Chapter 12 - 열둘

730 96 12
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

Ff ini berisi konten sara'.
Bagi yang tidak nyaman, silahkan mundur teratur ya.

Selamat membaca

Setelah mengobrol cukup banyak dengan Jungkook, Yoongi kembali ke kamarnya dengan perasaan tak enak jua tak keruan.

Pria itu masih teringat akan obrolannya bersama Namjoon di studio tadi siang tentang Esna yang menjatuhkan USBnya, walaupun ia menganggap semua itu tak ada apa-apanya. Tapi jika file itu bisa ia dapatkan kembali, kenapa tidak?.

Namun ia teringat pula akan ucapannya pada Esna yang mengatakan bahwa gadis itu tak tau diri. Padahal Esna hanya ingin mencari tempat tinggal tanpa deposit.

Tanoa pikir panjang, pria itu lantas meraih ponselnya dan mengirim pesan.

Apa kau perlu tempat tinggal? Baiklah, sebagai gantinya kembalikan USBku dan bersihkan apartmentku setiap hari. Bagaimana?

Disisi lain Esna hanya bisa melongo menatap ponselnya tak percaya, ia berkali-kali membaca isi pesan Min yoongi yang terlalu mendadak setelah pria itu terang-terangan mengatainya tadi siang.

Aneh sekali.

Tapi kesempatan ini tak datang dua kali kan?

Ketika gadis itu hendak mengetikkan pesan untuk membalas pesan Yoongi, tiba-tiba sebuah panggilan video masuk. Bukan dari pria yang ada dalam pikirannya saat ini melainkan Jungkook, yang di dalam kontaknya bernama Kelinci tampan.

Esna yang terkejut makin terkejut mendapati Jungkook yang menelponnya, tapi bukankah ini keberunrungan. Gadis itu merasa senag karena saat di Jakarta ia berdoa ingin bertemu Yoongi untuk melupakan patah hati tapi ternyata diberi bonus melihat Jungkook, maknae boygroup itu.

Tapi bukankah Yoongi minta rahasiakan pertemuan mereka tadi siang, itu artinya sekarang ia harus pura-pura tidak tau.

"Halo... Kookie-ya~" sapa Esna pelan sambil melambaikan tangan di depan ponselnya.

"Eoh.. hmm... halo Noona" sapa Jungkook yang saat ini memakai masker. Setidaknya Esna tidak canggung. 

"Kookie-ya, ada apa?!"

Sejemang pria itu terdiam, namun berganti sorot mata yang menyipit tersenyum dibalik masker. Mungkin pipinya juga mulai memerah. "Hmm itu Noona, masalah tempat tinggal-."

"Ah- tidak apa-apa," ujar Esna tersenyum, menyangka jika Jungkook masih merasa bersalah prihal pria itu yang katanya tak bisa membantu.

"Sebenarnya aku ingin menawarkanmu tinggal di apartmentku, tidak perlu deposit. Jika mau, Noona bisa bayar perbulan." Ujar Jungkook sedikit ragu, pria itu pasti berusaha mengumpulkan nyali besar untuk menawari Esna tinggal di apartmentnya.

Giliran Esna yang terdiam beberapa saat, apa yang harus ia pilih. Bagaimana cara ia menolak Jungkook di saat waktu yang hampir bersamaan Min Yoongi juga telah menawarkan apartmentnya, tentu Esna ingin tinggal di kediaman idolanya itu.

"Eumm...., sebenarnya aku mau- tapi beberapa menit lalu aku sudah mendapat kediaman" ujar Esna canggung, merasa bersalah apalagi saat menatap sorot kecewa dari manik Jungkook.

"Benarkah?" Tanya pria itu lemah.

"Eoh.. tapi Kookie-ya, terimakasih banyak. Dari awal kau sangat baik padaku." Ucap gadis itu dengan senyum tulus.

"Harusnya aku menawarkannya sepuluh menit lebih cepat ya?!" lenguh Jungkook lagi.

Esna lantas terkekeh. "Nanti jika aku mau pindah lagi, kau orang pertama yang kuhubungi." Seru Esna lagi-lagi tersenyum sumringah.

𝑷𝒊𝒆𝒅 𝑷𝒊𝒑𝒆𝒓 ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang