Chapter 13 - 열셋

744 96 20
                                    

Uhuk uhuk... ada yang kangen?
Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

Ff ini berisi konten sara'.
Bagi yang tidak nyaman, silahkan mundur teratur ya.

Selamat membaca

"Apa kau nyaman denganku?" Tanya Yoongi pada sosok Esna yang seketika mendongak, saat ini mereka tengah berada tepat di bawah lampu gantung.

Yoongi tak perlu mengulang pertanyaan, Esna mengangguk beberapa kali sambil tersenyum dalam pelukan seorang Min Yoongi, ia sangat senang. Disisi lain si pria tertegun mendapati manik Esna yang berkilat coklat terang di sebrang matanya. Apa manik gadis itu berubah warna saat dibawah cahaya?

Walaupun terlalu senang, namun Esna masih berusaha menahan diri.

"Kau fansku?" Tanyanya lagi.

Tak ubahnya beberapa detik lalu, gadis itupun mengangguk yakin.

"Sudah kuduga. Kalau begitu berhenti nyaman!" Gerutu Yoongi singkat lagi datar.

Saking terkejutnya atas jawaban Yoongi, gadis itu bahkan sampai tergagap. "A-apa?"

Pria bernama Yoongi kini menoyor kepala Esna dengan telunjuk panjangnya hingga termundur, menekankan pada gadis itu untuk segera melepas pelukan dan menjauh se-segera mungkin darinya.

"Aku mengizinkanmu tinggal disini karena USB ku. Jadi jangan nyaman!" Ujarnya lantas berbalik menuju ruangan di lantai dua dengan wajah dingin lagi datar, tak ada ramahnya samasekali. Esna bahkan mencebik kesal mengutuk diri sendiri,- kenapa ia bisa menyukai pria sedingin itu.

Ya ya, ia tau Min Yoongi adalah idola dengan image seperti itu. Tapi bisakah bersikap lembut sedikit saja.

Kekesalan Esna terhenti saat ponselnya berdering- tanda panggilan dari adiknya. Gadis itu tersenyum senang seraya menggeser layar.

"Halo... Assalamu 'alaikum..." teriak dua adiknya serta sang ibu di belakang.

"Wa'alaikum salam~~~"... ujar Esna dengan senyum gembira. Telpon dari keluarga pun membuatnya melupakan makanan yang telah ia masak. Gadis itu melangkah menuju kamar berniat mengalihkan panggilan dari aplikasi pesan itu ke layar yang lebih besar agar ia bisa sedikit puas menatap sang Ibu.

"Gimana kabarnya Na? Di Korea enak?"

"Baik kok. Dibilang enak enggak, dibilang gak enak juga enggak Ma,"

"Lah.. gimana?"

"Ya gitu." Jawab Esna singkat sambil memasang Earphonenya.

"Eh. Tapi gajimu disana besar ya Na? masa kau ngirim uang dua kali gajimu disini, apa masih punya pegangan?"  Tanya sang ibu lagi

Esna sedikit mendengus lantas tersenyum, "memang cukup besar kok ma, tapi biaya hidupnya juga besar. Aku bahkan melakukan hal yang tak tau malu." Ujar gadis itu memejam kemudian.

"Apa itu? Bisa kerja sambilan?" Tanya sang ibu lagi.

"Hmm.. anggap saja begitu ma."

"Ma.. aku belum bertanya apapun pada kakak," oceh salah satu adiknya membuat Esna tersenyum.

"Ya yasudah sana." Ujar wanita itu seolah merengut.

"Kak Na, apa disana sudah punya pacar?"

"Hei... mengesalkan!"

"Benar! Bawa pulang pria sipit dan gagah, kalau perlu yang kaya raya untuk di tunjukkan pada Aditya. Buat dia menyesal telah memutuskanmu."

𝑷𝒊𝒆𝒅 𝑷𝒊𝒑𝒆𝒓 ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang