Chapter 18 - 열여덟

680 93 13
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

Ff ini berisi konten sara'.
Bagi yang tidak nyaman, silahkan mundur teratur.
Part ini lebih dari 3k word, jadi bacanya pelan-pelan aja.

Selamat membaca

Sebelumnya...

"Tapi karena kau mengambil atensi keduanya, tidak ada alasan kau menolakku kan? Jadi ayo kita menikah!"

Esna seketika terdiam sambil menatap lurus pada Yoongi yang tersenyum tipis. Apakah rungunya salah dengar? Menikah? Namun ucapan Yoongi selanjutnya terasa memukul keras wajah Esna saat itu.

"Wah~ kau percaya ya? Aku jadi tidak tega." Ucap pria itu terkekeh ketika melihat raut wajah Esna polos tak terbaca.

"Apa- kau bilang barusan?"

"Aku hanya bercanda" ucap Yoongi mengangguk pelan tanpa rasa bersalah sudah membuat sosok gadis di hadapannya itu terlanjur terbawa perasaan. Tidak! Mungkin Yoongi kali ini salah bicara dan seperti tak siap akan sesuatu.

"Min Yoongi-si maksudmu apa?"

Pria itu lantas menyahut Esna berusaha angkuh masih tak sadar akan perbuatannya yang sudah mengguncang sisi lemah Esna. "Ini bagian dari rencanaku agar kau tak terjebak dalam perasaan sebagai fans. Ya seperti kesepakatan kita sebelumnya."

"Kau bercanda untuk hal yang harusnya tak boleh kau buat candaan! Kata pernikahan apa lucu bagimu?" Tatap Esna tak percaya.

Air wajah pria itu akhirnya berubah, seolah menyadari sesuatu "Aku-"

"Kenapa aku bisa menyukaimu ya. Dari lagumu- suaramu- aku ingin berpikir untuk berhenti- tapi harusnya aku tidak usah berpikir. ish...."

"Yak. Kau mengumpat? Disini?" Tatap Yoongi tak percaya saat Esna yang ia yakini mulai mengomel dengan bahasa yang tak dimengerti. Gadis itu lantas melipat bibirnya terpaksa berhenti menggumam saat sadar kalau mereka berdua sedang di depan Masjid.

"Pulang duluan sana!" Usir Esna sarkas seketika ia berlalu masuk ke area masjid meninggalkan Yoongi yang tak bisa berbuat apa-apa untuk menahannya.

"Padahal aku serius mengajakmu menikah~" Gumam pria itu pelan sambil menatap punggung Esna yang perlahan menjauh lalu menghilang.

Disi lain Esna melangkah sambil mendengus pelan mengingat detik-detik sebelum berangkat ke Korea, saat ia tengah berada di Masjid- sekarangpun ia ingin tau apakah setelah ini pilihannya adalah tetap berada di Korea melupakan kepingan cerita dari cinta masa lalunya, ataukah mengakhiri kontrak mengajar dan kembali saja ke Indonesia agar dapat melupakan Min Yoongi yang sangat dekat didepan mata.

🎶Pied piper

Beberapa menit telah berlalu setelah gadis itu menunaikan sholat dan banyak berdoa, Esna berniat melangkah keluar dari area masjid membawa tungkainya berjalan pelan tak ada semangat. Tak berbeda dengan candaan Yoongi, perkataan Pebi tentang Aditya masih terngiang-ngiang dikepalanya.

Tak berselang lama ponsel dalam tasnya kembali bergetar, mungkin dari Pebi lagi?

Gadis itupun menguak cepat isi tasnya, kalau-kalau Pebi punya informasi yang lebih mengejutkan lagi, namun ketika ponsel itu telah berada di genggamannya- kening Esna seketika menyerngit. Ia mendapat telpon dari sekolah.

"Yeoboseyo?"

"......."

Gadis yang tadinya tak bersemangat mendadak membola sampai menutup mulutnya sendiri karena terkejut. "Ya baiklah. Aku akan segera kesana!" Ujar Esna sambil memasukkan benda pipih itu kembali ke dalam tas, lantas berniat lari secepat kilat menuju halte bus, tapi sebuah suara menginterupsi langkah kaki gadis itu.

𝑷𝒊𝒆𝒅 𝑷𝒊𝒑𝒆𝒓 ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang