"Maksud lo? Enteng gimana?"

(Namakamu) diam.

"Terus gue harus gimana? Gue juga bingung harus apa."

"Gue makin yakin kalo emang lo gak se-effort itu."

"Tai. Yaudah terserah lo. Masa iya gue harus bangun candi dulu. Jadi intinya gini deh. Lo terima gue apa gak? Kalo gak. Gue sama lo end. Gak ada kata temen lagi di antara kita! Karna gue gak mau."

"Anjir. Kenapa?"

"Ya. Malu lah anjing. Jadi gimana."

"Tapi lo beneran suka kan sama gue?! Bukan cuma sebagai bukti supaya gue gak marah!"

"Ya!"

"Buktinya?"

Iqbaal menghela nafas. "Lo mau gue cipok?"

"Heh! Iqbaal itu nafsu bukan bukti cinta."

"Ya habisnya. Lo gak jawab gue tinggalin lo."

(Namakamu) terkekeh. "Ya udah. Gue terima. Tapi janji dulu."

Iqbaal tersenyum dan mengangguk. "Janji."

"Emang lo tahu janjinya apa?"

"Gak tahu."

"Jangan deket sama Zidny lagi! Kalo ada Zidny lo mending jauh aja. Gue gak suka!"

Iqbaal tertawa. Menunjukkan kedua jempol. "Siap, seyeng. Kan sekarang udah di sini. Jauh dari Zidny!"

"Gak usah di sebut namanya! Enek gue."

Tentang, Iqbaal✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang