Chapter 1 - 하나

1.5K 118 11
                                    

Seperti biasa jika fanfic dengan sedikit unsur agama akan aku labeli '⚠' biar gak ketrigger kalo ada kata-kata atau kejadian yang dirasa tidak pantas untuk cerita dengan genre islami juga karakter yang terkait di dalamnya.

Yang sudah baca springday, pasti gak asing dengan Original Character Esna Kim yang berdarah campuran. Tapi di ff ini nama Esna kuambil tapi dengan kewarnegaraan asli Indonesia.

Kalo ada yang tanya, "kenapasih kak biya suka banget castnya gadis Indonesia?"

Ya.. biar sekalian aja gitu mikir storyline sama bias, kalo castnya orang korea juga nanggung halunya.wkwkwkwk

Oke terimakasih kalian sudah baca cuap² aku yang cukup panjang lebar ini. Semoga kalian gak kesel karena chapter 1 intronya sudah segini.

Selamat membaca♡

"Kalian semua bercanda kan? Apa yang dibanggakan dari guru bahasa inggris dengan jam terbang sedikit sepertiku?" Keluh gadis yang mengenakan seragam guru; Esna di ruangan yang cukup luas. Ada beberapa guru yang juga berada disana karena saat ini sudah jam pulang sekolah.

"Apa kau lupa, tempat kau mengajar ini adalah international boarding school" ucap sang kawan seprofesi- bernama Pebi, mengoceh bangga.

"Apa hubungannya? Lagian kenapa gurunya bertukar juga. Harusnya kan cuma pelajar!" Keluhnya lagi.

"Kau kan yang mendampingi mereka." Ucap guru lain dengan senyum terkekeh.

"Aku tidak mau, kenapa tidak kau saja!"

"Mereka memutuskan untuk mengirim guru yang menguasai bahasa indonesia dan bahasa inggris." Sahut Pebi lagi- terlampau datar.

"Tapi masih banyak lain, Pak Wisnu dan Ibu Ningsih juga." Ujar Esna membela diri.

Guru lain kini ikut masuk dalam obrolan Esna dan Pebi, "Mereka punya keluarga."

"Bapak pikir- aku tidak?" Tatap Esna bersungut tak terima.

"Maksudnya kau belum menikah Esna~" sahut Pebi mulai gemas.

Esna berceletuk kesal pada gadis di hadapannya itu. Bukannya ia tidak mau, tapi saat ini situasinya juga tidak mendukung. "Kau juga belum tau!"

"Wah.. padahal aku menguasai bahasa Korea, kenapa tidak aku saja ya yang dikirim" ujar Pebi mengeluh sok kecewa.

"Untuk apa mengirim guru bahasa Korea ke Korea? Mereka lebih menguasainya daripada kau!" Oceh guru senior mengejek, disusul guru lain yang sontak tertawa.

"Bapak ih. Gak asik" ujar Pebi seketika berdecak kesal.

Esna pun seperti tengah mengulum senyum menahan ekspresi wajahnya, tapi ia menggumam pelan. "Benar juga."

"Oh ya Na. Bukannya kau dulu suka Korea ya? Ini kesempatan bagus untuk kesana."

"Kau pikir sekarang aku masih sempat menggeluti hobi itu? Lagipula aku hanya suka dramanya, itu saja." Ujar Esna mendengus kasar.

"Jadi apa alasan kau menolak?" Tanya Pebi lagi, beberapa guru bahkan terdiam karena kompak menunggu jawaban Esna.

"Bukankah pertukaran guru dan pelajar itu selama satu tahun?" Tutur Esna canggung.

"Heumm.. kenapa memang?" Tanya guru lain yang barusaja datang entah darimana, tiba-tiba saja menyahut.

"Itu- kekasihku- dia akan kembali hari ini dan rencananya- kami akan membahas pernikahan dalam waktu dekat." Ucap Esna malu-malu.

Ruangan yang tadinya sunyi karena menunggu jawaban Esna seketika gaduh, tak ubahnya murid-murid yang berseru kegirangan dalam ruang kelas ketika menikmati jam kosong.

𝑷𝒊𝒆𝒅 𝑷𝒊𝒑𝒆𝒓 ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang