Chapter 21 - 스물 하나

575 86 11
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak untuk penulis dengan cara voment.

Ff ini berisi konten sara'.

Bagi yang tidak nyaman, silahkan mundur teratur ya.

Selamat membaca

"Yoon- gi~ya?" Gumam gadis itu pelan.

"Aku hanya mengingat kata Bandung, tapi tidak tau tepatnya dimana. Karena aku sudah lelah berputar setengah hari jadi kuputuskan untuk jalan-jalan kesini sambil melihat hal yang menarik." Ujar pria itu menatap polos, disisi lain Esna hampir saja meloloskan air matanya. "Dan akhirnya kau yang menemukanku lebih dulu." Sambungnya seolah tersipu.

Gadis itu langsung menghampiri si pria dan membawanya untuk masuk ke payung yang sama. Ingin sekali mengomeli panjang pria itu. "KAU! Bodoh sekali! kenapa menyusulku kesini, kalau kau tersesat bagaimana?"

Manik pria itu tiba-tiba melengkung segaris sambil mengusap pelan pucuk kepala gadis yang saat ini menatapnya syarat kekhawatiran. "Aku hanya ingin melihatmu untuk yang terakhir kali, karena besok aku akan pergi ke Amerika." Jeda Yoongi menggumam "Hm- mungkin kita memang harus berpisah tapi sebelum itu terjadi, izinkan aku bertemu orangtuamu."

"Kenapa? Apa urusanmu bertemu orangtuaku?"

"Ishh.. tidak bisakah kau iyakan saja tanpa menanyakan alasannya?," kesal Yoongi saat melihat Esna bertanya namun hanya menatapnya datar hampir tak ada ekspresi. Setidaknya gadis itu harus terkejut barang sedikit.

"Tentu saja aku ingin meminta izin untuk menjalin hubungan dengan anaknya." Sambung Yoongi mengeluh. Berbeda dengan tadi, kini sosok Esna berubah tercenung untuk kesekian kalinya. Memikirkan bagaimana cara Yoongi berinteraksi dengan sang mama.

Meminta izin? pria itu bahkan tak bisa berbahasa Indonesia.

"Kau tinggal membawaku ke rumahmu, soal bahasa akan kupikirkan nanti." Oceh pria itu seolah tau isi pikiran gadis yang maniknya kini berubah membola.

"Bagaimana?" Sambung pria itu lagi bertanya.

"Besok saja ya? Ini kan sudah malam."

Yoongi lantas merengut lucu, hampir mengguncang jiwa fangirl Esna lagi. "Tapi besok aku harus pergi, pagi-pagi sekali." Keluh pria itu terdengar sedih.

"Hm.. benarkah?"

"Eoh." Angguk pria itu pelan.

"Baiklah, kita- ke sana dulu menunggu dua adikku." Tutur Esna menunju gerbang keluar pekan raya, sambil perlahan melangkah diikuti pria yang kini mengambil alih payungnya.

🎶Pied piper

"Kau punya adik?" Tanya Yoongi memulai obrolan mereka sambil melangkah bersisian, harusnya ia tak perlu bertanya karena Esna sudah mengatakan hal itu tadi.

Hanya ingin berbasa-basi.

Keduanya berusaha menikmati pemandangan malam yang indah- walaupun semilir angin kian menusuk, namun suasana disana malah makin ramai.

"Eoh. laki-laki." Jawab gadis itu singkat.

"Benarkah?" Tanya Yoongi seraya menoleh pada Esna, sedekat mungkin dengan sisi wajah gadis itu. Pipi Yoongi menggembung gemas setelahnya, namun hal itu tak dilihat oleh sosok gadis yang kini memeluk dan menggenggam erat lengannya sendiri, mungkin gadis itu kedinginan.

"Apa sudah besar? Berarti dia bisa pulang sendiri kan? kita tak harus menunggunya. Aku tak mau dia mengganggu waktu kita!" Lanjut Yoongi disusul merengut masam yang dibuat-buat.

𝑷𝒊𝒆𝒅 𝑷𝒊𝒑𝒆𝒓 ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang