Author POV.
"Hmm??"
"Dimana ini.."
Chan tampak asing dengan pemandangan di sekitarnya, ia sekarang berada di sebuah kamar dengan nuansa romawi kuno.
Dinding dindingnya di ukir sangat cantik dengan warna putih mendominasi kamar itu.
*cklek*
Chan tiba tiba saja mematung saat knop pintu kamar itu berputar, dan menampilkan seorang laki laki dengan pipi yang chubby memasuki kamar itu.
Ia memakai piyama putih dengan motif angsa.
Anak laki laki itu memasuki kamar itu dengan santainya, seperti tak menganggap kehadiran Chan yang ada di sana.
'Dia.. emang gak bisa ngelihat gue atau cuman pura pura aja?' Batin Chan.
Chan melambaikan tangannya kepada anak laki laki itu, berharap akan di notice olehnya.
Tapi nihil.. anak laki laki itu tak sekalipun menatap ke arah Chan. Ia malah mematikan lampu kamarnya dan berjalan menuju kasurnya lalu mulai berbaring di sana.
'Seriusan?! Apa gue ini se-invisible itu?!' Batin Chan.
"WOIII!!!" Teriak Chan pada anak laki laki itu.
Dan.. anak laki laki itu tetap tak bergeming.. ia masih berbaring dengan memunggungi Chan.
"Hah.. sebenarnya gue dimana.." Ucap Chan sambil mengacak rambutnya sendiri.
*sreekkkk*
Anak laki laki itu tiba tiba saja bangun terduduk di kasurnya, ia kemudian menoleh ke arah Chan.
Chan berhenti mengacak rambutnya dan menatap balik anak laki laki itu.
Chan menunjuk dirinya sendiri dengan wajah melongo seperti orang bodoh.
"G-gue? Lo bisa ngelihat gue?"
Anak laki laki itu menyipitkan matanya sambil menautkan alisnya.
"Gu-gue dimana ya? L-lo bisa bantu gue kan?" Ucap Chan pada anak laki laki itu.
Anak laki laki itu diam tak menjawab pertanyaan Chan, ia turun dari kasurnya masih dengan raut wajah yang sama.
Chan kini sedikit takut dengan laki laki itu, karena ekspresinya tak berubah sama sekali.
"Ma-maaf deh maaf, kalo gue ganggu tidur lo" ucap Chan sambil tersenyum bodoh.
'Dia kok gak ngejawab gue sih? Atau jangan jangan dia tunarungu?! Makanya gak bisa ngejawab sama ngeliat gue?' Batin Chan.
Anak laki laki itu mulai berjalan ke arah Chan dengan menghentakan kakinya kuat.
"E-eh.. wo-woahh tunggu dulu! G-gue bisa jelasin semuanya! L-lo sabar dulu!"
Anak laki laki itu tak mengubris perkataan Chan, ia malah berajalan semakin cepat dengan eskpresi tak bersahabat.
'Si-sial.. gu-gue harus kabur!'
Baru saja Chan hendak melangkahkan kakinya, tiba tiba saja kakinya tersandung ujung lemari di sebelahnya.
'Sialan!!'
*BRUKKK!*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.*kriiingggggg*
"CHAN BANGUN! UDAH SIANG WOIII!"
"LO GAK NGAMPUS APA?!"
DEG...
Chan tiba tiba saja membuka matanya, ia melebarkan pupilnya saat melihat ke sekelilingnya.. ia sedang berbaring di lantai sambil memeluk bantal gulingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMEline ✔ -ChanBin- VICTON
FanfictionWaktu... Mimpi... Takdir... Atau Kenyataan? ✨ °○ ⋱ • ⁂◌. ◌ . ⋱ ° ° ❀•° ✾~✾• ° ☁🌌☁🌌☁🌌☁🌌☁ Chan "Hah.. cuman mimpi" Subin "... Dia siapa?" Selamatkan, rubahlah, semuanya.. ini hanya sekali, tidak ada kesempatan kedua. Jangan...