Suara sirine ambulance meraung dengan kencang memecahkan keheningan malam itu. Seperti debaran jantung Kiriya dan Pallad yang berdetak diatas batas normal ketika melihat kondisi Emu yang mengenaskan. Sepanjang jalan menuju rumah sakit mereka terus berdoa dan berharap agar Emu bisa selamat melalui malam ini dan segera kembali bersama mereka lagi.
Kepanikkan terjadi ketika petugas ambulance bersama Kiriya dan Pallad sampai di ER. Semua dokter dan perawat yang bertugas di ER terkejut ketika petugas ambulance membawa tubuh Emu, dokter muda yang sangat mereka kenal.
"Emu?!! EMU!!" Poppy berteriak histeris ketika melihat Emu dengan kondisi mengenaskan dibawa masuk ke ruang ER.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Poppy panik berusaha mendekat dan akhirnya dicegah oleh petugas ER.
"Kalian semua sebaiknya menunggu diluar! Kami akan melakukan yang terbaik untuk Houjou-sensei!" ucap satu dokter yang bertugas di ER itu dengan wajah yang terlihat khawatir melihat kondisi Emu.
"Emu berada di tangan yang tepat. Mereka pasti bisa menyelamatkannya! Kita harus percaya!" ucap Kiriya dengan nada getir masih terdengar di suaranya.
Kiriya mengajak Pallad dan Poppy untuk menunggu di ruang tunggu yang sudah disediakan. Mereka bertiga duduk dengan penuh kegelisahan. Kiriya tidak berhenti menggerak-gerakkan kakinya karena tidak tenang. Masih jelas dalam ingatannya kejadian ketika dia menemukan Emu tidak bernafas dalam bathup. Hatinya benar-benar sakit. Kiriya ketakutan, dia ketakutan kehilangan wanita yang sangat dicintainya itu. Pallad dan Poppy berpegangan tangan saling menguatkan dan berdoa agar malam ini menjadi malam terakhir untuk mimpi buruk Emu.
KRET! BRAK!
Pintu ruang tunggu itu digeser secara kasar dan tergesa-gesa. Hiiro masuk dengan wajah yang sangat gusar diikuti oleh Taiga, Kuroto dan Nico yang tak kalah paniknya.
Kiriya menatap Hiiro penuh dengan kebencian. Dia menghampiri Hiiro dan melayangkan bogem mentah ke arah Hiiro tanpa pikir panjang. Hiiro yang tidak siap dengan tindakan Kiriya terjatuh ke lantai dan terkejut memegang wajahnya yang terasa sangat panas karena pukulan yang dilayangkan oleh Kiriya. Hiiro tersulut emosi dan berlari ke arah Kiriya membalas pukulannya dengan tinju yang sangat keras.
"WOY! BERHENTI KALIAN BERDUA!" Taiga berteriak dan melerai mereka berdua.
Bukannya menghentikan perkelahian, mereka berdua semakin emosi dan tetap berusaha memukul satu sama lain. Bahkan Taiga hampir terkena pukulan Kiriya yang ditujukan untuk Hiiro. Kuroto segera menahan Kiriya dan menariknya menjauh dari Hiiro, sedang Pallad menarik tubuh Hiiro dan berusaha menenangkan Hiiro. Walaupun begitu mereka berdua masih saja mencoba menyerang tidak mau mendengarkan yang lain. Keributan yang terjadi di ruang tunggu mau tidak mau menarik perhatian penghuni rumah sakit yang lain.
"CUKUP KALIAN BERDUA! HENTIKAN SEKARANG JUGA!" mendadak Haima datang lalu membentak mereka berdua.
Semua orang terdiam menatap Haima yang terlihat sangat marah dan tidak percaya dengan ketidak profesional yang mereka tunjukkan.
"Jika kalian ingin berkelahi, silahkan lanjutkan diluar!" tegas Haima lagi mempersilahkan mereka berdua seraya menunjukkan pintu keluar.
Kiriya dan Hiiro memutar mata mereka dongkol. Mereka melepaskan diri dan pegangan teman-teman mereka secara kasar dan merapikan pakaian mereka. Poppy dan Nico yang melihat kejadian itu hanya bisa menangis seraya berpelukkan satu sama lain.
"Dengan bertengkar seperti ini , kalian tidak akan bisa mengembalikan Houjou-chan seperti sedia kala! Aku mohon kalian bertidak lebih dewasa lagi!" ucap Haima kali ini dengan nada memohon kepada Hiiro dan Kiriya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF] 𝔹ℝ𝔼𝔸𝕋ℍ𝕃𝔼𝕊𝕊 [✔️] #Wattys2021
Fanfiction[COMPLETE] Tidak bisa bernafas, tidak bisa berteriak, tidak bisa berbicara. Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk Houjou Emu ketika dia memilih cinta yang salah. Mengapa dia tidak pernah beruntung dlam memilih cinta? Mengapa dia hanya mendapatka...