Chapter 19: Promise On Renegades

444 119 187
                                    

Helikopter mendarat di helipad yang berada tepat diatas RS.Seito. Petugas medis telah menunggu kedatangan mereka setelah mendapat perintah dari Hinata Kyotaro yang tidak lain adalah menteri kesehatan saat ini melalui Haima, sang direktur rumah sakit.

Dengan gerakan cepat dan terorganisir dengan baik, petugas medis dengan sigap memindahkan tubuh Emu dan segera membawanya. Date dan Hiiro berjalan mengikuti para petugas media seraya secara bergantian menjelaskan kondisi Emu terakhir, sedangkan yang lain mengikuti mereka dengan perasaan campur aduk.

Mereka mengikuti hingga menuju ER, para petugas media meminta mereka semua untuk menunggu di ruang tunggu. Date dan Hiiro yang awalnya bersikeras melakukan prosedur operasi ditolak oleh petugas medis dan Haima. Direktur rumah sakit menjelaskan jika menteri kesehatan tidak mengijinkan mereka sementara waktu untuk melakukan kegiatan pembedahan. Haima tidak menjelaskan alasan mengapa Kyotaro melarang mereka. Namun Hiiro dan Date mengerti, kemungkinan mereka berdua akan mendapatkan sanksi akibat perbuatan mereka. Pada akhirnya mereka dengan setengah tidak rela membiarkan dokter lain menangani Emu yang kini tengah berada diujung kesadaran.

Begitu pintu ER ditutup, Haima menggiring mereka semua menuju ruang tunggu. Mereka semua duduk di sofa tanpa mengeluarkan suara apapun. Hening, sehingga mereka bisa saling mendengar suara deruan nafas gelisah satu sama lain. Hiiro, Date dan Reiko terlihat paling frustasi. Reiko dalam dekapan Takashi hanya bisa menangis sesungukan sambil mengguman doa untuk keselamatan Emu. Takashi yang melihat istrinya begitu terluka terlihat tidak bisa mengendalikan ekspresi gelisah di wajahnya.

Apa yang harus dia lakukan untuk menenangkannya?

Takashi kemudian melihat kearah Date yang terlihat gusar dan menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, tubuhnya bergetar seakan menahan lara yang dia rasakan. Kini Takashi hanya bisa merasakan perasaan bersalah menyelimuti hatinya. Dialah yang menggiring Date menjadi seperti ini, dialah yang harus disalahkan karena telah membiarkan sang putra tumbuh dengan racun yang telah mempengaruhi perilaku anaknya itu.

Terlambatkah dia menyesali ini semua?

Mendadak pintu ruang tunggu dibuka membuat perhatian semua orang menuju kearah sumber suara. Kyotaro muncul dengan wajah yang terlihat sangat marah namun masih berusaha mengendalikan emosinya agar tidak meluap.

"Kamishiro-san, Hagino-san! Ternyata kalian berada disini juga?" ucap Kyotaro dengan nada ketus dan menatap kedua pria itu dengan enggan.

Takashi dan Heizou hanya mengangguk enggan menjawab pertanyaan dari sang Menteri Kesehatan. Sepertinya masalah ini menjadi lebih rumit, karena Menteri Kesehatan telah ikut campur dalam masalah ini.

"Aku sungguh kecewa dengan kalian semua!" Kyotaru berjalan menuju arah Haima, Hiiro dan Kiriya dengan wajah yang terlihat sangat kecewa.

"Terutama padamu Kagami-san! Seharusnya kamu bisa mencegah mereka melakukan tindakan bodoh seperti ini!" seru Kyotaro dengan wajah mengeras menahan suaranya agar tidak meninggi.

Haima hanya menundukkan kepala, dia menyadari dia telah melakukan kesalahan fatal. Namun semua sudah terlanjur terjadi, mereka tidak bisa mengembalikan waktu. Hiiro, Kiriya bahkan Pallad merasa sangat bertanggung jawab dengan semuanya. Mereka juga merasa sangat bersalah membiarkan Haima terlibat dalam masalah ini dan mengancam posisinya sekarang.

"Kita akan membahas sanksi apa yang pantas untuk kalian setelah Hanaya datang!" ucap Kyotaru yang menyadari jika Taiga tidak berada bersama mereka.

"Dan anda Hagino-san! Beraninya anda membiarkan Putra Anda berbuat seenaknya hingga mengorbankan banyak orang! Tidak bisakah Anda mendidik Putra Anda lebih baik dari ini?" seketika Kyotaro melontarkan kalimat tajam dan melirik Takashi dengan intens.

[FF] 𝔹ℝ𝔼𝔸𝕋ℍ𝕃𝔼𝕊𝕊 [✔️] #Wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang