Author POV.
Subin yang sedang berjalan di lorong sekolah sambil meminum ginseng merahnya, terpaksa harus berhenti.
Matanya menangkap sosok Hangyul yang keluar dari lapangan basket dengan luka di sudut bibirnya. Penampilan pria itu juga tampak sedikit berantakan. Seragamnya tampak kusut.
Bukan Subin namanya kalau tidak nekat dan terlalu berani. Ia mendekati Hangyul dan menarik lengan Hangyul.
Hangyul shock karna saat ia berbalik, ia menemukan wajah yang 'dulu' pernah dia sukai.
"Ikut aku" ucap Subin datar, lalu menarik lengan Hangyul menuju ruang uks.
Yang ditarik berusaha sekuat mungkin untuk lepas walaupun hanya dalam pikirannya. Karna nyatanya, tubuhnya malah pasrah saja menerima semua tindakan Subin padanya.
Sesampainya di uks Hangyul langsung disuruh duduk oleh Subin, dan benar saja, Hangyul mengikuti perintah Subin. Sedangkan orang satunya lagi sedang mencari obat luka dan perban untuk menutupi luka Hangyul.
"Diam" baru saja Hangyul membuka mulutnya untuk protes, tapi sang lawan bicara sudah memberi intruksi lebih dulu.
Bagai disihir.
Hangyul langsung diam, dan membiarkan Subin mengobati lukanya.
Setelah membersihkan dan memberi obat merah, Subin langsung menutup luka Hangyul dengan sebuah plester luka polos.
"Sudah" ucap Subin setelah menyelesaikan tugasnya.
Subin sudah bersiap siap untuk pergi dari uks tapi panggilan Hangyul terhadapnya membuatnya berhenti.
"Subin.."
"Kenapa?" Tanya Subin, menjawab panggilan Hangyul.
"Lo.. kenapa?"
"Aku? Emangnya aku kenapa??" Tanya Subin bingung.
"Kenapa nolongin gue.." jawab Hangyul dengan ekspresi datar. Ia berusaha sekuat mungkin untuk tak mengeluarkan ekspresi berlebihan di depan Subin.
Subin membuang nafasnya sesaat. "Nolongin orang itu suatu kewajiban"
"Tapi gue gak minta buat ditolong"
Jengkel. Subin jadi ingin menreverse waktu, seharusnya ia tidak menolong Hangyul dan membiarkannya saja.
"Gini ya Lee Hangyul.."
"Aku sebenernya gak tau kamu ada masalah apa sama aku selain masalah aku dispesialin disini"
"Harusnya kamu itu bilang terimakasih udah ada yang nolongin kamu buat ngobatin luka kamu, bukannya bersikap arogan kaya gini, aku tau sikap kamu itu emang bad banget tapi setidaknya hargai orang yang udah berbuat baik ke kamu"
"Dan juga.. aku gak ada minta buat 'dispesialin' disini" ucap Subin sambil menekan kata katanya.
"Aku udah minta ke ayah aku buat ngeberhentiin semua staff disini untuk ngespesialin aku, tapi nyatanya gak bisa. Mereka semua berbuat gitu untuk cari muka ke ayah aku, dan aku gak bisa berbuat apa apa"
"Jadi aku harap.. kamu bisa berhenti ganggu aku sekarang"
Hening. Semua ucapan Subin barusan tak mendapat jawaban dari sang lawan bicara. Hangyul hanya diam sambil menatap lantai ruangan uks.
Merasa diacuhkan, Subin langsung membuka pintu ruang uks dan keluar dari sana.
Tapi...
Tepat sebelum pintu itu tertutup Subin mendengar sesuatu dari dalam uks.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMEline ✔ -ChanBin- VICTON
ФанфикWaktu... Mimpi... Takdir... Atau Kenyataan? ✨ °○ ⋱ • ⁂◌. ◌ . ⋱ ° ° ❀•° ✾~✾• ° ☁🌌☁🌌☁🌌☁🌌☁ Chan "Hah.. cuman mimpi" Subin "... Dia siapa?" Selamatkan, rubahlah, semuanya.. ini hanya sekali, tidak ada kesempatan kedua. Jangan...