Warn. Ini panjang, lebih dari 2k words.
Author POV.
Seungwoo bergegas mengganti baju piyamanya menjadi baju yang lebih layak dipakai, di rumah sakit sudah ada Byungchan dan Sejun yang menjaga Chan. Sebentar lagi ibunda Chan juga akan sampai di rumah sakit. Jadi ia bisa sedikit bernafas lega..
Seungwoo menggerakan kakinya perlahan, ia naik menuju lantai dua, menuju kamar Chan.
Saat dia membuka kamar Chan, semua masih terlihat sama, tidak ada yang aneh dari kamar itu, kecuali bercak darah yang menempel di lantai.
Dengan cepat Seungwoo menuju kamar mandi, ia mengambil kain pel dan sedikit air, lalu membersihkan bercak darah itu.
Setelah selesai, matanya kembali mengamati setiap sudut kamar Chan. Semua tertata rapi, hanya kasurnya saja yang terlihat sedikit berantakan.
Pertanyaan itu kembali muncul di kepalanya..
'Dari mana Chan dapat semua luka itu kalau dia cuma jatuh dari kasur..' pikir Seungwoo.
Para dokter juga kebingungan saat mendengar cerita itu dari Seungwoo, menurut mereka itu tidak masuk akal, apalagi kasur Chan bukanlah kasur tingkat.
Seungwoo berdiri kemudian merapikan kasur Chan, tapi matanya menangkap ponsel Chan yang berada tepat di samping bantal.
Saat Seungwoo mengambil dan mencoba untuk menghidupkan ponsel milik Chan, Seungwoo langsung mengkerutkan dahinya.
Bisa ia lihat daya baterai ponsel itu tinggal sedikit. Tapi bukan itu yang membuatnya bingung dan terkejut, melainkan wallpaper yang dipasang oleh Chan.
"Ini kan.. Subin"
-○°○°○-
Subin membolak balikan tubuhnya terus menerus, ia tidak bisa tidur malam itu. Ia terus memikirkan harus kemana ia mencari Chan besok.
Subin menatap secarik kertas yang berisi data data pribadi milik Chan. Untung saja saat pertama kali bertemu dengannya, Subin sudah langsung mewawancarainnya. Ia jadi bersyukur karena tindakan anehnya itu berguna untuk saat ini..
Subin tersenyum bodoh saat mengingat kejadian itu. Ekspresi Chan yang tiba tiba menjadi panik muncul di kepalanya.
Subin tertawa kecil, ekspresi itu akan menjadi ekspresi yang paling ia sukai, ia tidak akan pernah melupakan ekspresi itu.
Tapi, air matanya kembali turun membasahi wajahnya. Perasaan takut kembali muncul memenuhi hati dan pikirannya. Sebuah isakan pun lolos dari bibir cherry miliknya.
'Kak Chan.. aku harap kak Chan baik baik aja.. ku mohon.. jangan tinggalin aku'
-○°○°○-
Suasana sekolah pagi itu cukup ramai, tapi tidak bagi seluruh murid kelas 2-3. Mereka sedikit khawatir, karena sejak kejadian kemarin, baik Subin maupun Yohan tidak terlihat batang hidungnya sama sekali hari ini.
Hangyul mencoba menelfpon Subin lagi, tapi hasilnya sama seperti kemarin, tidak diangkat.
Hangyul sudah meng-spam chat Subin dan sudah menelfonnya sampai belasan kali, tapi tidak satu pun dibalas oleh Subin.
"Sialan" umpat Hangyul saat telfonnya tak kunjung diangkat.
"Hangyul" panggil Hwiyoung diambang pintu kelas.
Hangyul menatap jengah orang itu dan menghampirinya.
Hwiyoung sudah meminta maaf dan menjelaskan perbuatannya kemarin kepada teman temannya, dan benar saja, sesuai dugaan Hwiyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMEline ✔ -ChanBin- VICTON
FanficWaktu... Mimpi... Takdir... Atau Kenyataan? ✨ °○ ⋱ • ⁂◌. ◌ . ⋱ ° ° ❀•° ✾~✾• ° ☁🌌☁🌌☁🌌☁🌌☁ Chan "Hah.. cuman mimpi" Subin "... Dia siapa?" Selamatkan, rubahlah, semuanya.. ini hanya sekali, tidak ada kesempatan kedua. Jangan...